Jika suka, tinggalkan vote dan komennya yaa!!
HARI minggu selalu menjadi hari terbaik sepanjang masa. Tidak ada jadwal kuliah. Tidak ada kegiatan. Dan yang paling penting, tak ada kegaduhan di pagi hari. Ahrin bisa bebas bercumbu panas dengan ranjang dari sejak matahari tenggelam sampai kembali tenggelam pada hari berikutnya.
Agendanya hari ini hanya bangun siang, lalu bergulung dan berguling-guling seperti trenggiling di atas ranjang sepanjang hari. Sebab, hanya itulah definisi hari yang menyenangkan untuk seorang gadis pemalas seperti Song Ahrin.
Sampai tepat pada pukul tujuh pagi, seseorang menggedor pintunya dengan bar-bar bak seorang gadis yang hendak diperkosa secara beramai-ramai.
"Oh shit, orang gila mana yang menggedor pintu orang dengan brutal tepat di jam tujuh pagi?"
Mendengus malas, turun dari ranjang, menyeret langkah menuju pintu utama. Menatap sejenak pintu yang bergetar dengan gedoran brutal di baliknya, Ahrin nyaris hendak membawa pemukul bisbol untuk meluluh lantakkan siapa pun di balik pintu tersebut, jika saja senyuman konyol Jungkook tidak terlihat menyembul dari balik jendela kaca yang tidak tertutup tirai.
Tidak lagi heran kalau saja pintu bisa bergetar hebat, sebab seseorang di balik pintu memang mempunyai tenaga luar biasa layaknya Hulk yang tengah bertransformasi. Sumpah, Jeon Jungkook dan cengiran bodohnya adalah hal yang paling enggan Ahrin temui di pagi hari yang indah ini.
Tanpa rasa berdosa setelah membangunkan tidur lelap sang pemilik rumah dengan cara yang tidak aesthetic. Pria bergigi kelinci dengan satu kantong kresek ditangannya mendorong bahu Ahrin berlalu memasuki rumah tanpa permisi, menyimpan barang bawaan di atas meja, menyalakan televisi kemudian berbaring dengan tenang di atas sofa.
"Ambilkan aku jus dingin. Aku haus."
Dasar sinting!
Jika saja itu bukan Jeon Jungkook yang sering mentraktirnya makan tatkala uang mulai menipis di akhir bulan. Sudah pasti, Ahrin akan menyeretnya ke dalam toilet lalu menenggelamkan pria sinting itu ke dalam closet. Flush dan bye!
Dengan hati yang bercokol kesal, Ahrin mencoba menetralkan emosinya. Beranjak menutup pintu kemudian mendudukkan diri di atas sofa, turut menatap televisi sembari menguap lebar. "Mau apa kemari pagi-pagi? dan itu apa yang kau bawa?" gadis itu melirik sedikit kantong yang tertera di atas meja melalui ujung matanya.
"Itu pangsit rebus untuk kau dan aku sarapan. Aku bisa menebak, jika hari ini kau akan sarapan dengan satu mangkuk sereal jagung tanpa susu. Maka dari itu, aku datang kemari membawakan mu makanan," ujarnya merasa bangga, berlagak seolah-olah telah menjadi super hero dadakan.
Bukan merasa senang dengan pandangan mata yang melebar disertai senyum bahagia mendapat makanan gratis seperti biasa. Gadis itu malah memicingkan mata, menatap Jungkook penuh selidik. "Tidak biasanya."
Sebelum Ahrin menodongnya dengan pertanyaan dan tuduhan yang justru akan terdengar konyol, Jungkook dengan cepat menukas, "tenang saja, aku tidak sedang menyogokmu. Tapi kalau kau tidak mau, kurasa perutku masih bisa menampung semuanya."
Merotasikan mata malas, meraih kantong plastik di atas meja, membuka bungkus sterofoam putih tersebut. Tanpa menunggu Jungkook, Ahrin memulai sesi sarapannya lebih dulu.
Jungkook tersenyum melihat Ahrin memakan makanannya begitu lahap, persis layaknya seorang gelandangan yang tidak mendapat jatah makan selama satu minggu lamanya. Maka pria itu lantas menepuk pucuk kepala Ahrin bersama senyuman yang mengembang, "kau tidak masuk kelas selama beberapa hari. Aku tahu kau tidak memiliki uang untuk membayar ongkos bus. Jadi aku khawatir, kau juga tidak mempunyai uang untuk membeli makanan beberapa hari ke depan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Under The Shadow✔
Fanfic[COMPLETED] ˡᵘˡᵘˢ ᵏᵘˡᶤᵃʰ ᵗᵉᵖᵃᵗ ʷᵃᵏᵗᵘ, ᵐᵉᶰᶜᵃʳᶤ ᵖᵉᵏᵉʳʲᵃᵃᶰ ᵗᵉᵗᵃᵖ, ᵐᵉᶰᶤᵏᵃʰ, ᵈᵃᶰ ʰᶤᵈᵘᵖ ᵇᵃʰᵃᵍᶤᵃ. Namun nyatanya, hidup tidak sesederhana apa yang Ahrin tata dalam list sejak awal. Apalagi ketika ia terjerat dalam pesona sang cassanova kampus, hamil diluar...