9. Audisi

3.7K 543 148
                                    

Langit pagi yang cerah menemani langkah Zhan menuju apartemen seseorang yang sebenarnya sangat ingin dia hindari, tapi sebagai pekerja profesional, dia tetap datang walau dengan rasa enggan. Peristiwa pelecehan yang bosnya lakukan semalam masihlah berbekas membuatnya kesal setengah mati.

Namun, setelah dia pikirkan, buat apa dia kesal? karena sebenarnya dia cukup memaklumi, karena bosnya itu bertindak jauh karena di bawah pengaruh alkohol, tetapi yang membuat dia jengkel dan tidak terima adalah mengapa harus bosnya yang mencuri ciuman pertamanya, ciuman yang dia simpan selama ini untuk kekasihnya nanti, kekasih pertamanya yang cantik, bukan lelaki bajingan seperti Yibo itu, sesalnya.

Memikirkan itu membuat mood Zhan  memburuk, dengan langkah cepat dia memasuki apartemen itu dan mendapati sang majikan sedang duduk di sofa, seolah-olah memang sedang menunggunya. Zhan berjalan di bawah tatapan mata yang menakutkan, terdapat lingkaran hitam di sekitar matanya menandakan jika orang itu tidak  tidur semalaman.

Zhan berusaha mengabaikan bosnya itu yang dia sadari tengah menatapnya. Tiba-tiba saja Yibo  memanggilnya.

"Zhan .... " Yang di panggil pura-pura tidak mendengar dan terus saja berjalan menuju dapur untuk membuat kopi dan sarapan.

Setelah menunggu beberapa lama kopi terhidang di depan Yibo, dan sarapan pun tersusun di atas meja dengan rapi,  tetapi sungguh bukan hidangan itu yang Yibo inginkan saat ini, tetapi lelaki yang sejak datang tidak membuka suaranya itu yang jauh ingin Yibo dengar.

"Aku izin hari ini, Bos," suara Zhan  membuka obrolan.

"Tidak bisa!" jawab Yibo tegas.

"Aku mohon, Bos, jangan selalu  mempersulit hidupku!" Zhan keras, tetapi dengan nada mengiba.

"Aku bisa saja memberikanmu izin, untuk tidak melakukan tugasmu hari ini, tapi dengan satu syarat!" tawar Yibo.

"Apa yang kau inginkan?" Zhan kesal.

"Mendekatlah dulu, aku akan membisikkannya kepadamu," bujuk Yibo.

Dengan terpaksa Zhan mendekat, tetapi yang dia dapat adalah tangan nakal itu menariknya, membuat tubuh Zhan jatuh duduk di pangkuan Yibo, dia tertawa bahagia, mendapati Zhan marah-marah di dalam pelukannya, tidak dapat bangkit karena tangan Yibo telah melingkar sempurna di pinggang Zhan.

"Aku lebih suka melihatmu, marah-marah dan berisik seperti ini," jawab Yibo jujur.

"Bukannya kau sendiri yang bilang membenciku karena aku terlalu berisik?" Sanggah Zhan yang membuat Yibo berpikir, memang di awal dia pernah mengatakan itu, tapi entah mengapa sekarang untuk Yibo melihat Zhan menjadi pendiam itu sangatlah tidak menyenangkannya.

Tiba-tiba saja pintu terbuka menampilkan Mo Xuanyu yang terkejut melihat pemandangan di hadapannya, Zhan dan Yibo sedang duduk berpangkuan, dengan tangan Yibo memeluk pinggang Zhan. Mo Xuanyu berjalan mendekat dengan wajah kesal. Zhan langsung bangkit dari pangkuan Yibo dan merapikan pakaiannya yang berantakan. Sedangkan Yibo tampak santai seolah tidak ada hal penting yang terjadi.

"Yibo, kenapa kau tidak mengangkat teleponku? Bukannya kau bilang untuk audisi kali ini kau akan menjemputku?" protes Momo yang merasa jika perhatian Yibo mulai teralihkan oleh asistennya itu.

Zhan hanya berdiri diam, dia sungguh tidak ingin melihat adegan bak telenovela ini lagi, dia berjalan ke luar mencoba memberi waktu untuk mereka berdua.

Boomerang Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang