PROLOG

913 73 0
                                    

Seorang gadis sedang berjalan pulang ke rumahnya dengan tenang sebelum sebuah suara kegaduhan terdengar ditelinganya.

Sebenarnya dia ingin tidak peduli dan melanjutkan perjalanannya saja, tetapi makin lama suara itu makin keras sehingga mau tidak mau rasa keingintahuannya muncul.

Dia berjalan menuju sumber suara dengan mengendap-endap, bulu kuduknya pun meremang, dia sedikit takut dengan apa yang akan dilihatnya nanti ditambah tempat ini sangat gelap.

Suara kegaduhan makin terdengar jelas membuat dia yakin dia sudah dekat dengan sumber suara itu.

Dia berhenti di dekat tembok di persimpangan jalan yang sangat sepi dan hanya diterangi satu lampu berwarna oranye.

Suara itu tepat berada didekatnya, di balik tembok dimana dia bersembunyi.

Dia mengintip ingin melihat apa yang menimbulkan suara kegaduhan itu dan betapa terkejutnya dia melihat seorang laki-laki jatuh tersungkur karena dipukuli oleh beberapa laki-laki yang berbadan lebih besar darinya.

Dia menelan ludahnya dengan susah payah, dia tidak tahu apa yang harus dilakukan sekarang.

Andaikan saja waktu itu dia mengikuti pelajaran bela diri dengan benar mungkin sekarang dia bisa menolong laki-laki itu.

"Ingat baik-baik malam ini, aku tidak pernah main-main dengan ucapanku."

Tepat setelahnya, laki-laki yang mengatakan itu menginjak tulang rusuk pria yang tersungkur dan terdengar sebuah bunyi sangat keras yang gadis itu yakini adalah suara tulang rusuk yang patah.

"Ayo pergi! Tinggalkan saja dia disini."

Laki-laki yang sepertinya adalah seorang bos itu pergi dan diikuti oleh sisanya. Setelah beberapa laki-laki itu benar-benar pergi dan sudah tidak terlihat. Dia segera berlari menuju laki-laki yang tersungkur itu.

Dia meringis melihat keadaan laki-laki itu sekarang, banyak sekali darah yang keluar dari tubuhnya.

Dia mengambil telephone genggamnya dan berniat menelephone ambulance tetapi pria itu merampas telephone genggam miliknya.

"Aku baik-baik saja, tidak perlu menelephone ambulance."

Dia sedikit terkejut karena pria itu masih bisa berbicara dan tunggu bagaimana bisa dia bilang dia baik-baik saja padahal jelas-jelas dia tidak dalam kondisi yang baik.

"Bantu aku berdiri."

Dia pun membantu pria itu berdiri dengan hati-hati, dia takut pria itu akan mati didepannya, bisa-bisa dia diminta menjadi saksi atas kematian pria itu bahkan lebih buruknya lagi dia dituduh sebagai pembunuh pria itu.

"Aku mendengar suara tulang rusukmu yang patah, sebaiknya kamu ke rumah sakit sekarang."

Pria itu tersenyum. Satu kata yang dapat menggambarkan senyum pria itu sekarang, mengerikan.

Tapi tunggu dulu kenapa bisa pria itu berdiri setegap itu?

"Aku baik-baik saja, kamu tidak perlu mengkhawatirkan aku."

"Aku ti-"

"Ini telephone genggammu, aku harus pergi sekarang. Sampai jumpa lagi."

Belum sempat dia menjawab pria itu sudah pergi meninggalkannya.

Pria itu berjalan seakan-akan dia tidak pernah dipukuli dan seakan-akan tulang rusuknya tidak pernah patah.

"Apa aku sedang dikerjai?"

Dia mencari-cari kamera tersembunyi tetapi tidak menemukan satu pun kamera. Bahkan dia menunggu beberapa saat disana, berjaga-jaga siapa tahu ada yang datang dan mengucapkan "selamat anda masuk dalam jebakan". Tetapi beberapa menit dia menunggu tidak ada seorang pun yang datang.

"Ja-jangan-jangan yang tadi adalah hantu?"

Dia pun segera pergi dari tempat itu dengan sedikit berlari.

☠️☠️☠️

Hai aku datang dengan cerita baru, sebenernya aku merasa agak berdosa karena memulai cerita baru padahal POTIONS belum selesai;(

Tapi tenang ya para pembacakuu, aku gabakalan nelantarin POTIONS kok (halah padahal kemarin POTIONS ga update berapa bulan:( oke maap soal itu, janji gaakan gitu lagi huhuhuhu).

Anggep aja cerita DOUBLE-T ini bisa membuat aku rajin update di dua-duanya😋

Udah gitu aja yaaa salam pembuka dari aku, sampai ketemu di CAST DOUBLE-T!💝

D O U B L E - TTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang