"Donghyun masih aja bucin akut sama Dongpyo."
Celetuk Byungchan ketika ia melihat Dongpyo memindahkan brokoli di makanannya pada piring Donghyun.
"Biarin Dongpyo makan brokolinya. Biar dia belajar gak pilih-pilih makanan. Toh bukan alergi."
Donghyun tersenyum, "Nggak apa-apa kak."
Sihoon berdecak, "Dongpyo makan brokolinya dong, susah banget dari dulu."
Dongpyo mencebik, "Nggak suka kak, gimana lagiii"
"Udah gapapa kak, biar aku yang makan."
"Tuh kan Donghyunnya juga bucin nurut banget. Harusnya kalo Dongpyo nggak mau makan, cium aja Hyun."
Seketika rambut Yuvin dijambak oleh Yohan, "Ngasih saran gausah aneh-aneh ya! Jangan ngajarin yang gak bener!"
"Udah dari DNA-nya terdeteksi bucin. Susah berubah. Biarin deh kak."
"Iya nih, jadi inget jaman Donghyun ngebucin Dongpyo sampe belain jualin barang Danus. Beli makanan Danus. Gue aja sampe bosen liat makanan Danus."
Dongpyo menanggapi perkataan Minhee dan Wonjin datar, "Lo-nya males. Gue yang harus muter otak biar pemasukan nambah."
"Semangat banget Donghyun jualannya. Semua temen dia ditawarin di kelas, di tempat ekskul. Bahkan kadang dia nombokin"
Donghyun berdecak mendengar perkataan Dohyon, "Nggak banyak kok, gausah lebay!"
"Ck, inget gak sih kamu sampe habis 25ribu buat beli jajan danusan biar cepet abis? Terus kamu jual lagi gak sampe setengah uang kamu balik. Bodoh banget kamu!" Dongpyo mencubit pipi Donghyun kesal, yang dicubit malah ketawa.
"Bodoh sama bucin emang sama aja, bukan cuma buat Donghyun, tapi buat kalian para kaum dominan." Byungchan bertitah sambil memincingkan mata memandang para dominan.
.
.
.Flashback
Dongpyo dan Donghyun menjadi teman ketika mereka sama-sama mendaftar jadi panitia OSIS. Ketika mereka saling mengetahui bahwa mereka sekelas, membuat mereka semakin dekat dan sering bersama. Hal-hal sederhana seperti mengerjakan tugas, makan di kantin, atau rapat ke ruang OSIS keduanya selalu bersama.
Sebenarnya dari kedekatan mereka, membuat Donghyun memiliki perasaan lebih pada Dongpyo. Dongpyo sangat manis dan menyenangkan, nyambung diajak diskusi, dan mudah berbaur dengan orang lain sehingga tidak ada rasa canggung.
Donghyun sering kali membantu Dongpyo dengan alasan sudah tugasnya membantu sesama teman dan panitia. Padahal ia ingin dekat dengan Dongpyo. Istilah lainnya sih 'modus'
"Yang harus dijual masih banyak? Sini Pyo, aku bantuin." 😊 - KDH
Sikap Donghyun pada Dongpyo ini sangatlah frontal. Teman-temannya bahkan panitia kakak tingkat sudah tahu cara modus Donghyun hanya bisa menggoda Donghyun. Tapi Dongpyo orang yang sangat cuek. Dongpyo menganggap kebaikan Donghyun sekedar sebagai teman dan sesama panitia.
"Dia orangnya baik. Udah itu aja" ☺️ - SDP
Seperti pada suatu siang, Donghyun seperti biasa membantu Dongpyo menjual kue danus di acara fotografi. Kebetulan di sekolah mereka mengadakan lomba fotografi antar SMA. Donghyun mengajak Dongpyo agar kue yang mereka jual bisa cepat habis, karena peserta yang ikut lumayan banyak.
"Makasih banyak ya, Hyun."
Donghyun menoleh ke belakang, Dongpyo tersenyum sambil mengikuti langkahnya.
"Lo banyak banget bantuin gue, jualin barang Danus, ngasih ide jualan, bahkan sering ngajak diskusi tugas biar selesai bareng. Gue banyak kebantu sama lo."Donghyun terkekeh pelan, "Bantuin lo di Danus bukan cuma buat lo kok, buat acara juga. Toh, gue gak ngerasa rugi. Soal diskusi tugas, emang bener sih gue sering banget sama Lo, karena menurut gue Lo enak dan nyambung diajak diskusi. Seenggaknya ilmu Lo gak terlalu tinggi kayak Minkyu, dan gak sering ketiduran kayak Minhee. Cuma yaa sering gosip aja."
Mereka tertawa, "Duh, maaf deh kalo gue sering gosip, mulut gue gatel soalnya kalo gak ngomongin berita2 di sekolah."
Donghyun tersenyum maklum, " Gapapa, biar gak terlalu serius dan bikin pusing macem Junho, mending ada selingannya."
Dongpyo mengangguk
"Lagian, gue malah seneng kita sering bareng gini."
Donghyun menghentikan langkahnya, membuat Dongpyo juga berhenti. Dongpyo menatap Donghyun heran, meminta penjelasan dari perkataan Donghyun.
"Gue seneng bisa Deket sama Lo, gak sekedar kenal sama Lo, tapi bener-bener jadi temen baik."
Donghyun mendekatkan wajahnya pada Dongpyo.
"Siapa tahu kita jodoh, ya nggak?"
Dongpyo mengerjapkan matanya, mencerna kata-kata Donghyun. Segera setelah ia paham, Dongpyo memukul bahu Donghyun.
"APAAN SIH KEUMDONG!"
Bukannya kesakitan, Donghyun malah tertawa dan mencubit pelan pipi Dongpyo.
"Jangan manis-manis, dong! Ntar kalo gue makin bucin, jangan salah ini gue."
.
.
."Ooooh, berani ya gombalin Dongpyo kayak gitu.."
Seungwoo mulai dalam mode bapak-bapak yang tidak terima anaknya digombalin.
"Ya berani lah, gak ada bapaknya."
"Coba kalo bapaknya ada, udah disate kali ya?"
Celetukan Hyungjun dan Dohyon membuat Donghyun menelan ludah.
"Udah ah, kamu tuh biarin kenapa. Mau pdkt aja susah gara-gara kamu. Dasar bapak posesif. Awas aja Subin ntar gedenya jomblo terus gara-gara kamu."
Seungwoo berdecak mendengar perkataan Byungchan yang... 100% benar
"Bapaknya posesif, kasian Subin ntar gak ada yang mau, soalnya bapaknya galak."
Seungwoo menjitak kepala Jinhyuk membuat si korban menggerang keras.
.
.
.
Ya Allah, ini udah nganggur selama sebulan :')
Maafkan aku bagi yang nungguin (sepertinya tidak ada) 😅
Next : Dohyon-Jinwoo
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Moments
FanfictionCerita reuni para Panitia Ulang Tahun SMA Produce x 101 di tahun 2011, sekaligus nostalgia tentang cerita cinta di dalamnya Cast : Trainee produce x 101