°°°
16 tahun kemudia di negeri Asia
Gadis dengan surai berwarna senja tengah berlari berusaha menghindari kejaran kawanan werewolf. Gadis itu selalu saja bertindak sesukanya, seperti siang ini dengan santainya ia melewati perbatasan antara negeri Asia dan negeri Tavania, bukan hanya melewati perbatasan tanpa izin tapi gadis itu juga memburu rusa di wilayah kekuasaan negeri seberang itu.
Manik senjanya begitu tajam untuk mengamati pergerakan para werewolf.
"Ayo Letha! Didepan sana perbatasannya dan kau akan lolos kali ini!" Sambil terus berlari ddan menghindar, gadis itu berteriak menyemangati dirinya sendiri.
Letha tersenyum penuh kemenangan kala dirinya melompati tebing sungai yang merupakan perbatasan daerah kekuasaan. Terlihat jelas dari sisi tebing yang berbeda, dimana tebing sebelah kiri terlihat begitu gelap dan berasap sedangkan tebing sebelah kanan dipenuhi dedaunan dan tidak terlalu gelap.
Kaki jenjangnya telah kembali menapaki negeri tempat tinggalnya, dengan sombong Letha berbalik dan menatap para werewolf yang terdiam sembari menatapnya garang.
"Yak! Serigala sialan! Sudah kubilang kalian tidak akan pernah berhasil menangkap ku!" Letha berteriak dengan kencang.
Para werewolf berbalik dan pergi setelahnya.
Pandangan mata Letha menurun kala para werewolf itu pergi, ia kesepian lagi.
Dengan malas Letha memilih untuk pulang, sambil menyeret satu ekor rusa kecil ditangannya.
Suara gesekan antara dedaunan hitam yang berguguran dan tubuh rusa itu terdengar begitu mengerikan.Lima menit kemudian Letha telah memasuki kota masih dengan tubuh rusa ditangannya, suasana kota di negeri Asia tidak jauh beda dengan suasana hutan gelap. Langit yang terlihat seperti awan mendung itu merupakan langit yang paling cerah, sedangan kegiatan warga warganya terlihat seperti warga pada umumnya seperti pasar dan tempat hiburan lainnya. Yang membedakan adalah benda yang mereka jual, biasanya yang dijual pasar inti adalah para budak dari bangsa manusia yang mereka culik dari bumi.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Not A Goddess [ On Going ]
Fantasy· Dia tidak bisa memilih takdir hidupnya, ataupun dia juga tidak bisa menyalahkan takdirnya. Hidupnya telah digariskan sebagai seorang penghancur negeri kelahirannya sendiri. "Untuk kali ini aku akan mengalah pada takdir..." - Quila - · Selal...