4

2.2K 380 7
                                        

Namjoon bukannya tidak menyukai Song Ha Ye, calon tunangannya yang dekat sekali dengan kedua orang tuanya. Hanya saja Namjoon tidak suka bagaimana kehidupan romansanya harus dicampur dengan kepentingan bisnis bersama.

Sejak diumumkan oleh ayahnya tentang pertunangan sepihak ini, Namjoon tentu saja langsung menentang. Tanpa perlu dijelaskan apa tujuan aslinya, Namjoon sudah tahu kalau ayahnya hanya mengincar perusahaan keluarga Song. 

Keluarga Song adalah pemilik perusahaan clothing terbesar nomor satu di Korea. Merek pakaiannya benar-benar terkenal sampai ke Jepang dan Cina. Kabarnya mereka akan membuka cabang lainnya di beberapa kota di Amerika dan Thailand. Perkembangan yang begitu pesat dan juga kecakapannya dalam menghadapi perubahan mode, membuat keluarga Kim tertarik untuk menggabungkan usaha mereka yang bergerak di bidang tekstil. Padahal perusahaan keluarga Kim termasuk yang paling besar juga, tapi manusia diciptakan untuk tidak pernah puas, bukan?

Salah satu cara menggabungkan perusahaan mereka adalah dengan menjodohkan anak mereka ke dalam suatu ikatan resmi yang disebut pernikahan. Langkah pertama yang harus diambil adalah bertunangan terlebih dahulu. Dan itu yang sedang diusahakan oleh ayah Namjoon, bukan Namjoon yang mengusahakannya. Ayahnya terlalu terobsesi dengan Haye sampai Namjoon muak sendiri melihat kelakuan orang tuanya itu.

"Apa yang kau ragukan dari Haye, Joon-ah? Dia berpendidikan, punya wawasan yang luas, dan juga cantik. Seharusnya kau bisa dengan mudah menangkap percakapan kami berdua ketika sedang makan malam. Sesulit itukah membuka mulut hanya untuk sekedar mengiyakan ucapannya? Kuyakin kau mengerti apa yang dia katakan selama makan malam."

Namjoon mengusak rambutnya kasar dan menatap ayahnya dengan tatapan sengit. "Kalau begitu ayah saja yang menikah dengannya. Aku tak pernah mengerti kenapa kau bersikeras menjodohkan aku dengan dirinya sementara aku tidak pernah datang ke makan malam itu. Apa ayah tidak mengerti alasan kenapa aku mengirim Taehyung?"

Perkataan Namjoon membuat ayahnya menahan napas sembari menatapnya marah. Tatapannya seolah tidak bisa lagi membuat Namjoon menunduk takut, Pak Kim pun hanya bisa menghembuskan napas dengan kasar.

"Pertunangan akan terus dilanjutkan. Kau harus datang pada makan malam besok. Orang tua Haye akan datang dan kau harus berada di sana. Kalau kau tidak datang, aku akan menarik semua sahamku beserta beberapa kontrak yang sudah kita sepakati bersama."

"Apa?! Ayah-- Kau gila!"

"Kau yang memulai, Namjoon. Aku tidak akan memutuskan ini kalau sejak awal kau mengiyakan segalanya."

Pak Kim berjalan mendekat ke arah Namjoon kemudian menaruh tangan kanannya di atas bahu Namjoon. "Aku melakukannya demi dirimu, Nak. Pernahkah aku menempatkanmu ke dalam situasi yang sulit? Anggap ini sebagai salah satu bantuanku sebagia orang tua. Kau mengerti, bukan?"

Ugh, Namjoon benci di situasi seperti ini. Dia muak selalu ditempatkan pada pilihan yang sulit. Ayahnya terlalu pandai membuatnya bimbang. Kelemahannya selalu terlihat dan Namjoon benci dirinya yang seperti itu.

Mau sekeras apa dia berusaha berdiri sendiri sampai bisa punya kehidupan yang nyaman berkat keringat sendiri, ayahnya tetap akan mengambil kendali atas hidupnya, bagaimana pun caranya. Namjoon memang mandiri, tapi rasanya dia sedang menggunakan kalung yang merantai di lehernya. Dia layaknya boneka yang hanya punya angan-angan untuk bebas, tapi seketika sadar kalau di tangan dan kakinya ada tali yang mengikat yang bisa mengendalikannya.

Tidak ada pilihan lain selain mengiyakan ucapan ayahnya meski rasanya ingin melompat dari jendela saja.

Esok malam pun tiba. Taehyung yang sudah bersiap-siap dengan jas barunya tiba-tiba harus melongo bingung ketika mendapati Namjoon yang tengah bersiap-siap juga di ruang kerjanya.

[END] Magic Shop | NamJinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang