Aku gatau nama kapal Hyunjin sama Jinyoung itu apa hwhw
.
.
.
“Apa? Kau bilang sesuatu?”
Bae Jinyoung— pemuda manis dengan visual unreal dan wajah mungil yang lekat dengan imagenya itu menyentuh bahu pemuda tampan di sebelahnya.
Suasana ramai di sekitar membuat Jinyoung agak samar mendengar ucapan temannya itu. Hiruk-pikuk berbagai macam cabang olahraga yang diperlombakan oleh ajang olahraga yang rutin diadakan dua kali dalam setahun ini membuat Jinyoung antusias. Juga sedikit sedih.Pasalnya, kali ini ia tidak ikut serta dalam cabang olahraga mana pun mengingat kondisinya yang kurang fit lantaran jadwal yang terlalu padat. Tahun-tahun sebelumnya pemuda manis itu selalu menjadi perwakilan grupnya untuk cabang bowling bersama seorang rekan yang lain.
“Tidak jadi. Pinjam ponselmu, hyung.” Jawab Hyunsuk, sosok yang sedari tadi duduk di samping Jinyoung.
Diambilnya ponsel milik sang hyung yang tergeletak dan membuka passwordnya dengan lancar.
“Aku ingin ambil selca,” ujar Hyunsuk seraya menekan ikon bergambar kamera. Layar ponsel itu langsung saja menampilkan wajah mungil Jinyoung yang tengah melihat ke arah lain.
“Tidak jadi deh, aku mau ambil fotomu saja e— eh hyung—“
Jinyoung yang sadar bahwa Hyunsuk membidik kamera ke arah wajahnya yang bengong pun merebut ponselnya, lantas mendorong tubuh bongsor sang maknae dan duduk di atas perut pemuda itu.
“Huh, mau mengerjaiku ya?” tuduh Jinyoung dengan wajah yang dibuat segarang mungkin. Tak menyadari Hyunsuk yang kaget setengah mati karena ulahnya ini.
“H— hyung, kenapa kau naik ke atas tubuhku?”“Karena kau mengerjaiku!” dengus Jinyoung kesal. Ia kembali meraih ponselnya lagi, kali ini membidikkan kameranya ke wajah Hyunsuk yang masih terbaring di bawah.
“Aku akan mengambil foto lu— eh, kenapa wajahmu merah sekali, Hyunsuk?”
Yang ditanya malah mendadak gagap. Pikiran-pikiran liar yang sempat memenuhi otaknya mendadak buyar, ia malah kelihatan panik.
“T— tidak! Kau, makanya jangan menggodaku!”“... siapa yang menggodamu?”
“Mau tanggung jawab kalau aku tiba-tiba menginginkanmu, Bae Jinyoung?” tanya Hyunsuk dengan suara rendah dan tatapan tajam— menyorot tubuh Jinyoung yang masih duduk di atas perutnya dari atas sampai bawah.
“Ka— kau ini menyeramkan!”
Sang maknae tertawa melihat wajah panik hyungnya itu. Ia menepuk paha Jinyoung pelan, mengisyaratkan pemuda manis itu untuk turun dari atas tubuhnya, “Sana turun, selamatkan dirimu sebelum aku benar-benar menyerangmu saat ini juga.”
“Yak!!”
.......
“Menurutmu dia serius akan menuruti permintaanku?”
Sosok pemuda tampan dengan setelan training pink dan kaos biru muda itu bertanya— setengah menggumam pada dirinya sendiri.
“Aku tidak tahu kau bertanya pada siapa dan siapa pula orang yang kau pertanyakan itu, Hwang Hyunjin?”
Hyunjin— salah satu pemuda kelahiran 2000 dari Stray Kids mendengus pelan. Netranya tak berhenti memandangi seseorang di sisi lain stadion itu. “Siapa lagi kalau bukan dia, Felix.”
Temannya itu— Felix— mengikuti arah pandang Hyunjin dan mendapati sosok pemuda manis yang tak asing lagi tengah bergurau dengan pemuda lainnya. Ia tertawa mengejek.
“Astaga, aku tak menyangka kisah cintamu semenyedihkan ini.”
“Apa maksudmu?” balas Hyunjin tak terima, tak lupa dengan gesture hendak memukul kepala temannya itu.
“Kisah cintamu— kau menyukai Bae Jinyoung tapi ia sudah punya pacar?”
“SIAPA PACAR BAE— aishh! Jinyoung tidak punya pacar!”
“Lalu kau berharap?”
Hyunjin menghela napas, sesaat kemudian tersentak kaget menyadari sosok yang ia pandangi sejak tadi menatapnya sembari melambaikan tangan.
“Aku sudah mengatakannya.”
“Apa?! Kau menembak Bae Jinyoung? Sungguh?” tanya Felix heboh. Namun suaranya ia tahan agar tak terdengar kemana-mana.