7

512 100 11
                                    

Hari yang tak begitu Suzy tunggu-tunggu tiba. Agenda wajib Osis yang dibencinya. Baginya, kamping ke sebuah gunung antah-berantah adalah kegiatan yang sangat membosankan. Membangun tenda bisa melecetkan kuku-kuku lentiknya. Dan angin gunung bisa saja membuat kulitnya kering.

Suzy jadi gadis teribet membawa dua kopor besar. Dibantu Myungsoo dan Myungri. Persiapannya lengkap sekali. Dari semprotan anti nyamuk, hingga pisau untuk pertahanan diri. Sementara yang lain memakai pakaian seadanya, Suzy justru heboh sendiri dengan jaket dan topi branded. Suzy lagi-lagi, sekali lagi, menjadi yang paling bersinar di sana. Bersama Jieun yang memang selalu tampil ngejreng.

"Kau tahu tidak, apa isi kopor kecil Myungri si penyihir?" Bisik Jieun, sedapat mungkin tak didengar Myungri yang saat ini asyik membangun tenda bersama grupnya.

"Apa?" Krystal mulai penasaran. Taeyang menerobos lingkaran itu rusuh. Ikut-ikutan mendekatkan telinganya ke pembicaraan Jieun.

"Benda-benda tajam, guyssss."

Krystal mendecak takjub. Sementara Taeyang cekikikan tak jelas.

"Kupikir dia bakal membawa patung dewi Venus." Suzy mencoba membuat lelucon. Yang sayangnya tidak kena. Barulah saat Krystal memberi kode untuk tertawa, mereka akhirnya menertawai lawakan garing itu.

"Tidak lucu, Suez." ucapan Taeyang menggagalkan aksi penyelamatan mereka. Kim Taeyang!

Mereka memelototi Taeyang yang malah asyik mengangkat bahunya tak peduli.

"Ne. Aku tahu aku memang bukan gadis yang lucu." Suzy jadi bete. Duduk merebahkan diri di atas kursi yang dibawahnya. Kursi lipat yang bisa dibawa kemana-mana dan muat di dalam kopor.

"Gara-gara Taeyang Suzy jadi tidak mau membantu kita membuat tenda. Suruh Taeyang tidur di luar sebentar! Biar habis dimakan nyamuk!" Sungut Jieun. Krystal menimpali. Taeyang sekali lagi jadi bahan bully-an mereka.

"Eh, nyamuk lucu, tau."

Krystal menjitaknya.

"Anak setan." Umpat Krystal.

"Menyebalkan sekali si ketua Osis masokis memisahkan kita dengan si penyihir." Jieun memperhatikan Myungri yang tampak cekatan membangun tenda.

"Ne. Dia paling jago kalau masalah beginian." Timpal Krystal.

"Suzy jadi tidak berguna." Taeyang monyong-monyong.

"Hush!" Jieun dan Krystal mendesis ke arah Taeyang. Menyuruh mulut ember petakilannya itu diam barang sebentar.

"Akan kusuruh Myungsoo." Suzy beranjak dari kursinya. Menyusul Myungsoo yang sedang sibuk membantu grupnya.

"Dia mendengarnya, kan?" Krystal sekali lagi menjitak Taeyang yang bodohnya keterlaluan.

"Myungsoo. Bantu aku, ne?" Suzy dengan manja menggandeng lengan Myungsoo. Ada banyak tatapan iri di sekitarnya. Terutama tiga mantan yang pernah tersakiti. Yang diam-diam memperhatikan tingkah laku Suzy sedari tadi. Beruntungnya mereka semua dipisahkan dari grup. Bisa gawat kalau Suzy satu grup dengan salah satu mantannya. Sehun bisa menjadi bijak juga kali ini.

Myungsoo mengangguk. Tanpa babibu meninggalkan grupnya menuju tenda Suzy yang belum terbentuk sedikitpun.

"Pria yang seharusnya sekelompok dengan kami, malah tidak bisa datang karena sakit." Kata Suzy. Ketiga dayang-dayang itu menimpali.

Tak ada suara yang keluar dari bibir Myungsoo. Dia bekerja dengan tenang. Tahu-tahu tenda itu sudah terpasang.

Suzy menatap prianya itu puas. Rasa-rasanya ia ingin menghamburkan pelukannya.

PRISMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang