Prologue

8.7K 637 24
                                    


D I S C L A I M E R   &  C O P Y R I G H T

All Right reserved

Copyright2019® by Blackwhispers98


Cerita diawali dari Kim Taehyung anak pertama dari pasangan Kim Myung Soo bersama Kim Soo Hee, si pengusaha sukses pemilik perkebunan anggur di Daegu.

Tanah luas berhektar-hektar, pabrik penghasil anggur terbaik yang berhasil diekspor dalam jumlah besar menuju pasar Eropa. Aroma serta citarasa yang dihasilkan oleh anggur langka tersebut mampu menarik sebagian para pecinta anggur di luaran sana. Jangan tanya seberapa banyak keuntungan yang dihasilkan dari penjualan anggur tersebut, yang pasti cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup anak cucu mereka, pun menjadikan nama keluarga Kim cukup terpandang di Daegu. Selain karena harta melimpah layaknya air laut yang tak pernah surut, keluarga mereka pun dikenal dengan turunan darah bangsawan sejak jaman dahulu.


Rumah mewah bak istana, tanah luas, deretan mobil-mobil mahal, dan jangan lupakan tumpukan uang dalam rekening pribadinya. Dapat di pastikan, seluruh harta kekayaan yang dimiliki oleh Kim Myung Soo dengan otomatis akan jatuh pada kedua tangan anak mereka suatu hari nanti, Kim Taehyung juga Kim Mingyu.

Namun, bukan itu yang Taehyung harapkan dari kedua orang tuanya. Sebagai anak yang tumbuh tanpa pengawasan, hanya sedikit kasih serta perhatian yang ia inginkan. Terutama dari sang ibu yang seharusnya merawat dan membesarkan anak-anaknya dengan penuh kasih sayang.

Sejak kecil, sepanjang Taehyung bisa mengingat, ia tak pernah mendapatkan pelukan hangat dari sang ibu sembari berkata:"Bagaimana harimu sayang?"  di penghujung hari disertai kecupan manis pada pucuk kepalanya ataupun usapan lembut pada surai coklat madunya dari sang ayah sembari berkata: "Kau hebat nak." setelah ia berhasil membawa trofi kemenangan pada olimpiade basket saat masih sekolah dasar dulu.

Taehyung kecil hidup dalam penekanan, tak ada dunia luar serta sejuta keindahan yang dapat di jumpai kedua iris coklatnya, bahkan anak itu tak memiliki waktu untuk sekedar bermain hujan-hujanan bersama teman-temannya di halaman rumah. Yang ia tahu, hanya belajar dan belajar demi mengimbangi ekspektasi kedua orang tuanya yang membumbung begitu tinggi dan mereka taruh pada kedua pundak kecil Taehyung.

Disaat anak seusianya bebas bermain, yang Taehyung lakukan hanya memandang mereka di balik kaca rumah megahnya sembari mendekap buku pelajaran dengan sorot mata menyedihkan.

Disaat anak yang lain tertawa dengan bahagia bersama teman-temannya, Taehyung harus puas hanya dengan memandang buku buku yang berserakan pada meja belajar. Karena bagi Taehyung kecil, buku adalah teman yang begitu akrab dengannya setiap hari, teman yang selalu setia menemaninya.

Didikan orang tua yang keras mampu menjadi pondasi utama bagi kepribadian seorang anak, begitu pula yang Taehyung rasakan. Kedua orang tuanya selalu memandang Taehyung dengan sorot kekecewaan jika anak itu gagal mendapat peringkat pertama di sekolah, dan ironisnya setelah itu, bukan hiburan atau pun kata-kata penyemangat untuk kembali membangkitkan rasa kepercayaan diri dalam relung hati sang anak.

Mereka malah membebankan dan menyibukkan Taehyung dengan menjejali segala macam rupa pelajaran. Mulai dari les matematika sampai dengan les piano. Dari pulang sekolah sampai ia hampir terlelap di malam hari. Agendanya penuh. Harinya sibuk, tak ada waktu untuk sekedar menikmati kodratnya sebagai seorang anak-anak.

Under The Shadow✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang