Yes, sir (1)

63.3K 642 1
                                        

Great! aku bangun kesiangan, ketinggalan kereta, dan sekarang aku harus berlari menerobos hujan yang cukup deras untuk masuk ke kelas logika di gedung A. Salahku memang yang terlalu asyik membaca novel fifty shades of freed, tapi novel itu memang membuatku penasaran. mr.grey, anna steele,dan semua adegan panas mereka.. ah sudahlah! bukan waktu yang tepat untuk memikirkan itu ashley.

aku melirik jam tangan ku yang menunjukan pukul 9 lewat 5. aku sudah telat 5 menit, dan tinggal tersisa 10 menit lagi agar aku diizinkan masuk ke dalam kelas. Belum lagi omelan mr.Jonas yang panjang lebar saat aku tiba di kelas nanti. Kenapa dosen itu masih mengajar sih? bukannya ia lebih baik menikmati hari tua nya dirumah, memancing, atau apalah. ketimbang harus mengajar dan mengomeliku setiap kelas nya. 

Dengan menarik nafas panjang aku perlahan membuka pintu kelas di lantai 3 gedung itu. Aku memejamkan mata berharap ada keajaiban bahwa mr.Jonas tidak datang hari ini dan aku akan bebas dari omelan tak bermutunya.

Aku melirik ke arah teman-teman ku yang menyadari kedatangan ku, mereka semua memandangku heran, tak terkecuali anna, sahabatku yang hanya bisa menggelengkan kepala melihatku lagi-lagi terlambat masuk kelas.

"ehm" aku menoleh ke arah meja kayu berbentuk podium yang biasanya ditempati mr.Jonas sepanjang kelas, dan.. hey, tunggu, sejak apan mr.Jonas berambut coklat, dan wajahnya terlihat muda? wait, itu bukan dia! itu bukan mr.Jonas!! 

"ada yang bisa saya bantu nona" ucapnya mengerutkan keningnya

"um, maaf, saya terlambat" ucapku memberikan senyum termanis yang kumiliki

"oh,okay, silahkan duduk" ucapnya santai. aku tersenyum kecut padanya saat ia memandangku dengan tatapan mengintimidasi, menelusuri ke dari atas kebawah lalu ke atas lagi. aku tak mempedulikannya lalu berjalan melalui nya menuju bangku di pojok kelas persis di sebelah anna.

"ada apa denganmu?" tanya anna setengah tertawa

"tak usah meledek, pagi yang buruk" jawabku singkat

aku mengambil beberapa helai tissue dan mengelap rambutku yang setengah basah, setelah selesai aku mencepol tinggi rambutku dan memulai fokus pada dosen pengganti yang aku tak tau namanya.

"kalian bisa membaca teks yang ada di halaman 67, saya berikan waktu 10 menit, saya ada urusan sebentar diluar. mohon tetap tertib"

 dosen baru itu lagi-lagi menatapku sebelum bangkit dan keluar kelas. apa yang salah denganku? apa aku terlihat aneh?

"dia siapa?" bisikku pada anna yang sedang asik membalas chat d handphone nya

"mr.james dornan.  dia dosen pengganti"

"kemana dosen tua itu?"

"family vocation, untuk 2 bulan kedepan, dia yang akan mengajar kita"

"hanya 2 bulan?"

"bersyukurlah ash, setidaknya 2 bulan ke depan kita tidak perlu bertemu dengan kakek tua yang menyebalkan itu"

 aku dan anna tertawa kecil sebelum mr.dornan kembali masuk ke dalam kelas sambil membawa setumpuk kertas putih. oh, no.. firasatku buruk.

"tutup buku kalian, akan ada test kecil pagi ini" ucapnya diikuti cibiran dari beberapa mahasiswa tak terkecuali aku.

setelah haru berlari dibawah hujan dan tiba dikelas dengan baju dan rambut yang basah, sekarang aku harus mengerjakan test mendadak. bahakn aku tidak mengingat materi minggu kemarin! what a bad day.

"waktu kalian 30 menit kerjakan dengan tertib"

aku tercengang saat melihat lembaran yang harus ku kerjakan. memang hanya 5 soal, tapi semuanya essay dan tak ada satupun yang aku tau.

beberapa teman ku yang berada di barisan depan dengan semangat mengisi kerta nya sementara yang lainnya termasuk aku hanya bisa diam menunggu datang nya keajaiban.

kalau tau hari ini akan ada test, aku lebih memilih tidak masuk dan menitipkan absent pada anna. apalagi dosen ini pasti tidak mengenalku. 

dewi fortuna sepertinya sedang tidak bersamaku.

15 menit berlalu aku baru bisa menjawab 2 soal. itu juga hasil contekan dari anna dan lily. dan 3 soal yang lainnya, sepertinya aku pasrah.

Entah mengapa tiba-tiba aku tertarik untuk memperhatikan mr.dornan, ia menggulung lengan kemeja nya hingga menunjukan lengan bagian bawah nya. aku menerka usia nya masih dibawah 30 tahun. rambutnya berwarna coklat gelap, kulitnya sedikit. coklat dengan mata abu-abu yang memikat. 

ia terlihat tampan dengan wajah serius nya yang memandang ke layar macbook nya, mengerutkan kening nya beberapa kali, lalu kembali memainkan jarinya pada papan keyboard. yatuhan, dia sexy.

pandangan ku buyar saat tanpa ku sadari dia menoleh ke arahku, sepertinya ia sadar jika aku perhatikan. Aku segera membuang muka, membaca tulisan tak jelas yang ada di kertas soal dan membentuk wajah berfikir. okay, aku salah tingkah. beberapa detik aku membaca soal nomer 3 berulang-ulang tanpa mengerti artinya, hanya mencari kesibukan untuk mengalihkan pandanganku. 

aku melirik ke arahnya, dan sial, dia masih terus memandangiku. aku kembali menunduk.

"waktu habis" ucapnya beberapa menit kemudian lalu bangkit dari kursinya dan berdiri di depan kelas. ia berjalan mengitari kelas dan mengambil kertas dari setiap meja. 

aku tak berani menatap nya saat dia tiba di mejaku, tanpa menoleh aku hanya memberikan kertasku lalu kembali sibuk dengan pulpen yang ku pegang. 

"sekarang, secara berpasangan kalian diskusikan masalah silogisme yang ada di halaman 71, sementara saya akan mengecek hasil test kalian"

dengan segera aku menggeser meja ku ke anna, tentu saja aku akan berpasangan dengannya. 

"baca dulu masalahnya, baru nanti kita diskusikan okay?" 

aku hanya mengangguk mendengar omongan anna. ia memang serius saat jam pelajaran. aku mencoba fokus pada bacaan yang ada dibuku namun terasa sangat sulit, mataku sangat ingin menatap wajah mr.dornan lagi.

merasa penasaran dengan apa yang sedang ia lakukan, aku menoleh ke arahnya. melihatnya dengan serius membaca jawaban di kertas putih milik mahasiswa.

"ashley, fokus" anna menegurku yang sedang memandangi mr.dornan. mau tak mau aku harus memalingkan pandanganku dan kembali fokus.

tak sampai 5 menit konsentrasiku kembali buyar saat mr.dornan bangkit dari duduknya. perlahan ia berjalan mengitari mahasiswa yang sedang fokus membaca dan beberapa sudah mulai berdiskusi.

jantungku berdegup kencang saat aku melihat ia mendekat ke arahku. aku memejamkan mata mencoba tenang, dan saat aku kembali membuka mata, ia berada tepat disampingku.

"ada yang sulit?" suara nya yang berat membuat jantungku makin berdegup kencang, aku merasakan keringatku menetes dari dahi melewati pipi ku.

"tidak, mr.dornan" jawab anna dengan senyuman. untung saja anna menjawabnya, aku bahkan tidak bisa membuka mulutku saat ini.

"kau, ashley?" 

"t-tidak mr.dornan" jawabku terbata. darimana dia tau namaku? dan kenapa dia harus bertanya padaku?

ia membalas ucapan ku dengan senyuman misterius. lalu berjalan menjauh. aku menghela nafas lega.

"baik, waktu diskusi habis, dan kelas hari ini selesai" ucapnya disambut teriakan gembira beberapa mahasiswa. apa dia tidak salah, ini bahkan belum 1 jam dari total waktu 3 jam untuk kelas ini.

"tapi sebelumnya, ada 2 orang yang belum boleh pergi dari sini" ucapan mr.dornan membuat seisi kelas terdiam, semua orang terlihat panik, termasuk aku.

"Michael lewis, dan.. Ashley roberts"

sial! namaku dipanggil.

Midnight story (bahasa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang