4. Bos Tirani

3.5K 531 88
                                    

Zhan kembali ke indekosnya dengan wajah merah, dia begitu malu karena kedapatan sedang berada di kamar bosnya sambil memegang celana dalam kotornya, sungguh dia tidak dapat menjelaskan itu semua, mereka tidak ada yang mulai bicara, seolah-olah cukup mengerti dengan yang terjadi, tetapi adegan pintu kamar di banting setelah Zhan keluar membuat kesadarannya kembali.

Setelahnya, Yibo menyerahkan kertas dan pulpen yang berisi perjanjian, yang isinya dilarang keras untuk Zhan memasuki kamar dan menyentuh barang pribadinya. Dalam malu Zhan menandatangani itu dan setelahnya meminta izin untuk pulang.

Dalam hati dia sedikit bertanya, kenapa lelaki itu tidak memarahinya, tetapi lebih memilih menulis surat perjanjian dibanding berbicara kepadanya, segitu jijiknyakah dia kepada dirinya? membuat sekilas Zhan terluka.

Drtt ... drttt ... Sebuah panggilan telepon masuk, membuyarkan lamunan menyedihkan Zhan.

"Leon ada apa?" jawab Zhan lemah tak bersemangat.

"Ada apa denganmu? Apa bosmu menyiksamu lagi?" tanya Leon cari tahu.

"Tidak, aku hanya sedang bingung, aku sepertinya tidak bisa melihat dia lagi, aku begitu malu."

"Malu? Apa yang sudah kau lakukan? tanya Leon penasaran.

"Ah, bukan apa-apa." Zhan mencoba menyembunyikan karena dia begitu malu jika sampai Leon mengetahuinya.

"Oh, iya, Leon ada apa kau menelponku?" tanya Zhan yang baru sadar.

"Aku ingin curhat kepadamu, aku merasa jengkel dengan partner kerjaku yang waktu itu aku ceritakan kepadamu."

"Apa dia buat ulah lagi?"

"Lebih dari itu, dia telah melewati batas partner kerja, dia memasuki wilayah pribadiku."

"Ah, apa maksudnya itu?"

"Intinya dia telah menatap yang seharusnya tidak dia lihat, dan dia memegang yang seharusnya tidak boleh dia sentuh!" Jelas Leon yang membuat Zhan pusing.

"Jika dia partnermu, kau bisa mengatakan langsung,  jika kau tidak menyukai tindakannya."

"Tidak bisa begitu, aku tidak dekat, dan aku malas berbasa-basi dengannya, tapi sepertinya aku punya sedikit cara untuk membuatnya mengerti siapa di sini bosnya!" Dengan tawa liciknya.

"Apa yang sedang kau rencanakan?"

"Kau tunggu saja cerita dariku, Rubby, ini pasti menyenangkan! Oh, iya aku harus tidur sekarang, besok aku ada pekerjaan pagi," Leon mencoba mengakhiri.

"Oh, aku juga harus segera tidur, esok aku harus sudah sampai  jam enam pagi di tempat bosku."

Obrolan pun terputus dan mereka sama-sama tertidur dengan otak yang terus berpikir.

.

.

.

Zhani telah sampai di apartemen Yibo pukul enam pagi, dia segera memanaskan air dan membuat kopi lalu menyiapkan sarapan, awalnya dia ingin membeli makanan tetapi karena dia belum tahu apa yang tuannya suka dan tidak, maka dia memutuskan untuk membuatnya saja, Zhan tipikal orang yang mudah melupakan sesuatu, dia kembali ceria seperti sedia kala setelah bangun dari tidurnya, berbeda dengan Yibo yang masih jengkel dengan sikap Zhan semalam.

"Bos, aku sudah membuatkan kopi, sarapan juga sudah siap." Zhan  mengetuk pintu kamar itu berkali-kali tapi tidak menerima jawaban. Dengan mengumpulkan sedikit keberanian dia membuka pintu kamar yang tidak terkunci itu dengan perlahan, tampak Yibo sedang mengancingkan bajunya, dia menoleh ke arah Zhan dengan tatapan marah.

"Harus berapa kali aku katakan jangan seenaknya memasuki kamarku!" Bentak Yibo yang membuat Zhan kaget.

"A-aku, cuma ingin memberitahumu jika sarapan sudah siap, aku sudah mengetuknya berkali-kali, tapi kau tidak menjawab." Pembelaan Zhan yang tidak bisa Yibo terima.

"Keluar!!! Hanya kata itu yang Zhan terima. Sekali lagi hatinya merasa sakit. Tanpa sadar air matanya lolos. Terlintas keinginan untuk mengakhiri saja, tetapi tiba-tiba dia teringat hutang yang belum terbayar.

Yibo berjalan tergesa-gesa tanpa melirik ke arah makanan yang telah Zhan buat, dia memberikan tas kepada Zhan lalu berjalan di depannya, Zhan hanya mengikuti tanpa bertanya, melirik sekilas sarapan yang telah dia buat, dan memegang perutnya yang lapar.

Sepanjang jalan mereka hanya duduk diam tidak ada yang bicara, mereka duduk bersebelahan di kursi penumpang. Tiba-tiba dia meminta supir untuk menepi dan menyuruh Zhan turun untuk membeli tiga gelas kopi dan tiga buah roti daging. Sekilas hati Zhan menghangat sepertinya bos tidak seburuk penilaiannya, perutnya terus berdemo karena otaknya memikirkan roti daging lembut di pagi hari, namun selanjutnya ... satu kopi dan satu roti daging Yibo berikan kepada sopir, dan 2 gelas kopi itu dia letakan di sisi pintu mobilnya, dengan seenaknya dia memakan dua potong roti daging isi itu sendirian, tanpa menawarkan Zhan.

"Kau sudah kenyangkan? Memakan sarapan yang kau buat sendiri tadi?" tanya basa-basi tidak tahu atau meledek gaya Yibo, yang hanya mendapat anggukan lemah dari Zhan.

Yibo telah turun lebih dulu memasuki Star Agency, meninggalkan  Zhan yang sedang membuka bagasi mobil untuk membawa tas.

"Nak Zhan, roti isi ini kita belah dua saja, kau belum sarapan, 'kan?" tawar paman supir yang sudah berusia setengah baya itu.

"Ah, aku sudah kenyang paman, kau makan saja, aku masuk dulu ya paman." Sambil Zhan pergi meninggalkan paman supir itu dengan perut yang terus berbunyi.

Di sela-sela bosnya pemotretan Zhan menghilang ke kantin di belakang agency itu, dengan cepat dia membeli roti gulung murah memakan beberapa gigitan dengan rakus, untuk mengganjal perutnya, tetapi tiba-tiba seseorang memberitahu jika pemotretan itu telah selesai, dengan terburu-buru dia masuki roti yang baru setengah dia makan itu ke dalam tas yang tadi pagi Yibo berikan padanya. Lalu segera berlari.

"Ah, kau dari mana saja? Kau menghambat pekerjaanku! Kita pergi sekarang, berikan tasku!" Sambil Yibo  menariknya. "Ah, apaan ini?" Setelah Yibo membuka tasnya. "Siapa yang menaruhnya di tasku?" Dengan seenaknya dia melemparkan roti setengah itu ke tong sampah.

"Ah!!! Hmmmm ...." Zhan hanya mengembungkan pipinya, dan setelahnya membuang napas menyaksikan roti gulung itu terhempas dan telah bercampur dengan sampah.

Mereka kembali memasuki mobil dan melanjutkan perjalanan menuju  studio rekaman.

Sepanjang jalan Zhan menatap luar kaca, tidak sedikitpun bersuara, dengan orang di sebelah  sepertinya sedang mengejek dengan berlatih bernyanyi, tetapi dengan lagu yang dia pilih sengaja dengan lirik provokasi yang sangat membuat Zhan kesal.

Tiba-tiba sebuah pesan masuk di ponsel Zhan dari Jili yang mengatakan jika dirinya sudah sampai di tempat rekaman. Lalu tidak sengaja dia melihat ada beberapa pesan yang belum dia buka, salah satunya dari Leon, yang isinya

Hari ini, aku sangat bahagia Rubby, akhirnya aku bisa membalasnya.

Lalu dengan segera Zhan membalas.

Owh, selamat untukmu, tapi tidak denganku, sepertinya aku akan menyiapkan lubang besar untuk mengubur bosku!!👿👿

Sebuah pesan masuk di ponsel Yibo,  dengan segera dia membukanya, posisi mereka saat ini sama-sama menghadap jendela saling bertukar pesan dengan seseorang yang membuat seketika aura dingin di dalam mobil itu berubah menghangat. Dapat paman supir itu lihat mereka berdua tersenyum lembut sambil mengetik pesan untuk seseorang spesial dan sepertinya orang itu berhasil merubah mood mereka berdua menjadi kembali baik.

TBC...

11/11/19
Revisi by Shizun_addict

Zhan_akira😭

Boomerang Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang