Bab 4 - Eskrim dan coklat

131 5 0
                                    

Happy reading...

Alfa merangkul Nanda keluar kantin. Banyak anak SMA yang melihat mereka bertanya-tanya. Kenapa Alfa bisa langsung akrab dengan Nanda yang notabene-nya adalah anak baru.

Alfa membawa Nanda ke taman belakang sekolah yang sepi. Mereka duduk di bawah pohon rindang yang daunnya berjatuhan pada rumput hijau yang terawat.

"Sori soal Mega tadi." Ucap Alfa. Dia tiduran di atas rumput hijau dan memejamkan matanya.

"Kenapa Alfa yang harus minta maaf. Seharusnya cewek badut itu yang minta maaf sama Nanda." Ucap Nanda ada sedikit nada kesal.

"Cewek badut?" Tanya Alfa.

"Iya. Alfa emang gak liat make up nya udah kaya badut tebal banget mana pipinya kaya bonyok lagi udah kaya di gebuki orang satu kampung." Piks ini Nanda marah beneran.

"Jangan suka ngatain orang kaya gitu." Ucap Alfa yang kasih tenang di posisi nya.

"Abisnya Nanda kesel. Orang lagi makan di dorong-dorong, coba kalo dia ada di posisi Nanda pasti dia juga kesel sampai ke ubun-ubun tuh pasti."

Alfa bangun dari tidurnya. "udah marah-marah nya?"

Nanda menggeleng polos. Alfa menatap langit biru yang cahayanya terhalang oleh dahan pohon lalu menatap wajah Nanda yang sedang menatap lurus dengan pipi yang dia sengaja di kembungkan.

"Apa yang harus gue lakuin biar lo gak marah-marah lagi?" Tanya Alfa.

"Beliin Nanda coklat sama eskrim yang banyak." Ucap Nanda semangat.

"Ya udah ayo kita beli." Ucap Alfa.

"Tapi gerbangnya kan di tutup mau lewat mana?" Tanya Nanda.

"Ayo." Alfa beranjak dia menjulurkan tangannya untuk membantu Nanda bangun.

Alfa membawa Nanda kedepan tembok tinggi. Yang berada tak jauh dari taman belakang. Tempat itu adalah tempat dimana pintu kedua masuk sekolah yang sering Alfa lalui kalau ia telat masuk.

Nanda menatap wajah Alfa yang tinggi. "Hah?"

Alfa berdecak. Dia berjongkok. "Naik."

"Ih gak mau Nanda takut." Ucap Nanda.

"Gue gak bakal ngintip." Ucap Alfa.

"Tapi Nanda takut naik ke atasnya. Terus setelah di atas gimana turunnya?" Ucap Nanda.

"Bawel. Cepetan!"

Nanda menghentakkan kakinya dia naik keatas bahu Alfa. "Aaa... hati-hati Alfa Nanda takut." Teriaknya sambil berpegangan pada sisi tembok.

"Bodoh. Jangan teriak, nanti ada yang denger." Kesal Alfa.

Nanda berhasil naik ke atas tembok. Lalu di susul Alfa yang cuma hanya satu lompatan dia bisa langsung Sampai pada ujung tembok. Huh hebat.

"Gimana turunnya. Nanda takut." Ucap Nanda.

Alfa lompat kebawah terlebih dahulu. "Ayo."

"Gak mau." Ucap Nanda.

"Lo mau di sana terus?" Tanya Alfa.

Nanda menggeleng. "Tapi tangkep awas kalo Sampai Nanda jatuh."

"Iya ayo."

"Jangan ngintip." Alfa membuang nafas kasar. Nanda memejamkan mata nya saat melompat. Nanda menghembuskan nafas lega karena merasakan tubuhnya melayang tapi dia masih belum berani membuka matanya.

"Buka mata lo." Perlahan Nanda membuka matanya. Mata Alfa langsung menatap mata coklat terang milik Nanda yang terkena sirna matahari.

Alfa memiringkan kepalanya membuat cahaya mata hari menerpa wajah mulus Nanda. Alfa tersenyum tipis saat melihat ekspresi lucu di wajah cantik Nanda.

Perlahan Alfa menurunkan Nanda. Nanda terus mengoceh sampai mereka di jalan raya. Alfa menggandengkan tanganya di tangan Nanda saat mau menyebrang jalan.

Mereka masuk ke minimarket masih dengan tangan Alfa yang menggandeng tangan Nanda. Alfa menuntun Nanda ketempat eskrim. Mata Nanda berbinar melihat eskrim kesukaannya berjajar.

"Pilih yang banyak." Ucap Alfa santai.

Nanda mengambil eskrim Cornetto rasa Oreo, Silverqueen dan banana. Lalu setelah Nanda mengambil eskrim ya di rasa cukup. Alfa membawa nya kasir. Dia mengambil coklat Silverqueen.

"Kebanyakan." Ucap Nanda karena melihat Alfa mengambil coklat Silverqueen lima buah.

"Biar gak marah-marah lagi." Ucap santai Alfa pada Nanda.

"Nanda udah gak marah. Jadi jangan banyak-banyak." Ucap Nanda.

"Jadi ini coklat nya berapa mas?" Tanya penjaga kasir.

"Semuanya." Jawab Alfa.

Mereka kembali kepembatas tembok yang menjulang tinggi. Nanda naik lagi ke punggung Alfa. Nanda merasa kasihan karena Alfa harus mengangkat beban berat badan Nanda yang berat.

Alfa naik dia mengambil plastik yang ada di tangan Nanda dan melemparkannya ke bawah lalu dia yang turun seperti tadi menangkap tubuh Nanda.

Mereka duduk di bawah pohon rindang. Nanda dengan santai menjilati eskrim nya. Sedangkan Alfa dia sedang tertidur di samping Nanda. Alfa menggeliat dia mendekatkan tubuhnya pada tubuh Nanda.

Jam pelajaran sudah berbunyi tapi mereka tidak masuk kedalam kelas. Sebenarnya Nanda tadi sudah di suruh masuk sama Alfa tapi karena Alfa tidak ikut masuk jadi dia juga ikut tidak masuk kelas dan lebih memilih menemani Alfa tidur.

Nanda menatap wajah damai Alfa. Nanda tersenyum melihat wajah Alfa yang sepertinya merasa tidak nyaman karena wajahnya terkena sirna matahari. Nanda menaruh telapak tangan di depan wajah Alfa untuk menghalangi sinar matahari.

Nanda memiringkan kepalanya melihat wajah Alfa yang kembali nyenyak. "Alfa tadi malam bergadang ya? Kok nyenyak banget."

☁️☁️☁️

Bel pulang sekolah sudah berbunyi dari tadi. Nanda melihat kearah Alfa yang masih nyenyak padalah tadi dia sudah habis tiga eskrim hanya untuk menemani Alfa tidur.

Ponsel Alfa bergetar didalam celana. Nanda tidak yakin untuk mengambil nya. Dia memilih untuk membangunkan Alfa. Nanda menggoyangkan bahu Alfa agar terbangun.

"Alfa bangun."

"Hem. Apa?" Tanya Alfa.

"Itu hp Alfa bunyi. Ini udah jam pulang sekolah." Ucap Nanda. Entah bagaimana ceritanya Alfa dari tadi tidur di atas paha Nanda.

Alfa membuka matanya. Menyadari dia tidur di atas paha Nanda. Alfa mengambil posisi duduk dia mengangkat panggilan dari Bima.

"Betah banget lo pacaran sama Nanda sampe gak inget waktu pulang sekolah." Ucap Bima sambil cekikikan.

Alfa mematikan sambungan telpon nya. "Kenapa gak pulang?" Tanya Alfa.

"Nanda gak tega bangunin Alfa. Apalagi tadi Alfa tidur di pangkuan Nanda." Ucap Nanda.

"Lo udah bilang sama Abang lo atau sama orang yang biasa jemput Lo?" Tanya Alfa.

"Udah tadi Abang telpon. Nanda cuma bilang ada tugas sana temen. Soalnya kalo Nanda bilang lagi nemenin Alfa. Nanda udah di seret sama Abang." Jelas Nanda.

Alfa berdiri. "Ayo gue anterin lo pulang. Ini udah sore."

Nanda mengangguk. Ternyata sekolah sudah sangat sepi bahkan anak-anak yang ekskul saja tidak ada. Setelah mengambil tas mereka di dalam kelas. Mereka berjalan ke parkiran di mana motor kesayangan Alfa terparkir.

☁️☁️☁️

Gimana sama part ini??

Aku mau ngasih tau kalo aku bikin cerita lagi judulnya preman Sweet Yuk cek profil aku :v

Tinggalkan jejak guys 😚

Alfa (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang