Prologue: youth

1.2K 122 9
                                    

"Gila sih, enak banget ya lo punya 4 temen cowok yang ganteng begitu. Rahasianya apa sih?"

Yerikha Marchisa Putri Sultan— atau yang biasa dipanggil Yeri— cuma bisa ketawa kecut kalau denger orang ngomong gitu. Memang, Yeri bersahabat dekat dengan 4 orang cowok yang dari luar sih emang gantengnya kebangetan— tapi kalau cuma dilihat dari luar ya nggak bakalan banyak yang tau kalau kelakuan 4 temannya itu bobrok setengah mampus. Yeri sampai pusing liatnya, dia bahkan sering mikir, kayaknya dia bakalan kena penyakit darah tinggi sebelum dia menginjak usia 30 tahun nanti gara-gara sering gaul sama bocah absurd yang mengundang emosi kayak temen-temennya.

Orang-orang sih mikir kalau hidupnya Yeri enak. Dikelilingi cogan-cogan. Padahal? ....ya emang enak sih, jarang ada cowok yang berani macem-macem sama Yeri soalnya pawangnya banyak—ketambahan kakak cowoknya juga yang beuhhh, over protective banget.— tapi juga nggak seenak itu karena kadang dia nggak paham sama jalan pikiran temen-temennya yang aneh.

Padahal Yeri sendiri juga aneh kalau lagi kumat.

Berteman sejak mereka semua masih usia 4 tahun, Yeri masih inget betul gimana awal pertemuan mereka. Waktu itu, Yeri dan keluarga baru aja pindah ke rumah yang sampai sekarang mereka tinggali. Yeri, kakak dan mamanya waktu itu lagi bagi-bagi kue dan bingkisan untuk para tetangga, sebagai syukuran rumah baru juga sebagai perkenalan aja sih. Seperti takdir, rumah pertama yang mereka datangi ternyata rumah tante Wendy, sahabat mamanya Yeri dulu waktu masih kuliah. Yeri masih inget gimana mamanya yang biasanya kalem sampai teriak-teriak seneng, excited banget ketemu sahabatnya itu. Dari pertemuan mamanya Yeri dan tante Wendy itulah, persahabatan Yeri dan ke-4 temannya dimulai.

••••••

"Ya Tuhan, udah lama nggak ketemu tapi muka mba Irene gak ada perubahan sama sekali ya! Masih cantik aja!"

"Ih bisa aja sih, Wen. Kamu juga nih masih cantik, makin glowing dan makin kelihatan aja bulenya!" Sahut mamanya Yeri, Irene. "Aku kira kamu ngikut Sean stay di Canada loh, Wen."

"Nggak, mba. Kita berdua udah mantepin diri buat tinggal di Jakarta aja, Sean juga handle perusahaan yang disini. Hampir setahunan ini kita balik dan stay disini. Ih mba, ini anak-anak mba?" Ucap Wendy excited ketika matanya menangkap sosok Yeri kecil dan kakaknya.

"Iya, Wen. Ini si sulung namanya Revaldo, anak bungsu namanya Yerikha." Jawab Irene bangga, "Salaman dulu gih sama tante Wendy, tante Wendy ini sahabatnya mama."

Yeri dan Aldo pun nurut dan langsung cium tangan tante Wendy. "Hai tante, salam kenal." Ucap mereka barengan.

"Aduhhh lucu banget kalian. Ganteng dan cantik banget, udah jelas ini mah anak nya mba Irene sama Mas Suhendra!" Jawab tante Wendy gemas. "Kalian umur berapa?"

"Tujuh tahun!" Aldo dengan bangganya menunjukkan angka 7 dengan jemari kecilnya.

"Empat tahun!" Yerikha nggak mau kalah.

Melihat mereka bikin Irene dan Wendy jadi gemas. Apalagi Wendy yang selama ini ngidam pengen punya anak cewek. "Yerikha umurnya sama dong sama anak tante, kalian kenalan ya, tante panggilin! Marcus, sini dulu nak!"

Nggak lama, muncul bocah kecil seumuran Yeri, dengan wajah tampan kebule-bulean. Wendy pun langsung meminta Marcus untuk berkenalan dengan Yerikha.

"Hello! I'm Marcus, but you can call me Mark."

"Hi! My name is Yeri!"

Yerikha yang saat itu masih kecil langsung senang karena akhirnya dia punya temen seumuran. Habisnya, kak Doy udah jarang mau main sama Yerikha karena katanya Yerikha masih bau minyak telon, sedangkan kak Doy udah jadi big boy. Big boy nggak main sama anak kecil. Gitu katanya.

Y.O.U.T.H (YERI & SM 99 LINE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang