VI

2.2K 349 31
                                    

Malam itu membuka malam-malam baru bagi Jaehyun maupun Johnny. Johnny yang pada awalnya hanya berani mengecup bibirnya atau hanya sekadar memberinya pelukan hangat seakan memutus tali pembatas yang selama ini menghalangi keduanya untuk saling bercumbu dan berbagi kenikmatan. Ketika sesi mereka selesai, berakhir dengan pelukan dari belakang juga kecupan ringan sepanjang punggung, Jaehyun tidak bisa berbohong kalau ia menikmatinya dan berharap Johnny melakukannya lagi besoknya atau mungkin besoknya lagi.

Jaehyun bukanlah perawan yang masih lugu soal urusan bercinta. Orang pertama yang mengenalkannya dengan sex adalah Yuta. Dan satu hal yang ia pertanyakan saat itu hanyalah satu:

Kenapa namanya harus "bercinta" kalau yang aku rasakan hanyalah sakit?

Memang benar, yang Jaehyun rasakan saat itu hanyalah sakit, sakit, dan sakit. Yuta sama sekali tidak mempertimbangkan apakah Jaehyun menikmatinya saat itu. Tangis dan rintihan Jaehyun dianggap sebagai desahan yang meminta lebih ketika Jaehyun meminta agar semuanya dihentikan, atau setidaknya, meminta Yuta untuk memperlambat temponya.

Namun, seperti yang Jaehyun juga tahu: Iblis sudah menutup telinga Nakamoto Yuta sepenuhnya.

Ketika ia melakukannya dengan Johnny, ia tidak tahu harus berkata apa. Sebenarnya ketakutan sudah menguasai tubuhnya dari kepala sampai kaki. Ia merasa lumpuh kala Johnny mulai memainkan tangannya di atas tubuh kurusnya. Namun, ia dikejutkan karena kali ini rasanya benar-benar nikmat. Seperti bagaimana orang lain menggambarkan sex padanya. Johnny menurutinya ketika ia meminta temponya diperlambat, memberi kecupan di sekitar wajah dikala ia mulai merasa kesakitan, bahkan yang membuat Jaehyun terharu adalah ketika Johnny menanyakan kondisinya.

Dan disinilah ia merasa kalau ia dimanusiakan sebagai manusia yang tidak sempurna, bukan sebagai pendosa.

Hanya dengan Johnny ia merasakan hal-hal seperti ini.

Namun Jaehyun, dengan apapun yang masih menutupi dirinya dari Johnny, menolak menyebut hal ini sebagai candu. Baginya, kata obat jauh lebih menggambarkan semuanya -karena ketika semuanya berakhir, Jaehyun merasakan bebannya perlahan sedikit demi sedikit.

Johnny bukan sekadar memberinya kenikmatan, tapi juga kehangatan dan kasih sayang. Jaehyun bisa merasakan semua itu di setiap pergerakan Johnny.

Mereka bercinta sesuai dengan definisi yang dipersepsikan Jaehyun.

וו×

"Selamat pagi, Jaehyun."

Jaehyun tersenyum. Ia dengan muka bantalnya mendekati Johnny yang tengah memanggang roti dan menyiapkan kopi. Johnny sudah lengkap dengan pakaian kasualnya -siap untuk pergi ke gedung SM Entertainment dan menciptakan banyak lagu, sedangkan Jaehyun masih menggunakan piyama kebesarannya juga celana yang menutupi setengah dari paha mulusnya.

"Pagi juga, Johnny Hyung. Tidak jadi buat pancake?"

"Aku bangun kesiangan."

Jangan tanya bagaimana bisa Johnny si early bird bangun kesiangan hari itu. Jangan.

Jaehyun membantu Johnny menata piring dan peralatan makan lainnya di atas meja. Kakinya tampak bergerak ke sana kemari, tanpa sadar membuat Johnny gemas.

"Jaehyun, kau tidak ada kelas?" tanya Johnny saat ia menyadari kalau jam sudah menunjuk angka delapan lewat empat puluh menit. Biasanya Jaehyun juga bangun lebih awal karena selalu kebagian kelas pagi. Bahkan kelas hari ini dimulai pukul sembilan, dengan jarak yang jauh cukup mustahil bagi Jaehyun untuk sampai tepat waktu.

1004 || JohnjaeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang