Ngambek~ kws×syv

776 53 3
                                    

"Vin!"

"...."

"Yuvin!"

"Hm?"

"Song Yuvin!"

"Apa sih?"

Wooseok memberenggut kesal, pacarnya aka Yuvin mengabaikannya sejak 1 jam yang lalu. Yuvin sibuk dengan selingkuhannya yaitu laptop dan melupakan pacarnya yang sangat manis ini.

1 jam lamanya Wooseok hanya diam dan tak tahu harus melakukan apa karena Yuvin menyuruh Wooseok untuk menemami dia mengerjakan tugas dan tidak boleh pulang kecuali Yuvin yang mengantar.

"Aku pulang ya."

"Nanti, tunggu aku selesai."

"Naik bis deh pulangnya biar gak boncengan sama abang gojek atau berduaan sama pak sopir."

"Bahaya naik bis, nanti aja tunggu aku. Sabar dikit."

"Vinn, aku tuh disini ngapain coba?" Tanya Wooseok sambil menendang-nendang udara.

"Nemenin aku nugas." Jawab Yuvin tanpa mengalihkan fokus dari layar laptop.

"Gak guna banget anjing! Mendingan gue tidur dirumah tau gak!"

Yuvin berhenti mengetik dan menatap Wooseok dengan tajam. Bukannya takut Wooseok malah balas memelototi sang pacar.

"Apa? Harus gitu ya aku ngumpat terus kata-kata gue nya keluar biar kamu merhatiin aku gitu!"

"Wooseok...."

"Udahlah kamu lanjutin tugas kamu dan aku mau pulang. Jangan dilarang! Atau kita lost kontak seminggu! Bye!"

Wooseok melangkah keluar kafe dengan langkah lebar. Sementara Yuvin hanya bisa mengusap dadanya dan berusaha sabar menghadapi tingkah labil Wooseok, sang pacar manisnya.

"Kuatkan hambamu ini untuk sabar menghadapi Wooseok, Tuhan." Ucap Yuvin mendramatisir.

Dilain sisi Wooseok sedang menunggu bis dihalte yang letaknya tak jauh dari kafe. Dia tak sendiri, ada beberapa orang yang kebetulan juga menunggu bis datang.

Bibir Wooseok tak berhenti mengucapkan cibiran dan umpatan untuk Yuvin. Bosan rasanya berpacaran dengan Yuvin yang hanya mementingkan tugas dan menganggap Wooseok sebagai pacar pajangan saja.

Dulu saja waktu PDKT atau pendekatan, Yuvin selalu memberi perhatian lebih kepadanya tapi itu tidak terjadi lagi setelah mereka berpacaran.

Guyonan garing ala Yuvin yang menghiasi hari Wooseok kini hilang dan berganti deheman seadanya dari Yuvin untuk menyauti cerita Wooseok yang panjang dan lebar.

Hah, dia lelah dan ingin mengakhiri hubungan mereka, sungguh. Untuk apa bertahan jika malah diabaikan? Tak bergunakan?

Bis tiba didepan halte, Wooseok langsung masuk dan duduk disalah satu kursi kosong. Kebetulan dalam bis hari ini cukup lenggang karena diluar jam kerja.

"Wooseok?" Panggil seorang laki-laki.

"Kookheon? Hai!" Balas Wooseok dengan senyum manisnya.

"Boleh duduk disitu?" Tanya Kookheon menunjuk kursi disamping Wooseok.

Tentu saja Wooseok mengangguk, dia tersenyum senang karena tidak sendiri lagi.

"Habis darimana?" Tanya Kookheon membuka pembicaraan.

"Nemenin Yuvin nugas." Jawab Wooseok dengan wajah kesal.

Kookheon tertawa kecil karena jawaban Wooseok. Dia sudah menduga jawaban itu ketika akan melontarkan pertanyaan, tidak mungkin Yuvin mengijinkan Wooseok naik bis jika Wooseok tidak memaksa.

Bottom;kws ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang