Chapter 8 || Zero Hour

4.6K 565 59
                                    

A

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

A

degan ini penting untuk kelangsungan cerita. Yang tidak suka adegan NC mohon di lewat saja. Tinggalkan kritik dan saran dong, untuk penulisan NC aku yang kata beberapa pembaca, penulisannya terlalu vulgar. Supaya aku bisa memperbaikinya lain kali. See you💜




ENTAH sejak kapan dirinya berhasil terhipnotis oleh gerakan jemari Taehyung, Ahrin tidak menyadari jika kini ia berada tepat di antara kedua kaki sang pria, keduanya masih menghadap televisi menyala yang menampilkan cuplikan adegan serta erangan-erangan erotis di sana.

Taehyung membuka satu persatu kancing piyama si gadis, menciumi tengkuk seraya sesekali menjilat cuping telinga Ahrin. Kedua tangannya begitu betah mempermainkan gundukan sekal yang belum sempat terjamah oleh siapapun. Merayap masuk ke dalam bra, memelintir ujung puting yang telah mengeras, sukses menjadikan gadis itu mengerang dengan mata terpejam erat.

Ahrin tahu, perbuatan mereka kelewat salah. Ia dan Taehyung tidak memiliki hubungan apapun yang bisa membenarkan perbuatan mereka. Hanya mengandalkan kedekatan saja tak bisa menjamin kalau-kalau perasaan mereka memanglah sama.

Namun, gadis itu tidak bisa menyembunyikan rasa penasaran yang bergejolak dalam dada. Jujur saja, Ahrin penasaran akan rasa percintaan yang kerap kali gadis-gadis di kelas bicarakan bersama teman wanita mereka. Membanggakan betapa hebat pacar mereka menggempur di atas ranjang. Merasakan sesuatu yang katanya menyenangkan dan belum pernah ia rasakan. Membagi kehangatan tubuh, saling melahap, menikmati hujaman layaknya sang tokoh wanita yang terlihat begitu antusias, menjerit-jerit pada layar televisi di hadapan mereka.

Piyama teratas telah tanggal, begitu pula bra yang dengan mudah Taehyung lepaskan. Baju teratas Ahrin jatuh di atas lantai, pria itu membuangnya begitu saja sementara tubuh si gadis dibawa memutar untuk saling menghadap. Kilatan gairah membara dapat Ahrin temukan dalam netra sayu Kim Taehyung bersama napas yang kian memburu.

Seakan tidak mengijinkan Ahrin menyelam dalam netranya lebih lama, Taehyung lantas memagut bibir si gadis terkesan lapar, agak kasar dan sedikit basah. Mengobrak-abrik lidah. Menggelitik langit-langit mulut kelewat handal. Untaian saliva terjuntai seiring bibir Ahrin kian membengkak.

Seolah tak puas menghajar bibir Ahrin yang telah memerah tebal, Taehyung menjauhkan wajahnya kemudian turun menuju dada. Menghisap, menjilat, menggigit, meninggalkan bercak kemerahan di beberapa bagian. Menjadikan gadis itu melenguh dalam nikmat.

Pusat mereka saling bergesekan, begitu pula celana piyama Ahrin yang telah terlampau basah. Taehyung membawa jemarinya mempermainkan selatan si gadis dari luar celana seraya berbisik, "I can't hold back anymore."

Menggigit bibir bawah kuat, menahan desah memalukan yang nyaris lolos tak dapat dikendalikan. Ahrin mencengkram pegangan sofa erat, merasakan sesuatu yang bergerak memutar searah jarum jam di bawah sana. Perlahan namun pasti, jemari Taehyung merangkak ke dalam celana piyama, mempermainkan intinya tanpa terhalang apapun lagi. Sebelum merasakan suatu benda tumpul mendesak, memaksa masuk, meninggalkan sensasi panas agak perih pada selangkangannya.

Under The Shadow✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang