twelve

900 91 25
                                    

Juni 07, 2019 - 01:00 pm CET

Sebulan berlalu dengan lambat. Terlampau lambat.

Taehyung masih berada di ruang latihan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Taehyung masih berada di ruang latihan. Terkapar diatas lantai dengan ponsel ditangannya. Bukan pingsan, ia hanya sedang meluruskan tubuhnya yang lelah akibat terus menyibukkan diri agar hal yang tidak perlu di pikirkan. Tidak dapat ia pikirkan.

Nyatanya semua itu seperti kaset rusak. Berputar barulang-ulang kali di pikirannya.

irene diluar memang terlihat seperti manusia pada umumnya. Dikeramaian ia akan berusaha membaur, berbicara jika memang perlu dan tertawa jika memang kondisi mengharuskannya tertawa.”

“tapi kesehatan mentalnya tidak begitu. Dia itu seperti kaca yang terlanjur retak pada tempatnya. Sekali saja mendapatkan guncangan, aku tidak yakin dia akan baik-baik saja.” Mata manager Kim yang tadinya tertuju pada gelas yang berisikan teh dengan uap yang mengepul diatasnya, berpindah menatap mata Taehyung dengan sendu.

“bayangkan saat Irene umur dua belas tahun ia tinggal sendirian –ah dengan asisten rumah tangga, itupun ada hanya siang hari. Ibunya meninggal karena sakit, sedangkan ayahnya pindah ke Seoul untuk berkerja. Mulai saat itu hingga saat ini dapat dihitung dengan jari berapa kalinya mereka bertemu. Bertemupun obrolannya tidak lama.” Senyum miris muncul di wajah manager Kim.

“bohong jika ada anak umur dua belas tahun yang masih baik-baik saja. Ketika memiliki orang tua. Tapi, dimasa pertumbuhannya tidak mendapatkan kasih sayang.”

“dan... itu hanya salah satu masalah yang Irene hadapi selama ini.”

“jadi aku berterimakasih Tae. Walaupun itu terjadi secara kebetulan, aku tetap akan berterimakasih kepadamu karena ada disaat Irene butuh seseorang disampingnya.”

Disaat sibuk maupun kosongnya, kalimat itu selalu menganggu Taehyung. Ingin berbagi dengan yang lain, tapi ia terlanjur menyanggupi permintaan manager Kim untuk tidak memberi tahu siapapun.

Manager kim sampai berani berceritapun Karena saat itu Taehyung ke pergok terus menatap Irene dengan sendu.

Drtt.. drrttt...

Getaran dari ponsel yang berada di tangannya, membuat Taehyung sadar dari lamunan. Dan buru-buru mengecek apakah dari orang yang ia cari keberadaanya selama dua minggu ini.

Namun private chat yang muncul, bukan grup. Padahal pesan grup yang Taehyung inginkan.

Jimin
Kau masih di ruang latihan? Cepat kembali!! Aku tidak akan memberi toleran lagi Tae.
Mungkin Irene sedang sibuk, jadi tidak bisa memberi kabar. Khawatir sih khawatir. Tapi pikirkan tubuhmu sendiri. Nanti malam masih hari pertama kita di Paris untuk konser Speak Yourself. Jangan memaksakan tubuh untuk terus bergerak. Apa kau tega membuat para Army sedih jika sampai kau jatuh sakit? Pikirkan Tae. Menjadi sukses seperti ini pilihanmu, jadi  cobalah untuk profesional. Kesampingkan urusan pribadi saat bekerja.

Smile, youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang