14.

360 32 30
                                    

Hay i'm back! Budayakan baca vote dan komen. Jangan lupa ingetin kalo ada typo😎
-----------------------------------------------
-------------------

Sasi menghampiri Finah yang sedang duduk dipojokan. Terlihat sedang serius menulis sesuatu dibuku dearynya. Ya,Finah itu tergolong orang yang suka curhat lewat bukunya dari pada curhat ke seseorang,apalagi itu Sasi. Oh no!
Mulut Sasi seperti toa masjid.

"Nulis apa lo?" tanya Sasi sambil mencondongkan kepalanya ke arah buku diary Finah, Sontak dia mendapat timpukan cukup keras dari Finah karena sudah berani  mengagetkanya

Finah membereskan buku berwarna biru laut yang isinya tentang segala rahasia miliknya dan buru-buru dimasukkanya kedalam tas. Supaya aman.

"Sakit tau, kalo gegar otak gimana? nih tiupin kepala gue terus di elus-elus," Sasi berdrama.

Finah melirik rambut Sasi yang tampak kumel. Lusuh
mengerikan.
"DIH OGAH! Kasian tangan gue kalau harus cuci tangan pake kembang tujuh rupa buat ngilangin bakteri di rambut lo itu" Finah sambil menunjuk rambut Sasi dengan jari telunjuknya.

Sasi mengusap kepalanya sendiri yang sedikit pening dan mulutnya tak berhenti menggerutu.

Dasar. Finah lebih kejam dari pada pembunuhan😤

Finah yang sudah sangat hafal dengan tingkah Sasi itu membuka percakapan terlebih dahulu.
"Ada apa?"

"Nah gitu dong ditanya" senyum sasi merekah,

Buset nyate orang dosa nggak sih?

Finah hanya duduk dengan rapi. Bersiap mendengarkan kata tak berfaedah apa yang keluar dari mulut toa milik Sasi.  Berbanding terbalik dengan Finah yang sangat rapi dalam segala hal,Sasi cenderung cuek dalam berpenampilan.

Sasi menceritakan kejadian tadi pagi yang sempat dikerubungi dedek-dedek emesh akibat pernyataan Anggara Rezkyawan,kalau Sasi adalah pacarnya. Mengejutkan bukan? Dan tak lupa dia meceritakan rambut apek miliknya yang dapat dipastikan sudah tercium baunya oleh si Anggara, pasalnya jaraknya cukup dekat karena Gara sempat merangkul pundak Sasi.

Finah hanya tertawa terbahak-bahak . Dengan sekali lirikan mata Sasi yang seperti ingin membunuhnya. Finah bergidik ngeri dan menghentikan tawanya.

"Jadi lo sekarang pacaran sama Anggara? " tanya Finah

Sasi menggelengkan kepalanya mantap "mana mungkin gue pacaran sama cowok songong gitu"

Finah hanya mengangguk faham maksut Sasi. Entah, dia sebenarnya sedang tidak mood untuk merespon apapun. Tetapi dia tidak enak dengan Sasi,jadi dia mendengarkan dengan ikhlas curhatan sahabatnya.

***

Sasi terbayang saat pertemuan pertamanya dengan Anggara yang cukup membuatnya naik darah. Cowok itu menabrak dirinya sampai terjatuh dan mengakibatkan bokong tepos miliknya semakin menjadi tepos. Dan parahnya lagi dia tidak mengucapkan permohonan maaf, malah nyelonong gitu aja.

Ya walaupun beberapa waktu lalu,Anggara sempat menolong dirinya dari godaan cowok-cowok diwarung,tapi Sasi juga menolong Anggara waktu digoda banci. Jadi menurut Sasi, dia sudah tidak punya hutang budi pada Anggara, yang ada cowok songong itulah yang masih punya hutang 'MINTA MAAF' pada dirinya.

"IMUNISASI!" teriak Finah kencang ditelinga. Membuat Sasi tersadar dari lamunannya

"Apasih bisa budek nih kuping gue gara-gara mulut toa lo" protes Sasi.

Embuh [Ra Ngerti]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang