9

642 38 3
                                    


Seokjin masih termenung ditempatnya, awalnya ingin mengawasi putranya bermain di taman belakang, namun pikirannya tak bisa berbohong, ia masih memikirkan suaminya, suaminya yang berpoligami.

Anaknya baru berusia 4 Tahun lalu bagaimana nasibnya nanti jika mereka berpisah. Kookie masih membutuhkan bahkan sangat membutuhkan perhatian dari kedua orangtuanya.

Anaknya juga tak akan mengerti dengan perceraian orangtuanya nanti, haruskah ia mengorbankan anaknya sendiri karena keegoisan orangtuanya, jelas Seokjin bukan ibu yang tega melakukan hal itu.


Setetes Airmata mengalir di pipinya. Tidak, Seokjin bertekad untuk bertahan demi sang anak, tak masalah ia terluka, tak masalah ia sakit hati, asalkan itu bukan putranya. Dia akan melakukan apapun untuk putra kesayangannya Kim Jungkook.

Sepasang tangan mungil menggoyangkan tangannya, mata bulat berair itu menatap kearahnya. Seokjin buru-buru menghapus airmatanya setelah sadar dari lamunannya.


Meraih sang buah hati lalu memeluknya, hal ini sukses membuat bocah menggemaskan itu menangis di pelukan ibunya.


Seokjin baru ingat, Kookie pasti akan ikut menangis jika melihatnya menangis, sejak lahir anak itu selalu seperti itu.


"Maafkan Eomma sayang...Hiks... Eomma membuat Kookie menangis" ucap Seokjin mengusap belakang kepala anaknya

Baby Kookie masih saja menangis bahkan sesenggukan, membuat ibu berusia 25 tahun itu tak tega melihatnya.

Menarik napasnya dalam untuk mengontrol emosinya agar anaknya tak ikut merasakan rasa sesaknya. Ikatan batin antara Seokjin dan putranya memang kuat, dan ini selalu terbukti. Kookie akan menangis kencang jika merasakan ibunya terluka atau ada masalah, dan Seokjin akan merasakan sesak di dadanya jika terjadi sesuatu pada anaknya.


1 tahun yang lalu dia menitipkan Kookie pada orangtuanya karena harus menyelesaikan urusannya, dan beberapa jam kemudian dia merasa dadanya begitu sesak seperti tak bisa bernapas. Dan setelah ia menelpon ibunya, ia jadi tau ternyata putranya terjatuh dari sofa saat sedang bermain, beruntung anaknya itu tak terluka parah hanya lecet di sikunya.


Sejak Kookie lahir, memang dirinya lah yang full dan lebih banyak mengurusnya dibandingkan sang suami yang selalu berkutat dengan pekerjaannya.


Namjoon hanya akan bersama putranya di akhir pekan, itupun tak setiap akhir pekan, karena kadang pria jangkung itu juga keluar kota untuk meeting.


Seokjin sendiri, ia juga bekerja di kafenya sendiri dan semua orang tau ia tak pernah sekalipun tak membawa putranya, ia selalu membawa Kookie kemanapun ia pergi. Jauh atau dekat ia akan membawanya, hanya sesekali ia menitipkannya jika anaknya rewel dan tak mau ikut dengannya.



Siang malam waktunya terkuras habis hanya untuk mengurus dan membesarkan sang buah hati, Seokjin selalu disebut ibu yang baik, namun istri yang tak baik. Kenapa karena tak pernah terlihat mengurus suaminya.

Dan disinilah masalahnya sejak dulu, Seokjin bukan tak mau mengurus suaminya tapi pria itu selalu berangkat pagi-pagi buta bahkan tak pernah membangunkanya dan selalu pulang larut malam, saat dia dan anaknya sudah terlelap.


Makanan yang selalu ia siapkan jarang dimakan oleh suaminya, entah kenapa. Seokjin selalu terbangun di malam hari untuk mengurusi anaknya yang menangis karena haus atau ngompol. Sehingga terkadang ia bangun terlambat.


Dia selalu berusaha jadi istri yang baik, meski Namjoon jarang sekali melihatnya bahkan cenderung hanya melihatnya dari sebelah sisi.


Namjoon saat menjadi kekasihnya berbeda dengan Namjoon saat sudah menjadi suaminya. Sejak menikah ia jadi gila kerja dan menomor duakan keluarganya.







Kim Family ( Why )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang