Reuni Panitia

332 29 0
                                    

Wooseok melihat sekeliling ruangan kafe yang sudah didekorasi sedemikian rupa. Sederhana namun terkesan cantik dan menyegarkan mata. Paduan antara nuansa kafe yang menenangkan dan nuansa alam yang segar.

Sudah tiga tahun ia mendirikan kafe ini dengan suaminya -Jinhyuk- dan dua tahun pula mereka menikah. Mereka membuka kafe setelah keduanya lulus kuliah. Wooseok lulusan arsitektur dan Jinhyuk lulusan manajemen, keduanya membangun bisnis bersama dan menabung dari awal kuliah mereka.

Sebenarnya mereka sudah kenal dekat dari SMA, masa putih abu-abu yang penuh kesibukan sekaligus kehangatan seperti sebuah keluarga. Keduanya sibuk sebagai anggota OSIS dan menjadi panitia di berbagai acara sekolah. Di OSIS juga mereka bertemu, dekat, dan tumbuh perasaan cinta.

Dalam rangka temu kangen dan nostalgia masa-masa itu, Wooseok dan Jinhyuk sepakat untuk mengadakan reuni di kafe mereka, sekaligus memberitahukan pengumuman kecil. Reuni teman-teman OSIS serta beberapa adik tingkat sesama panitia dies natalis sekolah dulu, proker terakhir yang Wooseok lakukan sebelum ia sibuk dengan berbagai ujian dan seleksi universitas.

Wooseok semakin tidak sabar untuk bertemu mereka semua, mengungkit kenangan yang mereka lalui, pahit-manis persahabatan, dan cerita-cerita lucu karena kebodohan mereka sendiri.

Hingga terdengar bunyi lonceng, pertanda ada orang masuk ke kafe. Wooseok menoleh dan mendapati Jinhyuk berjalan ke arahnya dengan senyum lebar.

Wooseok terkekeh, "Senyummu lebar banget, serem tau."

Jinhyuk menanggapi dengan tawa, lalu memeluk istrinya, "Seungwoo-Byungchan lagi otw, Yuvin-Yohan agak telat ada urusan sebentar, Minkyu jemput Wonjin dulu. Yang lain belum ngasih kabar tapi mereka udah bilang pasti datang."

Wooseok mengangguk, rambutnya menggelitik leher Jinhyuk. "Yang penting mereka datang, aku seneng banget bisa ketemu mereka lagi."

"Jadi, udah siap ngasih mereka kejutan?" Tanya Jinhyuk

Mereka saling bertatapan, lalu tersenyum.

"Sure"

.
.
.

"Wooseok, Jinhyuk, kami dataaannggggg...."

Itu Byungchan, datang dengan suara melengkingnya.

Di belakang Byungchan, ada Seungwoo yang menggelengkan kepala sambil memeluk anak mereka - Subin - yang berumur 4 bulan. Seungwoo sudah maklum dengan tingkah dan kecerewetan Byungchan.

Wooseok dan Byungchan saling memeluk heboh, Jinhyuk menyapa Seungwoo dan menatap penuh minat pada Subin.

Kemudian datang Seobin dan Midam, pasangan yang baru menikah tiga bulan yang lalu. Tentu langsung disambut heboh yang lainnya.

"Kalian duduk dulu, bisa ambil minum atau camilan. Aku siapin hidangan lainnya." Titah Wooseok sebelum meninggalkan mereka berlima ke dalam pantry.

"Wah Hyuk, kayaknya kafe lu lebih bagus dibanding gue terakhir kali ke sini", Seungwoo membuka percakapan.

"Ah, itu kan udah satu setengah tahun yang lalu. Wooseok tiap tiga bulan ngubah dekorasi kafe buat percobaan. Lo sendiri gimana sama Byungchan? Ada yang berubah nggak setelah kalian punya anak?"

"Ya, sekarang udah biasa denger suara nangisnya Subin. Tapi dia termasuk anak yang jarang bangun pas malam. Waktu kerja kami juga lebih fleksibel dibanding sebelumnya." Jawab Byungchan. Pekerjaan Seungwoo sebagai CEO perusahaan furniture dan Byungchan sebagai manajer keuangannya membuat mereka mudah untuk mengatur pekerjaan demi mengurus Subin.

Our MomentsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang