5. Anakmu!

9.4K 880 128
                                    

Ayu keluar dari ruang kerjanya tergesa-gesa. Wanita itu tidak mau seorang pun melihat kecemasan dan kegundahan hatinya. Ia memilih mengalah meninggalkan Danial dengan perasaan dan hati yang kembali terluka.

Danial menatap mobil-mobil yang memenuhi jalanan ibu kota dari jendela ruang kerja Ayu yang berada di lantai 8 gedung perusahaan milik papanya. Pikirannya jauh menerawang ke masa tujuh tahun silam saat semua kerumitan bermula.

"Pa, izinkan Danial menikahi gadis itu. Danial sudah melakukan kesalahan. Danial hanya ingin bertanggung jawab untuk semua yang Danial lakukan padanya," Danial muda memohon pada Papanya.

Pria bertubuh tinggi dan sedikit berisi dengan gelas anggur di tangannya memperlihatkan raut wajah murka. Tatapan tajam dan garis bibirnya yang melengkung ke bawah dengan tegas menolak permintaan anak laki-lakinya. "Papa kuliahin kau biar kau jadi orang berguna. Supaya kau bisa meneruskan usaha Papa dan menjaga adikmu nanti. Bukan untuk bersenang-senang dan merusak hidup anak gadis orang. Kalau kau mau bermain-main kenapa enggak pilih gadis-gadis kota yang sudah biasa bersenang-senang dengan gaya baratnya itu, sih? Cukup semalam dan paginya sudah kelar. Kenapa harus pilih gadis kampung yang tidak jelas. Yang jelas-jelas bisa merusak masa depanmu?!"

"Pa, dia beda dengan gadis-gadis yang Danial kenal di sini. Dia gadis yang baik," bantah Danial.

"Kalau dia baik, dia tidak mungkin dengan gampangnya bisa kau tiduri. Papa tidak melaranmu bergaul. Papa tahu pergaulan anak sekarang tuh kayak apa. Tapi, kau salah pilih teman tidur. Gadis kampung itu justru yang nantinya bikin kau repot." Anthony berjalan menuju brankas lalu memutar kunci pembukanya dengan nomer-nomer yang merupakan sandi pembuka. Dia mengambil beberapa gepok uang dengan nominal seratus ribuan lalu kembali ke kursi kerjanya. Pria itu hampir melempar uang dalam genggaman ke atas meja di hadapan Danial yang duduk di seberangnya.

Danial menatap tumpukan uang itu dengan prihatin. Ayahnya menilai begitu murah harga cintanya pada gadis kampung yang sudah menjerat hatinya.

"Berapa lama kau sudah meninggalkannya?" tanya Ayahnya.

"Baru satu bulan, Pa. Danial janji sama dia, Danial akan kembali dan menikah dengannya, Pa,"

"Kasih dia uang itu. Dia dan keluarganya pasti senang dapat uang banyak. Kau tidak perlu repot-repot menikah dengannya. Bikin malu keluarga saja!" tandas Anthony.

Danial melebarkan mata. Pria muda itu tidak menduga papanya akan berpikiran dangkal dan sempit. Danial berdiri dan memanatap tajam Anthony. Tatapan tegas dan menantang dia arahkan kepada pria itu tanpa rasa takut.

"Danial mencintai dia, Pa. Dengan persetujuan Papa atau tidak, Danial tetap akan menikah dengannya," tandas Danial.

Papanya kembali murka. Dahinya berkerut dan kilat matanya memancarkan gejolak emosi yang menggunung. "Kalau kau berani melangkah ke luar dari rumah ini untuk menemuinya, selangkah saja, kau akan Papa coret dari daftar nama pewaris. Papa akan lupakan pernah punya anak kau, Danial!"

"Danial mencintainya, Pa. Danial tidak peduli dengan warisan papa! Danial hanya ingin bertanggung jawab dengan perbuatan Danial. Bukankah Papa yang mengajarkan Danial agar jadi lelaki yang bertanggung jawab?" sanggah Danial.

"Jika kau pergi, jangan harap pintu rumah ini akan terbuka lagi untukmu!" murka Anthony.

Danial mengusap wajahnya. Setelah pertengkaran tujuh tahun silam itu Danial tak pernah lagi menunjukkan wajah di hadapan Anthony. Danial berjuang sendiri untuk hidupnya. Danial sama sekali tidak mendendam pada Anthony, hanya saja sikap Anthony tujuh tahun lalu telah membuatnya terpisah dari gadis yang sangat dicintainya. Hatinya kembali hancur saat mengetahui istri Anthony adalah gadis yang seharusnya menjadi istrinya tujuh tahun lalu. Danial mengetahui hal itu beberapa bulan yang lalu sebelum dia memutuskan untuk pulang. Orang suruhan Ayu yang mencarinya di San Francisco yang memberitahukannya.

PRASANGKA (Sudah Dibukukan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang