"Baik anak-anak, sekarang ayo kita bicara soal cita-cita!" kata Bu Kobayashi di awal kelas dimulai.
"Cita-cita?" Ayumi terlihat kebingungan.
"Iya. Cita-cita adalah hal yang ingin kamu lakukan atau capai di masa depan. Bisa juga pekerjaan yang ingin kalian lakukan di masa depan saat kalian sudah dewasa nanti."
"Kenapa kita harus bekerja di masa depan saat kita sudah dewasa? Kenapa tidak sekarang?" tanya Mitsuhiko.
"Karena sekarang seharusnya menikmati masa kecil kalian. Bermain dan belajar. Bukan bekerja," jawab Bu Kobayashi.
"Memangnya orang dewasa tidak boleh menikmati masa dewasanya? Makanya harus bekerja?" tanya Mitsuhiko lagi.
"Kenapa dia bisa mikir sampai situ sih?" pikir Bu Kobayashi. "Yah, itu cara orang dewasa menikmati masa dewasanya."
Mitsuhiko manggut-manggut.
"Nah, sekarang ibu pengen tahu apa cita-cita kalian. Beri tahu ibu apa yang ingin kalian lakukan di masa depan," kata Bu Kobayashi. "Baiklah, mulai dari Ayumi ya!"
"A-aku?" Ayumi terperanjat.
"Ya, Ayumi. Apa yang ingin lakukan di masa depan?"
Ayumi berpikir sejenak. "Ah! Aku mau punya 3 suami!! Mau bikin harem!!" serunya.
Bu Kobayashi speechless. Jawaban Ayumi mengejutkannya. Apalagi jawaban itu keluar dari anak sekecil Ayumi.
"Ayumi... Besok suruh kedua orang tuamu datang ke sekolah ya. Ibu mau bicara," kata Bu Kobayashi.
"Kenapa?"
"Bukan apa-apa. Hanya mau ngobrol saja. Jangan lupa ya."
"Baik, bu."
"Nah, sekarang coba Genta. Apa cita-cita kamu?" tanya Bu Kobayashi.
Dengan senyum lebarnya Genta menjawab, "Mau jadi peternak belut!!"
"Peternak belut? Kenapa?"
"Aku mau makan belut setiap hari! Aku cinta beluuuuttt!!!"
"Belutnya gak dijual?"
"Gak! Buat apa? Mendingan kumakan sendiri."
"Ga balik modal dong," pikir Bu Kobayashi.
Bu Kobayashi menggeleng-gelengkan kepalanya. "Baiklah Genta. Terima kasih ya. Selanjutnya, bagaimana denganmu, Mitsuhiko?" Bu Kobayashi bertanya pada Mitsuhiko.
"Aku bingung ... " jawab Mitsuhiko.
"Bingung kenapa?"
"Aku bingung. Di masa depan, aku enaknya menikah sama Ayumi atau Ai?"
Sekelas pun geger. Bu Kobayashi juga syok.
"Sama Ayumi aja!! Nanti Mitsu bisa masuk ke harem aku!" sahut Ayumi.
"Tapi aku maunya jadi yang satu-satunya," balas Mitsuhiko.
"Ayumi gak mau!"
Mitsuhiko melirik ke arah Ai, berharap Ai mengatakan sesuatu. Tapi Ai malah pura-pura tidur.
"Ah, baiklah. Kalian lanjutkan diskusi pernikahan kalian setelah jam pulang ya," kata Bu Kobayashi. "Nah sekarang, bagaimana dengan Ai?"
Ai yang dari tadi menelungkupkan kepalanya di atas meja, mengangkat kepalanya dengan malas.
"Cita-cita? Hmm... Aku ingin bebas. Bebas melakukan apa pun. Bebas pergi ke manapun tanpa takut ada yang mengejarku," jawab Ai.
"Anak ini punya masalah apa?" pikir Bu Kobayashi. "Memangnya Ai belum bebas?" tanyanya.
Ai menggeleng. "Ke manapun aku pergi, aku selalu takut mereka mengejarku dan menangkapku. Kalau aku tertangkap, aku pasti akan diー"
"Sudah sudah. Balik bobo sana, Ai," ucap Conan yang duduk di sebelah Ai. Ia membungkam mulut Ai lalu memaksanya untuk menelungkupkan kembali kepalanya di atas meja.
Bu Kobayashi hanya menggelengkan kepala melihat tingkah muridnya. Lalu, guru berkacamata itu menatap murid terpintar di kelasnya, Conan Edogawa.
"Conan, apa cita-citamu di masa depan?"
Awalnya, Bu Kobayashi mengira bahwa murid jeniusnya ini ingin menjadi sesuatu yang besar seperti presiden. Namun, jawaban Conan membuatnya mengelus dada.
"Aku ingin kembali ke tubuhku yang semula. Aku lelah berada di tubuh ini setiap hari. Lihat saja, aku akan menghancurkan organisasi yang―"
Kata-kata Conan terpotong karena Ai menekan kepalanya hingga wajahnya mencium meja.
"Udah Conan, mending kamu bobo aja," ucap Ai sambil menekan kepala Conan. "Maaf, Bu. Dia habis kebanyakan minum komiiix dan nyium lem aibon."
Bu Kobayashi hanya mengelus dadanya. Ia pun mulai sadar betapa aneh dan sengkleknya semua murid-muridnya. Ia juga berpikir untuk menata ulang caranya mendidik siswanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DETEKTIF CO-PLAK
Fiksi Penggemar〔Baca: Detektif Koplak〕 〔A Detective Conan Fanfiction and Meme Book〕 Siapa bilang seorang detektif itu selalu bersikap cool, kritis, cerdas, teliti, dan tenang? Detektif itu juga manusia, punya sisi koplaknya. Yuk, lihat kekoplakkan Shinichi Kudo al...