Cat Mom (2/3) ▪︎ NielDeep

321 45 14
                                    

Daniel berlari kecil di sepanjang jalan perumahan yang masih cukup asing baginya. Dengan setelan training dan headband di dahi, ia terlihat seperti tengah sungguh-sungguh berolahraga. Walau nyatanya itu hanya alibi.

Sejak sejam lalu, terhitung dari pukul tujuh pagi tadi ia tak berhenti mengamati nomor rumah yang ia lalui. Memastikan ia tak melewatkan rumah dengan nomor dan ciri-ciri yang telah diberitahukan. Menurut informasi dari Woojin, di situlah Bae Jinyoung tinggal.


“Apa Woojin menipuku, ya?”

Daniel berhenti berlari. Menyapu rambut birunya dengan jemari tangan seraya memandang berkeliling.

Bisa jadi ia justru tersasar, mengingat ia baru tinggal di lingkungan ini beberapa hari lalu. Selama ini ia lahir dan tumbuh di Busan setelah akhirnya sang ayah menyuruhnya untuk mengelola salah satu cabang pet shop di Seoul. Berakhir dengan dirinya justru sudah seperti penguntit aneh yang diam-diam mencari kediaman seorang bocah sekolahan.


“Kalian datangnya pagi sekali, huh?”


Telinga Daniel dengan cepat menangkap suara yang akhir-akhir ini begitu familier. Hati-hati ia mendekati sebuah rumah yang ternyata hanya berjarak kurang dari 5 meter dari posisinya sekarang.

Itu Jinyoung, pemilik rumah yang tengah ia cari-cari sejak tadi. Pemuda manis yang masih mengenakan piyama itu menggendong seekor kucing berwarna putih, berdiri di dekat pagar bersama dua ekor kucing lainnya yang tak jauh. Salah satunya berwarna cokelat muda dan seekor lainnya berwarna keabuan.

“Kalian tahu hari ini aku libur, huh? Jadi aku bisa bermain dengan kalian sejak pagi, begitu?”

Senyum Daniel tak mampu ditahan kala melihat pemandangan lucu dan polos di hadapannya. Jinyoung saat berhadapan dengan kucing-kucing liar itu jelas jauh berbeda dengan Jinyoung yang selalu berusaha mengacuhkannya.

“Ayo masuk, aku membelikan kalian sesuatu yang baru beberapa hari lalu.”

Ah, tidak. Jinyoung sudah mau kembali masuk ke dalam rumah. Daniel harus melakukan sesuatu jika tidak mau harus pulang setelah hanya melihat Jinyoung kurang dari lima menit— pun dari kejauhan.


“Hei, kucing!!— yang pakai piyama!”

Panggilannya tak membuat Jinyoung berhenti menutup pagar rumah. Daniel meringis, lantas berlari kencang ke depan rumah pemuda itu bahkan tanpa sadar mendorong pagar rumah Jinyoung hingga timbul bunyi berisik.

“Kau— apa yang kau lakukan di depan rumahku?” sengit Jinyoung. Dibawanya ketiga kucing liar itu menjauh, seolah Daniel penculik anak.

“Aku mencari rumahmu dari tadi hehe.”

Jinyoung terdiam sesaat. Pria di hadapannya ini bahkan tidak repot-repot mencari alasan untuk menutupi niatnya.

“Sekarang sudah ketemu, kan? Sana pulang,” usir Jinyoung. Melengos pergi dengan kucing putih digendongnya dan dua ekor lainnya mengikuti.

“Boleh aku minta air minum?” Daniel memelas. Ia tidak haus tapi perlu sesuatu untuk menahan Jinyoung.

Tsk— tunggu di sana, biar aku ambilkan.”

“Tidak diajak masuk?”

“Kau tidak bisa dipercaya karena kau orang asing. Kalau tidak mau, ya sudah.”

Daniel meringis dalam hati, pagar rumah yang masih terbuka sedikit dan cukup untuk ia lalui itu membuatnya ragu. Kalau ia memaksa masuk, Jinyoung pasti akan semakin mengira dirinya orang aneh yang berniat jahat.


“Siapa nama— nama kucing-kucingmu itu, Bae Jinyoung?”

Langkah Jinyoung terhenti. Entah mengapa pertanyaan Daniel membuatnya antusias. Pemuda manis itu memang senang sekali kalau ada orang yang tertarik dengan kucing-kucing liar yang selalu datang ke rumahnya ini.

“Yang coklat ini namanya Sukie, yang abu-abu Ujinie, dan yang sedang kugendong Guanie. Mereka lucu, kan?”

Sebenarnya nama-nama itu terdengar aneh bagi Daniel, tapi berbicara jujur hanya akan membuatnya ditendang langsung dari sana.

“Hey, sebentar. Yang ini Ujinie?!”

Precious B♡ (oneshoot compilation)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang