Bukan hanya Irene, Taehyung sama terkejutnya. Kepergok merokok dengan orang yang baru beberapa hari ini ia kenal.
Taehyung buru-buru mematikan rokok yang ada di tangannya, lalu membuang pada tempat sampah didekatnya.
“hanya sebentar bertemu pria yang sangat ingin kamu temui itu?” tanpa disaring Taehyung melontarkan pertanyaan yang membuat suasana menjadi semakin aneh. Kata bodoh berkali kali ia sebut dalam hati.
“hm? Oh. Iya.” sedangkan Irene yang merasa seperti melakukan kesalahan karena memergoki Taehyung yang sedang merokok, menjadi lamban dalam berfikir. Sesekali membuang muka, lalu menatap Taehyung dan menggaruk leher yang tidak terasa gatal sama sekali.
Sadar dengan ke aneh-an yang terjadi, Irene mendapat ide untuk menetralisirnya. “aku mau ke rooftop, mungkin kamu mau ikut?” ajaknya.
“rooftop? Apartemen ini?” tanya Taehyung dengan sedikit mengerutkan dahinya. Irene membalasnya hanya dengan mengangguk.
“menaiki tangga?”
Irene kembali menganggukan kepalanya “iya, mau ikut?” tanyanya sekali lagi.
“ayo.”
---
Saat menaiki satu demi satu anak tangga bersama Taehyung, Irene mengisi keheningan “yang lain ada di apartemen?” tanyanya.
“Tidak. Kebetulan aku memiliki projek yang berbeda dengan lainnya dan ternyata tidak memakan banyak waktu, jadi aku yang pertama sampai.” balas Taehyung.
“bosan ya di apartemen sendirian, karen itu keluar?” ledek Irene.
Alih-alih menjawab, Taehyung malah memperlihatkan senyum kotaknya. Tawa kecil keluar dari mulutnya, yang membuat Irene tertular.
Sembilan.. sepuluh.. dua puluh dan tiga puluh anak tangga sudah dilewati. Sampai akhirnya mereka berdua sampai dan Taehyung tidak menyesali keputusannya menyetujui ajakan Irene ke rooftop.
Suhu yang ringan dan menyegarkan pada musim semi ini, membuat Irene dan Taehyung merasa nyaman. Keduanya berdiri menatap bangunan mahal di depan mereka.
“memang biasa merokok?” tanya Irene tanpa pertimbangan, menolehkan kepalanya sebentar ke arah orang yang ia ajak bicara.
Mendengar pertanyaan barusan, Taehyung lantas menoleh. Menatap iris Irene sebentar lalu menggelengkan kepalanya “lagi ingin saja.” ucapnya, lalu menambahkan “tadi kali kedua.”
Irene menatap Taehyung tidak percaya, setelah itu kembali memberikan pertanyaan “kenapa? lagi banyak fikiran?”
Taehyung kembali menggeleng. “semuanya baik-baik saja.”
“dasar aneh.” Taehyung terkekeh karena mendengar nada jengkel dari ucapan Irene.
“karena belum ketergantungan, berhenti saja. Ya.. walaupun mati tidak di lihat dari merokok atau tidaknya. Lebih baik meminimalkan kejadian buruk diwaktu mendatang kan? Bukannya menggurui kamu, cuma mau membagi pendapat saja. Dilakukan atau tidaknya itu keputusan kamu."
"tapi.. jika memang karena mempunyai banyak fikiran.”
“Kamu punya banyak orang yang menyayangimu Tae, yang siap mendengarkan keluhanmu. Ceritakan saja, mencari cara bagaimana bisa menyelesaikannya bersama-sama. Dari pada sendirian bersama rokok, itu terasa semakin menyakitkan menurutku. Karena jujur saja, aku pernah mencobanya."
"jika memang terasa sulit untuk mewakili rasa melalui kata, aku pikir menangis sendirian itu cukup menenangkan.”
“pokoknya terus jalani hidup, jangan pernah berfikir untuk mengakhirinya. Bahkan jika itu menyakitkan, tetaplah hidup. Karena jika bertahan, itu berarti kita pemenangnya.” Taehyung menatap Irene dengan lekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Smile, you
Teen Fiction"Sibuk itu omong kosong. Semuanya tergantung prioritas." Irene menatap tajam ke delapan pria di hadapannya bergantian. Mereka bungkam mendengarkan penuturannya. "Dan kebetulan... mungkin aku bukan termasuk prioritasnya." tambah Irene. Tidak kuat di...