Conrad berhasil mengejar Gwendal. Sebelum dia mulai berjalan mendekat terdengar perkataan Gwendal yang menghentikan langkahnya.
"Kenapa kau membelanya?" Kata Gwendal tetap membelakangi Conrad.
"Gwendal... aku..."
"Apa kau tidak tahu rasa sakit yang dipendam adikmu selama ini." Perlahan Gwendal membalikkan badannya. Pancaran matanya terlihat marah dan sedih.
"Rasa penyesalan ini tidak bisa hilang. Seandainya saja aku mencegah pertunangan itu dari awal, mungkin Wolfram tetap bersama kita sampai sekarang." Conrad melihat kepalan tangan Gwendal mengerat memperlihatkan urat tangan yang menonjol.
"Gwendal, kita sama-sama tidak bisa mencegah hal ini. Lagipula kita seperti menutup mata dari adik kita. Aku juga pernah berpikir sama sepertimu. Tapi apa kau tahu, meski mereka tak bertunangan sekalipun. Aku tahu bagaimana sifat Wolfram. Cinta bisa tumbuh kapan saja tanpa bisa dicegah. Kumohon mengertilah." Gwendal hanya bisa terdiam.
"Apa kau membencinya Conrad?"
"Aku tidak tahu meski aku tidak memungkirinya. Wolfram juga tidak pernah bercerita apapun pada kita. Aku juga merasa marah. Tapi apakah kebencian dan kemarahan kita bisa mengembalikan adik kita? "
"Gwendal bukan hanya Yuuri tapi kita juga ikut terlibat dalam kematiannya. Apa kau ingat bahkan kita menuduhnya tanpa meminta penjelasan darinya. Kita sudah gagal Gwendal. Dan tolong jangan lampiaskan amarahmu pada Heika. Dia sama seperti kita yang menyadari kesalahan walau sudah terlambat. Dan kuharap ini tidak mempengaruhi persaudaraan kita." Perlahan Conrad meninggalkan Gwendal yang termenung di lorong istana.
Mereka berdua tak sadar bahwa percakapan mereka telah didengar mulai dari awal sampai akhir oleh seseorang.
'Bukan hanya kalian tapi aku juga ikut andil dalam kematiannya. Wolfram chichiue, kami semua merindukanmu.'Di kuil Shinou
"Sudah 4 tahun berlalu sejak dia terbangun dari tidur panjangnya." Shinou yang memandangi langit-langit kuil termenung.
"Kau benar, tapi menurut ingatanku sisa jantung itu pasti akan menimbulkan efek samping pada tubuhnya."
"Kurasa itu dapat diatasi. Namun cepat atau lambat dia harus kembali pada Yuuri dan hanya satu cara itu yang dapat menyembuhkannya."
"Apa maksudmu?" Murata penasaran dengan teka-teki yang diberikan Shinou padanya.
"Menikahkan mereka berdua dan memiliki anak bersama. Itu terdengar menarik bukan?" Murata hanya bisa speechless mendengar saran dari Shinou.
"Bagaimana kau bisa tahu kalau dia masih hidup waktu itu?" Murata terlihat penasaran menunggu jawaban dari Shinou.
"Sebenarnya..."
Flashback 7 tahun yang lalu.
Gisela dan yang lain saat ini sedang bertugas mengurus tubuh Wolfram yang akan dimakamkan. Mereka terlihat tegar walaupun tak dapat menutupi jejak airmata yang masih tertinggal di pipinya. Setelah selesai dengan urusannya. Gisela dan yang lain meninggalkan tubuh Wolfram sebentar untuk mempersiapkan segalanya.
Sesaat ruangan itu terasa sunyi, perlahan sebuah cahaya yang memadat membentuk seseorang yang dikenal sebagai sang Maou pertama. Shinou mencoba merasakan maryouku yang dimiliki oleh pangeran Bielefeld. Memang tidak dapat dirasakan, akan tetapi bila diamati dengan lebih teliti dapat dirasakan energinya masih ada walau setipis benang.
"Aku akan mencoba memberimu kesempatan. Tapi tergantung tekadmu ingin untuk tetap bertahan atau sebaliknya." Sebuah sinar perlahan menutupi semua tubuh Wolfram.
End Flashback
"Jadi tubuh von Bielefeld Kyo yang dimakamkan ternyata hanya boneka."
"Tebakanmu benar, lagipula kekuatanku tidak bisa bertahan lama untuk menekan sisanya. Itu juga bergantung padanya." Shinou dan Murata hanya bisa menghela napas.
Di kamar Wolfram
Yuuri hanya termenung melihat lukisan yang dibuat oleh mantan tunangannya.
"Inilah mahakaryaku. Bukankah itu bagus?" Terdengar nada bangga dari bibir Wolfram.
"Apa aku terlihat seperti itu? Terlihat abstrak." Yuuri terlihat cemberut.
"Dari semua lukisanku justru ini adalah mahakarya yang lebih sempurna." Yuuri hanya bisa pasrah tentang lukisan dirinya.
"Kau benar Wolfram, kemampuanmu melukis tidak sebanding dengan yang lain." Mata Yuuri akhirnya terfokuskan pada sebuah lukisan wajah Wolfram. Wolfram terlihat gagah dan cantik disaat bersamaan mengenakan seragam formalnya. Sampai Yuuri tak menyadari ada seseorang yang berada di sampingnya.
"Bukankah itu peri?" Yuuri membolakan matanya terkejut mendengar suara yang tak jauh dari tempatnya. Pandangannya tertuju pada seorang anak kecil disampingnya.
Yuuri menyamakan tinggi badannya dengan anak kecil itu.
"Kau benar bukankah dia cantik?" Tanya Yuuri dengan senyum tipisnya.
"Ya, tapi tuan peri ini sepertinya persis dengan yang kulihat ditaman tadi malam." Yuuri lebih terkejut mendengarnya.
Apa kau benar-benar masih hidup Wolfram.
Maaf ya kalau updatenya lama.....😅🙇