Chapter 10 || Segenap Misi Balas Dendam

3.7K 537 84
                                    

LANGIT gelap di pinggiran kota diliputi suasana sepi ketika malam menjemput

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


LANGIT gelap di pinggiran kota diliputi suasana sepi ketika malam menjemput. Dentingan suara lonceng angin terdengar nyaring, diiringi ketukan di permukaan pintu pada sekon berikutnya sukses menyita atensi si gadis dalam rumah sewarna putih tulang dengan cat yang telah mengelupas di beberapa bagian.

Ahrin menghentikan aktivitasnya sejenak, menutup layar laptop kemudian beranjak, berjalan gontai menuju pintu bersama langkah terlampau malas. Namun tepat ketika pintu terbuka, si gadis sontak mengernyitkan dahi merasa heran. Menatap sekeliling pelataran rumah seraya menggaruk tengkuk yang tak gatal, memastikan siapa orang yang sengaja berbuat jahil dengan mengetuk pintu rumahnya dari luar.

Alis tipisnya kembali berkerut lebih banyak ketika mendapati paper bag dengan merek makanan cepat saji ternama dibalur aroma burger yang menguar, sukses membuat perutnya berdemo seketika.

Ah, ralat. Bukan orang jahil ternyata, melainkan orang baik yang sengaja mengalungkan makanan di kenop pintu secara rutin beberapa bulan terakhir. Orang baik yang entah kebetulan mengetahui isi dompet si gadis yang selalu menipis dan nyaris mengering pada akhir bulan.

"Siapapun di sana. Terimakasih banyak!" ujar Ahrin seraya membungkuk pada angin kosong, lalu terburu-buru membawa bingkisan dalam genggaman memasuki rumah.

Masa bodoh. Ia tidak pernah mencari tahu siapa pelaku yang sengaja menggantung makanan di balik pintu selama beberapa waktu terakhir, selagi hal tersebut tidak merugikan atau sang pelaku menaruh beberapa butir racun ke dalam makanan yang bisa membuat nyawanya terancam, Ahrin tidak peduli.

Gadis itu juga tidak serta merta merasa besar kepala, menuding jika pelaku di balik itu semua dilakukan oleh sang pengagum rahasia yang sengaja mencuri perhatiannya. Barangkali, hanya orang baik yang merasa kasihan melihat rumah tak layak huni dan menganggap ia hanyalah seorang nenek renta yang sendirian di masa tua dalam rumah usang tidak terawat. Entahlah.

•••

Dalam cahaya remang dari lampu tidur redup di samping ranjang, Taehyung menghentak brutal seraya memberikan beberapa pukulan kuat pada sang lawan main. Meninggalkan jejak lebam kebiruan pada sekujur tubuh gadis tanpa busana yang ditungganginya dalam ketidak warasan. Sementara satu gadis lain terkapar mengenaskan dengan darah mengering, menghiasi sudut bibir merah terang bersama badan terkulai lemas di atas lantai dalam keadaan tak berbusana.

Jambakan kencang pada rambut panjang sewarna caramel semakin mengerat seiring terjangan di belakang tubuh si gadis kian menguat. Taehyung menarik paksa rambut gadis sewaannya hingga mendongak dan nyaris terlepas dari kulit kepala tepat ketika pelepasan hendak segera datang.

"Bitch, servicemu kurang memuaskan!" umpat Taehyung kesal, sembari melempar kondom bekas secara asal pada sudut ruangan. "Aku akan memotong setengah harga yang sudah kujanjikan pada Namjoon."

"Kau sudah menyiksa kami semaumu hanya karena kami tidak memenuhi standar mu, lalu kau masih akan memotong setengah upah kami yang tidak seberapa?" Si gadis yang tersungkur di bawah lantai menatap Taehyung nyalang. "Kau licik!"

Under The Shadow✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang