5-Flashback

27 2 0
                                    

"Dengan kita berdekatan lagi, itu artinya membuat luka lama kembali "

amelia safira

Amel dan William sekarang sedang berada di suatu taman yang mengingatkan kembali kisah mereka berdua yang berakhir dengan luka.

Flashback on

"Yeyyy! Akhirnya aku lulus." ucap Amel yang saat itu sedang duduk di kelas 9 SMP dan sedang mengambil hasil kelulusan.

"Sama dong aku juga." ujar William bangga.

"Kamu nanti SMA jadi kan satu sekolah bareng aku?" tanya Amel.

William hanya diam tak menjawab ucapan pacarnya tadi.

"Will? Helow." gumam Amel sambil melambai lambaikan tangannya ke wajah William.

"Oh iya Mel, nem kamu berapa?" tanya William mengalihkan topik pembicaraan.

"Will, kamu kenapa sih. Kok malah alihin topik, kan kita lagi bahas SMA kita nanti. Kita jadikan SMA bareng?" tanya Amel antusias sambil tersenyum.

"Sebenarnya, aku harus sekolah di Jerman Mel. Karna, ortu aku pindah kerja ke Jerman jadi otomatis aku juga harus pindah kesana dan bersekolah disana. Tapi, kamu mau kan ldr-an?" ungkap William.

Deg.

Senyum Amel perlahan memudar.

"Oh jadi kamu gak bisa SMA bareng aku ya? Kata kamu, kamu akan selalu ada disisi aku. Kata kamu, kita akan SMA bareng, kuliah bareng, kerja bareng bahkan sampe kita nikah berdua. Tapi, nyatanya kamu harus pergi. Aku gak suka ldr Will, karna ldr gak akan menjamin hubungan kita Will," lirih Amel sambil mengusap air matanya yang entah sejak kapan sudah mengalir.

"Emangnya kamu berangkat ke Jerman kapan?" tanya Amel

"3 hari lagi Mel," jawab William

"Apa?! Tiga hari lagi." pekik Amel

"Tapi aku janji aku akan selalu hubungin kamu kalo aku gak sibuk. Aku juga janji aku gak bakal ngelirik cewek lain disana. Kamu percaya kan sama aku?" tanya William

"Lebih baik kita akhiri aja hubungan ini Will." jawab Amel getir.

"Gak, aku gak mau Mel. Aku masih sayang dan cinta sama kamu." ucap William jujur.

"Besok kamu ke taman kencani ya. Temui aku disana, besok kita akan menghabiskan waktu berdua bersama. Karna, setelah itu gak akan ada lagi kata 'kita' yang ada hanya 'aku' dan 'kamu'." ujar Amel yang langsung pergi begitu saja.

• • •

Keesokan harinya...

William dan Amel sekarang sudah berada di taman kencani, mereka sedang duduk di bangku taman.

Hening. Salah satu dari mereka belum ada yang mengucapkan sepatah katapun. Hingga akhirnya Amel membuka percakapan.

"Will, kamu pasti faham kan kenapa aku ngajakin kamu seharian di taman ini?" tanya Amel yang berhasil memecahkan keheningan di antara mereka berdua.

"Iya aku faham kok." jawab William

"Tempat ini yang menjadi saksi bisu perjalanan cinta kita berdua Will. Namun, perjalanan itu harus terhenti karna salah satu diantara kita harus pergi dan tinggal menyisakan luka yang mendalam di hati kita masing-masing." lirih Lauren

"Seandainya aku bisa menolak untuk pindah ke Jerman. Tapi, sayangnya aku gak bisa Mel. Karena, aku gak mau di laknat jadi anak durhaka. Kamu kan juga bilang aku gak boleh bandel lagi, aku harus jadi anak yang bisa membanggakan kedua orang tua aku." ucap William

"Iya, kamu gak boleh bandel kaya dulu lagi," ucap Amel

"Bolehkan aku bersandar di bahu kamu? Untuk terakhir kalinya, karna setelah itu aku hanya bisa merindukan mu." lanjut Amel

"Tapi apa harus berakhir seperti ini?" tanya William.

"Kalo emang cara yang terbaik adalah dengan cara ini, aku ikhlas." ujar Amel walaupun hatinya masih gak rela untuk melepaskan William.

William menaruh kepala Amel ke bahunya. Lalu, Amel memejamkan matanya.

"Kamu mau kita putus Mel?" tanya William.

Amel belum menjawab, dia masih memejamkan matanya.

Amel hanya menganggukan kepalanya pelan, namun tanpa sengaja bulir-bulir air matanya turun secara perlahan. Namun Amel tak mau menghapus air matanya supaya dunia tau, dia masih ingin disisi William.

"Bukan ini yang sebenarnya aku mau Will." batin Amel

Mereka pun kembali menikmati senja, sampai mereka tak merasa hari sudah gelap.

Flashback off

"Maksud lo bawa gue kesini buat apa Will?" tanya Amel

"Buat flashback aja sih, lo gak lupa kan? Di tempat ini, lo mutusin gue." ucap William.

"Gue gak bilang putus, lo yang bilang kan?"

"Iya iya, tapi gue tau kok waktu itu hati lo minta gue gak pergi, tapi mulut lo mengikhlaskan gue untuk pergi. Andai lo mau bilang kalo lo gak mau gue pergi, gue bisa kok gak pergi ke Jerman dan gak sekolah disana," ujar William.

"Telat!" ketus Amel

"Gue cuma mau lo anggap gue temen lo bukan cuma mantan. Gue juga gak mau lo anggap gue temen tapi pake syarat," ucap William

"Temen itu gak butuh syarat Mel, lagian gue juga tau diri kok sekarang hati lo bukan di pihak gue lagi. Gue cuma pengen lihat lo bahagia dengan siapapun pilihan lo." lanjut William

Terbesit rasa kasihan di hati Amel, "kasihan William, bener juga sih katanya kalo gue terlalu posesif sama dia. Gak ada salahnya kan berteman sama mantan, gue bisa lihat dari mata William kalo dia emang tulus pengen jadi temen gue." batin Amel

"Iya deh, gue mau jadi temen lo Will tanpa syarat." ucap Amel lalu dia tersenyum tipis.

"Makasih Mel, ya udah yuk balik udah mau malem." ucap William

"Semoga keputusan gue gak salah." batin Amel

• • •

Ricky nya di umpetin dulu ya

Seru gak nih ceritanya? Maaf ya kalo gak seru hehe

Jangan lupa vote and comentnya gaes🙂

See you next time✨

Saat Masa Lalu KembaliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang