Kata-kata Kak Jeka terhenti begitu saja setelah ada seorang perempuan yang aku tidak tau namanya dan berniat tidak ingin tau juga. Dia memanggil kakakku dengan panggilan yang sedikit membuatku risih sebenarnya.
"Haii sayang, ih kamu ke kantin kok nggak ngajak-ngajak sih?" kata perempuan itu dengan nada yang sedikit *eohh
"Ya lo siapa gue anjir?" jawab Kak Jeka ketus
"Kan aku pacar kamu"
"Najis" balas Kak Jimin
What? Apa katanya tadi? Pacar? Jeka!
"Ehh lo, lo siapa berani gabung-gabung sama gengnya Jeka. Mending lo pergi deh dari sini, hushh hushh gue mau duduk sini minggir lo" usir perempuan tersebut sambil menggeser-geser tubuhku
Sungguh aku sudah muak menghadapi kelakuan perempuan ini. Jika benar itu pacar Kak Jeka lihat saja mungkin dia akan tidur di teras nanti.
"Woe upil onta lo ganggu bener dah, mending lo cabut sekarang!!" teriak Jihan
"Tau nih, yang ada tu lo yang harusnya cabut" lanjut Kak Jeyop
Kuakui Jihan adalah perempuan pemberani yang pernah aku lihat, dia tidak segan-segan memarahi orang yang dimata dia salah sekalipun itu kakak kelas.
"Sayang lihat deh aku diusir sama mereka" rengek perempuan itu sambil bergelantungan di lengan Kak Jeka
"Ya terus gue peduli gitu!!" balas Kak Jeka
Oke, sekarang aku tambah pusing dengan semua ini. Apa aku harus pergi saja?
"Gue pergi dulu ya, kalian disini aja" pamitku
"Ara lo mau kemana?" tanya Yeri
"Nggak lama kok cuma sebentar, gue sendiri aja"
"Hati-hati dek, ishh lo ganggu banget sih jadi cewek. Pergi lo sono" samar-samar ku dengar teriakan Kak Jeka, ya setidaknya aku tidak akan percaya bahwa itu pacar Kak Jeka. Selera Kak Jeka tidak mungkin seperti itu.
Aku pergi meninggalkan mereka ber-enam di kantin dan kini aku tidak tau harus kemana, aku belum terlalu mengerti tempat-tempat disekolah ini. Sampai langkahku tertuju pada sebuah lapangan yang kini tengah ramai oleh para siswa yang berkerumunan, aku tidak tau apa yang mereka lakukan di tengah lapangan seperti ini. Aku memutuskan untuk melihat kerumunan itu dan berusaha mencari tau apa yang sedang terjadi.
"Berani-beraninya ya lo deketin Jaemin, enaknya kita apain nih guys?" teriak seorang perempuan
"Udah siram aja, atau lemparin sama tomat busuk biar tau rasa hahahaha"
"Jangan kak, please lepasin gue hiks hiks"
"Sira tolong ambilin air bekas cucian yang udah gue siapin"
"Nih"
"Ini hukuman buat orang yang berani mancing urusan sama gue!!"
"STOPP!!!!" teriakku
Sungguh, aku sudah tidak tahan dengan kelakuan Jiyeon kenapa dia bisa seenaknya seperti ini. Kini aku sudah berada di depan seorang perempuan yang sedang menunduk takut dan merentangkan tanganku agar Jiyeon tidak bisa menyakitinya.
"Lo nyingkir dari si cupu itu atau lo yang gue siram sekarang" teriak Jiyeon sambil masih memegang ember
"Lo nggak boleh berbuat seenaknya Jiyeon, kenapa sih lo harus kayak gini? Cuma karna lo suka sama si Jaemin itu lo jadi orang jahat?" balasku
Dia kini tengah menatapku marah, entahlah aku tidak peduli yang penting aku sudah membela apa yang menurutku benar. Apa salahnya perempuan itu suka pada Jaemin. Lagi pula Jaemin juga belum tentu suka padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Timeless
FanfictionJaera tidak mengenal Jaemin begitu pula Jaemin. Kebanyakan orang mengatakan bahwa mereka bertemu karena sebuah takdir atau mungkin sebuah kebetulan semata. Semua berjalan seperti biasa kisah cinta seorang remaja yang mendambakan Happy Ending kedepa...