Bagian ke~27

1.6K 97 0
                                    

(____Ap____)

"Iya, tapi gue cuma cinta sama yang namanya Keyra."

"Jadi nama gadis itu Keyra, gue yakin gadis itu sangatlah cantik sampai membuat Ali tergila-gila padanya." Gadis itu tak hentinya berbatin.

"Kenapa lo diam? Lo kaget denger gue play boy? Satu sekolah juga udah tahu kali. Mantan gue yang anak Ips yang bongkar semua itu. Dia tahu gue selingkuh sama banyak cewek, dia marah dan gitu deh akhirnya." Jelas Ali, rasanya ia selalu ingin menceritakan kisahnya kepada gadis itu.

Gadis itu mengangguk saja, Ali tersenyum melihatnya.

"Jadi lo mau kan?" tanya Ali sekali lagi.

Lagi-lagi gadis itu mengangguk lalu bangkit, "yuk balik, bel bentar lagi bunyi loh." Ajak gadis itu, tak lupa dengan senyumnya. Mungkin kebetulan saja Ali tiba-tiba menyukai senyuman itu.

"Yuk." Gadis itu tersentak ketika tangannya di genggam.

Gadis itu menatap tangannya risih, "kita teman kan?" tanya Ali, ia mengerti dengan tatapan gadis itu.

Prilly mengangguk, "iya." Lalu berjalan beriringan menuju kelas.

***

Sesampainya, Ali melepas genggamannya dan menyuruh gadis itu masuk ke kelasnya. Tanpa mereka ketahui, seorang gadis lain tengah memperhatikannya dari kejauhan. Tampak orang itu merasa sangat terkejut.

Prilly tersenyum lalu mengangguk, "gue masuk ya."

"Hati-hati."

"Kok hati-hati sih? gue kan cuma mau masuk kelas." Tanya gadis itu heran.

"Gak papa, gue duluan." Pria itu pun berlalu dari hadapannya.

"Prilly!" terdengar suara teriakan yang sangat mengganggu kedamaian kelas, siapa lagi pemiliknya kalau bukan Tesa si gadis cerewet.

"Berisik, Eca." Kata Prilly sambil menutup telinganya.

Dengan nafas yang masih terengah-engah Tesa duduk di kursinya, "lo harus jawab jujur pertanyaan gue," kata gadis itu.

Prilly menggeleng pelan, "cepat katakan, sepertinya penting ya?" tanyanya.

"Lo kenapa bisa bergandengan tangan sama Al--" Prilly berdiri dan langsung membekap gadis itu. Gadis itu meronta-ronta sampai terpaksa menggigit tangan Prilly.

Prilly meringis, "gila ya lo!" sergahnya.

"Lo yang gila, cewek secantik ini juga. Malah di bekap kayak anak cuplikan." Kata Tesa tak mau kalah.

"Culikan, bukan cuplikan. Ya, Allah. Kenapa engkau memberikan hamba teman sepertinya." Dita mengendus sebal.

"Diem lu, kembarannya gorila." Cibir Tesa.

"Ngaca neng, situ gak sadar kembaran nya Mak lampir?" Dita tersenyum kemenangan, saat Tesa sudah mengerucutkan bibirnya sebal, namun tak berlangsung lama ketiga gadis itu kembali menatap Prilly mengharap jawaban.

"Salahnya dimana kalau gandengan sama temen." Kata Prilly sembari membuka buku pelajarannya.

"Salahnya ada dimana-mana. Lagian sejak kapan kalian teman?" Tesa tak langsung percaya begitu saja.

"Kalian kayak tom and jarry tahu gak." Dita ikut menimpali.

"Serah kalian lah, gue mah bodoh amat ya." Gadis itu masa bodoh dengan kedua temannya yang sudah terlihat kesal.

***

Ketiga makhluk yang nyaris sempurna itu, tengah duduk bersandar di bawah pohon beringin tak jauh dari lapangan futsal. Meskipun banyak mitos tentang pohon itu, ketiga pria itu tak memperdulikannya. Bagi mereka, selama tempat itu nyaman ditempati untuk apa mempercayai mitos yang gak jelas benar atau tidaknya.

Lelah! Itu jelas terlihat dari raut wajahnya, mereka habis bermain futsal melawan anak Ips.
Sebenarnya mereka terpaksa menerima tantangan itu, lagipula kemampuannya tak dapat di remehkan lagi. Meskipun begitu Siswa kelas Ips masih saja berani melawannya.

Sudah cukup lama, Kevin belum juga kembali dari kantin. Salah satu dari mereka pun berdengus sebal.

"Bang Kevin mana lagi, lama banget cuma beli minum doang." Gerutu Rasya, hanya dirinya yang memanggil Kevin dengan sebutan Abang.

"Tahu tuh sepupu lo, gue gigit baru tahu rasa tuh orang." Sambung Jefry, sementara Ali hanya menggeleng pelan sambil memejamkan matanya.

Tak lama kemudian, Kevin datang membawa minuman bersoda di tangannya, dengan sigap ia melempar minuman itu kepada cowok-cowok itu.

"Lama banget sih, Bang." Kata Rasya sedikit kesal.

"Ngeluh mulu, masih mending gue bawain minum. Gak bersyukur banget sih." Kevin menoyor kepala Rasya cukup keras, pria itu sampai meringis kesakitan. Semua cowok itu pun tertawa begitu lepas, begitupun dengan Ali.

***

Hei, pada Vote ya. Komentar juga.

And follow.
Hehehe

Love,
RISS

«Playboy Tampan-Complete»Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang