Jungkook POV
Angin malam bertiup dan mengisi kedinginan di bumi entah mengapa dinginnya malam ini seakan menjadi pelengkap kebimbanganku akan Jaera. Aku tidak tau kenapa aku bisa setakut ini membiarkan Jaera bersekolah di sekolah biasa, walaupun aku sudah mencoba berbicara dengan bunda dan bunda menyetujuinya asalkan aku bisa melindungi Jaera akan tetapi hatiku masih bimbang akan hal itu.
"Jeka" suara perempuan yang sangat aku kenali membuyarkan lamunanku
"Ehh bunda, kok belum tidur" jawabku
"Harusnya bunda yang tanya sama kamu kok belum tidur hmm??" tanya bunda sambil mengusap puncak kepalaku
"Jeka masih takut bun"
•Flashback on•
"Jeka!!!" Jeyop
"Hmmm"
"Ada yang lo sembunyiin ya"
Aku dan Jimin pun tanpa sengaja langsung saling tatap.
"Emang lo harus tau semua masalah gue ya?" jawabku enteng dan langsung pergi meninggalkan mereka
"Yahh ngambek dia, menye banget" Taehyung
"Gue harap kalian jangan ikut campur dulu deh masalah Jeka, seiring berjalannya waktu pasti kalian tau kok jawabannya" Jimin
•Flashback off•
Aku tidak tau apa yang harus kuperbuat sekarang, aku bingung, takut akan gagal lagi. Jaera adalah adikku satu-satunya, aku tidak mau berpisah atau sampai kehilangan dia lagi. Tapi sekali lagi bunda meyakinkanku bahwa tidak usah khawatir.
"Kita juga nggak bisa buat ngelarang Jaera bertemu dunia luar disini nak, itu nggak bagus buat keadaan psikologinya" tutur bunda
Bundaku adalah seorang psikolog di kota ini, sedangkan ayahku adalah seorang dokter bedah sungguh sebuah pasangan serasi bukan. Bundaku lahir dari keluarga yang berperan dalam bidang medis pula, nenekku juga seorang psikolog seperti bunda namun sekarang nenekku sedang berada di Amerika bersama dengan om dan tante ku disana.
"Tidur gih, besok sekolah" tutur bunda sambil mencium keningku sebelum dia meninggalkanku
"Iya bun"
Jaera POV
"Wah wah belom bangun juga nih kebo. Kak Jeka bangun woe sekolah, gue udah siap ini buruan mandi atau ga lo gue guyur pakek air es bangun kaga lo!!!!" teriakku ketika mengetahui bahwa Kak Jeka masih setia memeluk gulingnya
Jam 06.30 dan Kak Jeka masih belum ada tanda-tanda untuk bangun, apakah dia setiap hari seperti ini? Kalau iya kasian bunda setiap hari harus membangunkan bayi besar seperti kakakku satu ini.
"Entar elah 5 menit lagi dek" jawabnya masih setengah sadar
"Gue itung sampe 3 kalau nggak bangun lo gue seret ke kamar mandi!!!"
"Seben——"
"SATU"
"Nyawa gue belum——"
"DUA"
"Sab——"
"TIGA, ayo cepetan mandi kakakku yang paling ganteng serumah. Nanti telat, gue ga mau ya hari pertama masuk dihukum" kataku sambil mencoba menariknya
"Iya iya gue mandi sono lo keluar"
"Cepetan nggak pakek lama"
Selagi menunggu Kak Jeka aku langsung menuju ke meja makan untuk membantu bunda menyiapkan sarapan. Dan tak selang lama Kak Jeka sudah turun dengan baju seragam yang dikeluarkan ala-ala badboy sambil masih merapikan rambutnya.
"Kaga mandi ya lo??" sentakku
"Mandi lah nih udah wangi nih" sergahnya sambil berusaha memamerkan ketiaknya didepan wajahku
"Ihhh jorok ihh, bunda Kak Jek—mphhh" teriakku namun dengan cepat dibungkam oleh Kak Jeka
"Cepetan ntar telat" tuturnya
"Yang buat molor siapa anjir!"
"Elo!"
"Bodo amat lah jek" jawabku
"Adek ngomongnya ya!" teriak bunda dari dapur
Kak Jeka hanya bisa tertawa atas kemenangannya menjahili ku kali ini dan sesekali mengejekku. Lihat saja nanti Jeka.
"Bunda kita berangkat"
"Iya hati-hati"
Aku langsung masuk ke dalam mobil tanpa bicara sepatah kata apapun dengan Kak Jeka.
"Yah ngambek tuan putri" katanya tiba-tiba
Aku hanya diam sambil mengalihkan pandanganku ke arah jendela.
"Yaudah deh aku minta maaf ya tuan putri"
"Serah" jawabku singkat
Tiba-tiba mobil Kak Jeka berhenti begitu saja dan membuatku langsung menengok ke arahnya.
"Ngapain berhenti?" tanyaku
"Kalau nggak berhenti nggak sekolah dong" jawabnya sambil menyubit hidungku gemas
"Awww sakit Jekaa!!!" teriakku
"Nggak boleh manggil kaya gitu, mau kena marah bunda lagi? Ntar gue traktir deh terserah lo mau apa"
"Oke, termaafkan awas aja kalo lo bohong"
"Yaudah yuk turun"
Aku dan Kak Jeka pun langsung turun dari mobil, dan betapa kagetnya saat aku melihat sekeliling parkiran yang kini telah banyak perempuan yang kelihatannya sedang menunggu seseorang, entahlah aku tak tau mereka sedang menunggu siapa. Sebenarnya aku sedikit risih karena tatapan mereka yang sedikit yaa mengerikan bagiku.
"Jeka!! Ini buat kamu" kata seorang perempuan yang tiba-tiba memberi bunga dan coklat pada Kak Jeka lalu kabur entah kemana
Kak Jeka hanya melihat benda tersebut dengan wajah yang tidak bisa ku definisikan, lucu sekali wajahmya saat ini.
"Pfffttt lo ditembak nih ceritanya" ejekku sambil mencoba menahan tawa
"Huft bosen gue" jawabnya sambil berjalan menuju suatu tempat
"Ehh ehh jangan dibuang kak, buat gue aja sini" rebutku
Kini pandangan para perempuan disana semakin menyeramkan bagiku entahlah apa yang mereka fikirkan. Apa karena aku anak baru disini atau karena.......
"DORRR!!"
.
.
.
.
.
.
.Jeka tertembak guyss
Gimana nih kalian berani nembak ga wkwkwkwk
Gue kobam rampapapappa let's kill this love ngeheee
Jangan lupa voment💖💖
KAMU SEDANG MEMBACA
Timeless
FanfictionJaera tidak mengenal Jaemin begitu pula Jaemin. Kebanyakan orang mengatakan bahwa mereka bertemu karena sebuah takdir atau mungkin sebuah kebetulan semata. Semua berjalan seperti biasa kisah cinta seorang remaja yang mendambakan Happy Ending kedepa...