BAB 3

1.2K 232 68
                                    

a/n ; maaf butuh waktu lama untuk up, maklum karena gk ada moment jensoo diriku jadi gk semangat tapi aku harap aku mendapatkan semangat dari para reader. tenkyu untuk yang masih setia mampir kemari. ~

----

“jisoo...jisoo...hey, tunggu !” suzu berseru sambil coba meraih lengan gadis yang berlari. Pergi dalam keadaan emosi  yang memuncak. “kau mau pergi kemana?”

Suzu berhasil membuat gadis itu berhenti, dan berpaling menatapnya.

“Aku tidak tahu! Aku hanya ingin pergi menjauh dari tempat ini.” Balasnya mendengus. Tampak putus asa.

Memang benar bahwa disatu sisi ia bahagia ketika dirinya bebas, tapi tak bisa dipungkiri ketika diusir menimbulkan perasaan sakit luar biasa. Terlebih tatapan kecewa dari sang ayah membuatnya merasa bersalah. Jadi bisa dikatakan jisoo sedang dilema..sehingga yang ada dipikirannya hanya pergi sejauh mungkin.

“tolong tenang dulu, jisoo.” Suzu memegang bahu gadis yang sudah yang ia anggap seperti saudaranya itu. “kau sedang emosi tidak baik pergi dalam keadaan kondisi seperti ini. Mengerti?” dia mengingatkan.

“lalu apa? Dia sudah memintaku pergi, tidak ada lagi alasan aku berada disini lebih lama.” Membuang pandangan kearah lain, jisoo tidak ingin terlihat rapuh didepan suzu. Meski hanya gadis itu yang mengetahui kelemahannya.

“aku yakin ayahmu tidak marah. Kau harus meminta maaf padanya. Katakan kau menyesal dan juga tidak bersungguh-sungguh,aku aka—“

“tidak !” potong jisoo. “aku memang menyesal tapi bukan bearti aku ingin kembali kesana. Tidak mungkin suzu. Aku sudah lelah.” Tidak setuju akan usul dari suzu. Jisoo menepis tangan suzu,lantas melanjutkan langkah.

“jisoo, kau tidak bisa melakukan ini” suzu kembali menggapainya. “kenapa kau bertingkah seperti ini? Kau bukan jisoo yang ku kenal,kemana jisoo yang penurut, baik,manis...kenapa membuat semuanya jadi rumit begini....” nada suzu terdengar frustasi. Mungkin sudah kehabisan akal membujuk. “ayo jisoo ! sebaiknya tarik napas, lalu buang perlahan...kau harus rileks agar tidak mengambil keputusan yang salah....”

Kali ini jisoo menurut, menarik napas lalu membuangnya. Hanya untuk menenangkan sarafnya.

“baik, ayo kita kembali. Aku akan membantumu menjelaskan pada ayahmu.” Meraih bahu jisoo, suzu tak pernah menyerah untuk membuat jisoo kembali.

Jisoo tak bergeming, berdiri bagai patung yang kokoh.

“aku tidak akan kembali,!” Berkata tegas dalam nada suaranya. Ia meletakkan tangan pada milik suzu dan melepasnya

“jangan bercanda jisoo !” suzu tampak takut saat melihat keteguhan dalam raut wajah yang lebih muda.

“kau paling tahu siapa diriku,kondisiku... seharusnya kau mengerti. Seharusnya kau yang mendukungku untuk apapun yang menjadi pilihanku...” jisoo memasang wajah memelas,seakan memohon pengertian. “aku bukan boneka yang bisa dimainkan sesuka hati,diminta menjalankan apapun yang bukan keinginanku...aku punya hati nurani,aku lelah suzu.” Ia menjelaskan.

Pandangan suzu melembut, perlahan-lahan genggamannya jatuh disekitar jisoo. Menepuk lengan gadis itu sebagi gantinya, ia berangsur menunjukan dukungan dengan sebuah senyuman.

“baiklah, aku tidak akan memaksamu lagi. Kau berhak menentukan jalanmu sendiri, lagipula kau sudah cukup dewasa, kalaupun nantinya kau menyesal...setidaknya kau tidak menyalahkan orang lain.” Suzu tersenyum,membuat hati jisoo sedikit lebih ringan.

“terimakasih.” Hanya itu yang jisoo ucapkan. Sebelum memberi isyarat dirinya untuk pergi.

Posisi keduanya berada dijalan yang sudah agak jauh dari gerbang, jisoo membiarkan matanya memindai bangunan hingga matanya mencapai balkon kamarnya. Tersenyum samar, ia menghela napas. Akankah ia siap melepas semua kemewahan apapun yang ia miliki. Pergi tanpa apa-apa? Dari seorang putri menjadi gadis biasa. Cenderung miskin.

Do Something 'Wron6' [Jensoo] [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang