Beberapa hari berlalu sejak Mirna membatalkan menjual cincin. Tak terjadi apa pun. Dia mulai menyesal. Hingga suatu malam ...
"Mirna! ... Atasan Bapak kasih kita bonus!"
"Bonus?" Ternyata Bapaknya baru saja mendapat bonus jutaan. Nyaris dua digit. Ini adalah keajaiban!
"Ka-kalau begitu, apa kita bisa jemput Ibu? Mungkin kalau lihat uang ini, Ibu mau kembali!"
Raut muka Bapaknya tampak iba. "Sudahlah nak. Relakan Ibumu pergi," katanya sambil mengusap kepala Mirna.
"AKU MAU IBU!" Pria itu tak menjawab. Jelas Bapaknya sudah tak menginginkan Ibunya.
Esoknya, Mirna mengendap ke kamar Bapaknya dan membawa uang itu ke rumah orang tua Ibunya.
Mata wanita cantik itu silau dengan gepokan uang di atas meja. "Ohh pintarnya anak Ibu! Makasih sayang!" ujarnya sembari mencium pipi Mirna.
"Apa Ibu akan kembali??"
Eli, nama wanita itu, memainkan rambut panjangnya. "Kalau untuk kembali dengan Bapakmu, Ibu pikir-pikir dulu."
"K-kenapa begitu??"
"Kamu masih kecil. Belum paham kalau rumah tangga butuh lebih dari sekedar uang ini."
Mirna kecewa. Mata Eli menangkap sesuatu bersinar di leher putrinya. "Apa itu?"
"Ini? Cincin yang kutemukan di sekolah."
"Cantik sekali. Coba Ibu lihat."
Itu adalah awal perpisahan Mirna dengan cincin mata sembilan. Kini cincin itu berpindah ke tangan Eli.
Sorenya, Eli menemui pacarnya di ruang praktek Rumah Sakit. Pacarnya adalah seorang Dokter spesialis. Dia pun menceritakan pertemuannya dengan putrinya.
Eli tertawa, "Ha ha. Sekalian, kuminta juga bandul kalung ini darinya," katanya sambil memperlihatkan cincin itu pada pacarnya.
Adrian, nama Dokter itu, tampak antusias. "Coba kulihat!"
Eli sengaja mengiming-imingi Adrian. "Kamu mau ini?"
Tak sabar, pria itu berusaha menyambar bandul kalung berbentuk cincin di hadapannya. Namun Eli dengan sigap menariknya kembali. "Eits. Jangan harap. Ini milikku."
Merasa geram, diam-diam dia mengatur siasat. Aroma obat Rumah Sakit memberinya ide. Malamnya, dia mengajak Eli ketemuan. Wanita itu kemudian ditemukan tewas karena racun di minuman kopinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
CINCIN MATA SEMBILAN - RAWS Festival 2019
FantasySalah satu dari 4 cerita terpilih #rawsfestival2019 Seorang sholihin baru saja wafat. Sang Syeikh dikenal telah mencapai tingkatan tinggi dalam perjalanan spiritualnya. Sebuah cincin peninggalan beliau, dititipkan pada seorang muridnya. Namun cinci...