Recommended song : river flows in you violin cover by Daniel Jang
.
.
.Dua anak Adam dengan selisih tinggi yang begitu kentara, berlarian menyusuri lorong bangunan tua yang menjadi tempat mereka menimba ilmu di usia muda.
Yang lebih tinggi berparas menawan sesekali menjulurkan lidah, dengan jemari panjang yang bergerak memberi gestur agar yang lainnya mengikuti derap tungkainya. Kegiatan belajar mengajar memang sudah selesai sejak dua puluh menit yang telah lalu.
Keduanya melaju ke arah padang ilalang di seberang jalan, dimana terdapat jalan setapak yang mengarah ke salah satu bukit yang biasanya dijadikan oleh para penggembala untuk beristirahat sembari mengawasi ternak mereka yang merumput di balik bukit.
Sesampainya di puncak, mereka masih terus mengayunkan tungkai ke arah tenggara, dimana terdapat sebuah bukit lainnya yang ditumbuhi tanaman bunga matahari dan ilalang yang berselang-seling. Sesekali sapaan akrab dan ceria mereka haturkan ketika berpapasan dengan orang-orang yang baru saja kembali dari ladang.
Tentunya dibalas seruan hangat dan pesan agar berhati-hati, seperti biasa, karena memang sudah rutin dilakoni.
Benar, setelah menghabiskan waktu selama lima belas menit, destinasi akhir terjangkau juga. Kedua lelaki dengan aura yang berbeda mendudukkan diri sembari bersandar di batang pohon besar di dekat lereng bukit.
"Seungminie..."
Yang lebih tua angkat suara, membuat empunya nama membelalakkan matanya lucu kemudian menatap heran kepadanya.
"Ingat tidak, atas pembicaraan kita satu bulan yang lalu?"
Seungmin kecil mengangguk-angguk, mendaratkan telapak tangan kecilnya ke punggung tangan yang lebih tua, kemudian mengelusnya dengan lembut.
"Aku ingin minta maaf, karena tidak bisa menepati janjiku yang satu diantara janjiku yang lainnya padamu..."
Ah, kalimatnya terlalu rumit sebetulnya, namun Seungmin entah mengapa mulai menebak-nebak maksud yang lebih tua. Senyum tipis pun ia ukir, membuat si kecil yang lain menggigit bibir penuhnya miris.
"Aku harus mengikuti kedua orang tuaku pindah Seungmin...." Napas tercekat, "...artinya, aku tidak bisa untuk mewujudkan janji agar bisa selalu bersekolah di tempat yang sama denganmu..."
Seungmin mengangguk kaku.
"Tapi, aku sudah menyiapkan sesuatu, anggap saja satu dari bagian lain kenang-kenangan dariku..."
Tangan yang sedari tadi merogoh ransel terangkat, kemudian menempatkan benda dengan warna cantik di kepala si manis; sebuah flower crown dari bunga akasia merah dan putih(1) yang disematkan beberapa tangkai anyelir merah muda(2). Yang lebih tua memakaikannya dengan penuh rasa sayang yang tulus; terpancar jelas dari netra elangnya.
"Aku menyayangimu, Seungminie... Dan aku harap kau pun begitu....
Sampai jumpa...."
.
.
.
.Kringgggggg
Jam Beker yang berdiri dengan manis di atas nakas berbunyi nyaring, menggema di sebuah ruangan dengan konsep minimalis milik seorang lelaki manis yang terlelap di meja belajar yang berada di sudut ruangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
neverending story [✓]
Fanfiction"Aku tak akan pernah mengucapkan selamat tinggal untukmu" Hyunjin, Seungmin, dan seseorang yang terlibat dalam sekelumit rasa dan asa. Model!Idol!Hyunjin Florist!Seungmin some idol