ㅡ7%

154 14 0
                                    

"kamu tuh, makanya jangan aneh-aneh, mikaaaaaa." satria cuman geleng-geleng kepala sedangkan yang diomongin cuma cengengesan.

"ya kemaren aku tuh lagi seru main tod sama temenku loh, yaaang." kata mika sambil ketawa.

satria tuh seneng, mika kalau ketawa pasti ada garis narutonya, makin manis.

"lain kali jangan aneh-aneh ya, sayang."

*****

shasha paling bete kalo udah nggak ada guru sampe sore begini, percuma bawa buku berat-berat eh nggak ada guru, argh. mana kejadian sama saga tuh nggak bisa dilupain.

"jangan gini."

"maksud kamu apa, vin?"

"jangan baik banget."

"lho?"

ya gimana ga bingung, sagara emang baik ke shasha, tapi shasha aja yang insecure tapi denial.

shavinka, lain kali jangan tunjukkan paras mendung lagi di depanku. petir kalah keras dan hujan kalah deras menghujam jika dibandingkan dengan paras mendung itu. jangan begini.

ㅡ sagara.

********

masih dengan rivandra jusuf yang nggak ada matinya mengejar dhiajeng shareva, si galak anak sosial satu. jusuf yang barbar, dan eva yang..... ah gila deh.

"bisa-bisanya lu suka sama eva nyet?" pekik julian yang melihat rivan senyum-senyum sendiri ketika bercerita di atap sekolah saat itu.

"aduh, jul. gua nggak biasanya begini. lo tau sendiri lah, orang-orang melihat gue sebagai anak broken home yang dingin, tapi kalo sama shareva, nggak sama sekali. dia ngeliat gue sebagai cowok tangguh."

"lo ngomong lagi gue pukul ya, cup. habib tuh gimana ya kemajuannya sama si rara, kan lo udah ngajak eva nonton bioskop walaupun lo harus ngegeret dia dan rela dipukul dulu, sungguh cowok berjiwa besar."

"kalo ngebahas rara ya, jul. gue tidak ikut-ikutan." kata jusuf mengangkat tangan.

tiba-tiba suara teriakan melengking datang dari pintu masuk atap.

"JULIAAAAAAAN."

nah kan, orangnya dateng.

mampus dah anda, angkasa julian.

"di sini lo rupanya, mana diari gue?" tanya rara mengintimidasi, padahal masih berdiri di pintu masuk.

"nggak di gue ya, rara. julian, gue duluan ya. mau beli gorengan dulu."

dan jusuf lari ke arah pintu, bukannya apa, cewek kalo marah tuh serem banget.

sementara itu......

satria dan saddam sedang berjalan di lorong perpustakaan dan kebetulan sekali, di samping lorong perpustakaan ada tangga menuju rooftop.

sebenernya tumbenan aja satria dna saddam bisa ada di perpus, kata mereka sih, lagi diberi hidayah.

"eh buset, itu suaranya rashina nyampe sini?" kata satria terkejut.

"julian temen gue edan, diapain tuh si rashina sama dia." saddam menengok ke satria sambil menepuk dahinya.

"biarin aja nggak sih, kayanya mereka punya their own business." duga satria.

"iya sih, tapi kira-kira itu si.. rara kaga lagi diapa-apain kan....."

"kaga lah, kalo dia berkali kali sambil minta tolong iya juga, yang ada kalo kita tolongin si panjul yang ada kita kena semprot juga."

"bener juga. eh coy, tadi pagi tim futsal udah ngechat gua katanya siang ini bisa latihan. skuy?"

"skuy, saddamskuy."

**********

"eh buset cup, lo takut amat." kata rara, ya. rara menahan jusuf agar tidak keluar karena rara yakin, ini pasti ulah mereka berdua.

"kalian sekongkol kan? ngaku."

"rara, astagfirullahaladzim." jusuf sabar banget sama makhluk mengerikan bernama cewek di depannya ini. pure banget dia nggak ada campur tangan.

"diari lo di julian, bukan di gua."

"bohong."

"lo mau periksa badan gue, tas gue, rumah gue selama 100 tahun pun ga bakal ketemu kalo diarinya di julian, ra. tolong dengerin ini, sekali aja." kata jusuf datar.

"gua ga percayaㅡ"

"terserah." jusuf memutar matanya, he kinda hate this situation.

berusaha ngasih jalan biar julian si goblok ini balikin, nyatanya dia malah kaya siamang ngangkat-ngangkat diari rara ke udara.

aduh. anjir. bukan. temen. gue.

"julian anjir, gue ga akan maafin lo kalo kertas diari itu terbang." rara berkata demikian karena emosinya sudah mendidih.

"kalo gue lempar aja ke bawah, lo maafin nggak?"

"julian, you are so freak. stres banget. cup, kok lo mau temenan sama dia sih. besok bawa diari itu, gue mau ngerjain pr sekarang." kata rara berusaha calm.

"oh no, say goodbye to your diary, rara." julian pun melepas genggamannya pada diarynya itu.

to be continued...

huru hara ; millenium sqTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang