"7" Tentang Rey

73 10 8
                                    

CEKIDOT..

                             🐣

Reyhan Xavaro. Si most wanted, katanya. Panggil aja, Rey atau Nadin dan Cika sering memanggilnya bang Rey. Selain yang paling tua, Rey ini sifatnya juga dewasa namun gilanya stadium 4.

Di keluarganya, Rey anak pertama dari dua bersaudara. Rey mempunyai adik yang cantik dan -kata Dito, si bening.

Namanya, Alina Xavana. Teman-teman Rey sih biasa manggilnya Alin. Alin tidak tinggal bersama Rey. Alin sekarang baru kelas 3 Smp yang berarti dua tahun di bawah Rey. Alin berada di Rusia, tempat kelahiran ayahnya. Di Rusia sana, Alin tinggal bersama Nenek dan tantenya. Sedangkan Rey? Rey tetap tinggal di Indonesia bersama ayahnya.

Ibu?, ibunya Rey sudah meninggal dua tahun yang lalu. Itu sebabnya, Alin yang masih kelas satu Smp waktu itu meminta ingin tinggal bersama nenek di Rusia.

Sedang ayahnya Rey -Hasnan, sedang sibuk sibuknya mengurusi perusahaan. Tapi Rey tidak mempermasalahkan itu, karena di sela padatnya kerjaan Hasnan tidak lupa untuk menanyakan kabar dan selalu meluangkan waktu sekedar mendengar cerita anak sulungnya itu.

Jika dibilang sedih, tentu saja Rey sedih. Memangnya siapa yang tidak terpukul jika ditinggalkan oleh orang yang disayang? Tapi Rey bersyukur, ayahnya tidak ada niat untuk mencari ibu baru baginya. Memang egois sih, tapi jujur saja, Rey tidak ingin jika ada yang mengganti sosok ibu di rumahnya. Biar saja begini, toh Rey juga bisa mengurus hidupnya sendiri.

Rey juga bersyukur mendapat teman seperti temannya yang sekarang. Di Smp Rey sulit mendapat teman. Rey cenderung menutup diri dan menyelesaikan semua sendiri. Tapi saat memasuki Sma, Rey mulai merubah pola fikirnya. Dan yah, sekarang Rey nyaman berteman dengan mereka yang menjadi temannya. Disekolah maupun ditempat tongkrongan.

Mau tahu rahasia terbesar? Rey menyukai Cika. Hahahaha lucu memang. Rey terpesona dengan Cika karena satu kejadian ini.

Flashback on

Hari ini hari pertama mos. Rey sebenarnya sangat malas mengikuti kegiatan yang menurutnya sangat tidak penting. Namun karena paksaan ayahnya, Rey akhirnya mengikuti kegiatan ini.

Kegiatan mos berjalan dengan baik, sekarang semua murid baru dikumpulkan di lapangan untuk mendengar sambutan dan arahan dari kepala sekolah. Ditengah acara, Rey izin untuk ke toilet. Rey ingin mencuci muka sekedar untuk menyegarkan diri.

Saat Rey keluar dari toilet, dia mendengar suara percakapan yang ribut dari arah taman. Rey sebenarnya tidak berniat untuk menguping, tapi daripada mendengar omongan kepala sekolah yang membosankan, mending Rey melihat apa yang terjadi di taman.

"Eh Gio, kok Lo ngerokok di lingkungan sekolah sih?!" tampak seorang gadis yang sepertinya sedang marah ke cowok yang sedang sandar di pohon bersama satu kawannya.

"Apasih, Sy. Ga ada orang juga." Jawab cowok yang Rey tebak dialah si Gio itu.

"Gue laporin emak Lo yah!" sahut gadis tadi sambil melototkan mata.

" Idih serem sepupu Lo, Yo!" Kawan Gio yang satunya menatap ngeri ke arah gadis tersebut.

"Selsy, mending kita kembali aja deh, nanti mereka bedua pasti ikut nyusul." Teman si gadis yang bernama Selsy ini mulai membuka suara sambil memegang lengan Selsy.

"Duh, Cika. Ini anak kalo g diancam mana mungkin telinganya mau ngedenger. Nakalnya udah over!" Selsy nampak makin kesal. Oh namanya Cika.

Kalau penglihatan Rey sih, Cika ini cantik dan wajahnya teduh sekali. Omongannya juga tidak ngegas seperti Selsy. Tapi, kenapa Rey memikirkannya?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 05, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Friends or what?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang