Pagi, Cikal!
▪
▪
▪
▪
▪VOTE DULU BARU BACA, ABIS BACA BARU KOMEN. BOLEH NGGAK GENGS?
🙋🏻♀️🙋🏻♀️🙋🏻♀️🙋🏻♀️
"Cikal, bangun Kal!" Bandri menggoyangkan lengan Cikal yang sedang menjadi tumpuan Cikal untuk tidur.
Sebentar lagi, bel masuk berbunyi. Bandri membangunkan Cikal bukan karena takut Cikal ketauan tidur sama guru. Tapi, dia sudah tidak sabar lagi untuk menjahili Cikal.
Maklum, Cikal itu enak banget kalau dijadiin bahan usilan. Muka marah-marahnya itu lho, gemesin. Sampe, ngebuat Bandri sama anggota Lalajies yang lain tuh pengen cium Cikal.
Cikal mengerang. Tidurnya terusik oleh suara jahanam dari si Bandri Bandot. Dasarnya, apes. Bandri yang mukanya didekat Cikal menjadi sasaran empuk cewek itu ketika mengulet.
"Ebuset, ada orang, Coy!" gerutu Bandri karena mukanya yang terkena kebasan tangan Cikal.
Randi yang disamping Bandri tertawa kecil melihat aksi Cikal saat bangun dari tidurnya. Cikal sangat amat menggemaskan sekali di mata Randi sekarang ini.
"Pagi, Cikal!" sapa Bandri tersenyum jahil kearah Cikal yang masih merem-melek itu.
Suasana kelas sudah cukup ramai, lima belas menit lagi bel masuk akan berbunyi. Namun, Cikal masih santai-santai saja dengan penampilannya saat ini. Rambut acak-acakan dan jangan lupakan air liurnya yang sedikit menetes membuat samudera didaerah sekitar bibirnya.
"Ganggu aja sih, lo!" sarkas Cikal kepada Bandri.
Bandri mengelus dadanya, padahal niatnya baik lho.. mau bangunin Cikal. Eh, niat baiknya malah dibalas kayak gitu sama Cikal. Kecewa sih, tapi gimana lagi ya? Seru aja gitu kalo ngebangunin Cikal yang kebo itu.
"Anak perawan, nggak boleh bangun siang-siang, Kal! Pamali." ujar Bandri menceremahi Cikal yang masih tertidur di bangkunya.
Cikal mengucek-ngucek matanya, ia kedip-kedipkan perlahan. Matanya mulai menerima cahaya-cahaya kecil sinar matahari dari arah jendela kelasnya. "NIH GUE UDAH BANGUN!" tutur Cikal dengan mata melotot kearah muka Bandri.
"Santuy dong, Mba!"
"Lagian ngeselin banget sih," gerutu Cikal dengan muka cemberutnya.
Randi tersenyum mendengar gerutuan Cikal. Dia berniat ingin menyapa Cikal, tapi nampaknya cewek itu belum sadar dari bunga tidurnya. Masih di awang-awang.
"AYO, BANGUN KAL! SEMANGAT DONG AH!" teriak Bandri di kuping Cikal.
Otomatis Cikal terkejut dan langsung melek. Matanya menatap tajam Bandri, "BANGSAT, BUDEK KUPING GUE MONYET!" ucap Cikal dengan nada tingginya. Cikal kelewat marah karena ulah Bandri yang kelewatan itu. Cikal tuh paling nggak suka kalo tidurnya diganggu atau diusik gitu. Sekalinya, ada yang begitu. Emosi lah dia, jadinya.
"Pagi, Cikal!" sapa Randi dengan senyumannya.
Kepala Cikal secara naluriah berputar 90 derajat dari tempatnya sekarang. Cikal kaget, kenapa ada suara ademnya Randi disini. Dan, saat dia menoleh. Gotcha, ada Randi dan senyuman mautnya itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
CIKAL
Teen FictionCikal baru tau, kalo menyukai orang secara berlebihan ternyata sakit hatinya juga berlebihan ya.