6

2.2K 425 39
                                        

Setelah bangun dari tidur panjangnya, Namjoon langsung meminta Taehyung untuk menghubungi Haye dan memintanya untuk datang ke salah satu restoran di dekat perusahaannya. 

"Katakan pada Haye, aku ingin bertemu dengannya malam ini. Penting. Minta dia kosongkan jadwalnya. Kalau tidak, perjanjian batal dan aku tidak akan bekerja sama dengannya."

Taehyung tidak ada pilihan lain selain mematuhi kata-kata Namjoon. Dia langsung menelpon Haye dan bicara padanya selagi menatap Namjoon yang minum obat. Janji pun terbuat tanpa penolakan sama sekali meski Taehyung mengatakannya seperti orang yang memaksa.

Malam pun tiba. Namjoon sudah di restoran XY, dekat dengan perusahaan cloting milik Haye. Dia mengambil tempat duduk di dekat jendela, jauh dari beberapa pelanggan yang duduk memenuhi tengah ruangan dan di meja bar. Dari tempatnya duduk dia bisa melihat perusahaan wanita itu yang masih terang benderang. Tidak heran karena waktu masih menunjukkan pukul delapan malam.

Tak lama Haye keluar dari gedungnya. Dia berjalan dengan sepatu boot bulunya dan long coat berwarna coklat, senada dengan rok dan turtleneck yang dia pakai. Pakaiannya sangat sederhana, tapi terlihat sangat cantik. Melihatnya yang seperti itu, Namjoon jadi ingat bagaimana dia berpakaian ketika datang makan malam--dress ketat memperlihatkan lekuk tubuh. Tapi sekarang dia memakai pakaian sederhana seperti mahasiswi dan itu terlihat lebih menyenangkan untuk dilihat.

Wanita itu menuju restoran dan masuk dengan terburu-buru. Dia seperti orang kesetanan ketika mendapati Namjoon yang menatapnya berjalan mendekat ke meja. Bahkan dia sampai tersengal sendiri saat duduk di kursi di depan Namjoon.

"Apa aku terlambat?" tanya Haye khawatir. Bahunya naik turun sembari mengatur napasnya yang mendesak keluar masuk. Namjoon tak bisa menahan diri dan tertawa kecil.

"Tidak juga. Aku baru datang sepuluh menit yang lalu," jawab Namjoon sembari memberikan sapu tangannya. Wanita itu langsung mengambilnya sembari mengatakan terima kasih.

"Jadi, apa yang mau kau bicarakan?" tanya Haye sembari membenarkan posisi duduknya.

Namjoon tergelak singkat kemudian meraih gelas anggurnya. "Bagaimana kalau kita makan dulu? Aku yakin kau belum makan." Lalu dia menyesap anggurnya dan mengecap bibirnya tanpa suara.

Haye tidak punya pilihan selain mengangguk setuju. Toh dia belum makan apa-apa setelah makan siang. 

Tak lama makanan yang dipesan Namjoon untuk mereka berdua pun datang. Sang pramusaji menyajikan semua makanan dengan telaten ke depan mereka. Mereka tak lupa mengucapkan terima kasih pada sang pramusaji.

Haye tampaknya bukan orang yang suka mengulur-ngulur waktu. Begitu dia selesai mengaduk makanannya dengan menambahkan garam dan merica, dia langsung menaruh sendoknya di atas tatakan sendok dan menatap Namjoon.

"Sekarang katakan apa yang mau kau bicarakan, Joon-ssi."

Namjoon tersenyum, pun mengangkat pandangannya. "Aku sudah memikirkan perjanjian kita kemarin."

Wajah Haye langsung cerah dan semangat seperti baru mendengar pengumuman beasiswa kuliah ke universitas impian. Dia sampai mencondongkan tubuhnya sedikit dengan tangan yang terlipat di atas meja makan. Dia tampak sangat tertarik. "Apa kau setuju dengan rencanaku?"

"Tentu, tapi aku ingin menambahkan beberapa rencana lainnya."

"Apa itu akan menguntungkan?"

Namjoon mengangguk. "Menguntungkan untuk kita berdua. Tapi sebelum itu kau harus mengadakan pertemuan dengan pemilik saham esok hari."

"Aku tidak bisa menjanjikannya esok hari. Tapi, kupastikan di minggu ini. Kenapa kau tiba-tiba ingin ada pertemuan pemilik saham?"

"Aku ingin kau mengatakan pada mereka kalau pemilik saham terbesar di perusahaanmu sudah berubah. Aku akan mengambil lima persen lebih banyak dari si pemegang saham utama. Tapi, tolong rahasiakan identitasku. Mereka tidak perlu tahu siapa aku dan biarkan mereka menggosip sesuka hati. Aku tahu pasti banyak orang yang tidak menerima berita ini, tapi ini yang terbaik."

[END] Magic Shop | NamJinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang