"Apa ini?"
Korn melihat sesuatu di piring dan menusuknya beberapa kali dengan garpu.
"Telur orak arik."
Jawaban itu keluar dengan perasaan bersalah.
"Serius?"
Korn menusuknya dengan garpu dan mengangkatnya untuk melihat lebih dekat. Dia benar-benar tidak bisa memainkan peran 'pacar yang baik' dan memakan telur orak arik yang benar-benar hangus ini.
"Aku memasukkan telur ke dalam wajan dan telur itu melengket, jadi aku tidak bisa membalikkannya tepat waktu. Tapi... Aku punya ini."
In membawa sebuah kotak ke meja makan.
"Apa? Makanan penutup?"
Korn menyalakan lampu dan melihat beberapa makanan penutup Thailand di dalam kotak itu. Ada MedKaNoon, TongYip, dan LookChoop.
Note: MedKaNoon dan LookChoop dibuat dari kacang hijau yang sama di dalamnya. MedKaNoon dicelupkan ke dalam kuning telur dan dimasukkan ke dalam sirup panas untuk dimasak, tetapi LookChoop diwarnai dan dicelupkan ke dalam agar-agar panas dan dikeringkan. Sementara TongYip terbuat dari kuning telur murni (dengan sedikit tepung beras) kemudian dituang dengan rata di atas sirup yang padat namun masih panas untuk dimasak.
"Aku membantu ibu memasak. Khususnya yang ini."
In mencoba menyajikan LookChoop yang dibuatnya.
"LookChoop berbentuk bintang. Tidak mudah untuk membuatnya, kamu tahu?"
Dia mengambil salah satu LookChoop yang-bentuknya-tidak-berbentuk-bintang untuk ditunjukkan kepada Korn. Bukan hanya bentuknya yang tidak benar, tetapi juga warnanya yang tidak benar.
"Buka mulutmu."
Korn menggelengkan kepalanya sedikit dan tertawa sebelum membuka mulutnya untuk memakan LookChoop itu. Kelihatannya tidak benar, tetapi aroma kacang hijau dengan krim kelapa dan bahan-bahan lainnya membuat semuanya sangat luar biasa. Sangat enak.
"Suka? Kami menggunakan lilin aromatik organik untuk makanan dengan kacang hijau di dalamnya."
"Ya. Ini sangat enak."
Korn membungkuk untuk mencium bibir pacarnya dengan lembut dan berbisik.
"... tapi aku benar-benar tidak bisa memakan telur orak arik ini."
.
.
.
.
.Mimpi yang baik dan indah memberikan senyuman yang manis kepada lelaki besar di pagi hari dan dia bahkan belum mau bangun, tetapi dia harus melakukannya karena alarm dari ponselnya mulai berdering.
Dean mendorong dirinya untuk duduk tegak dan menggosok wajahnya untuk membangunkan dirinya sepenuhnya. Dan, sekali lagi, mimpi indah yang baru saja dialaminya semalam benar-benar hilang. Dia tidak bisa mengingat satu detail pun. Tidak ada sama sekali. Dua hal yang tersisa baginya adalah perasaan hangat di hatinya dan air mata di kedua matanya. Dean menyeka air matanya dengan tangan kosong. Ini bukan pertama kalinya. Dia selalu memimpikan seseorang sejak dia masih kecil, tetapi dia tidak pernah mengingat apapun dari mimpi itu dan bangun dengan air mata dan kesedihan mendalam di hatinya yang tidak bisa dia jelaskan. Tetapi ketika dia beranjak dewasa, perasaan sedih ini mulai menghilang. Dia dulunya memiliki semacam mimpi ini dua kali seminggu, tetapi sekarang menjadi sebulan sekali atau sesekali. Sepertinya perasaan ini akan terlupakan dan entah bagaimana ini membuatnya takut. Jadi, setiap kali dia bermimpi, dia menjadi lebih menyukai dengan momen daripada merasa sedih dan berduka.
Mungkin, itu adalah perasaan campur aduk antara kesedihan dan kebahagiaan. Dan inilah balasan mengapa dia terus mencari seseorang... dan untuk memahami hal-hal ini...
KAMU SEDANG MEMBACA
UNTIL WE MEET AGAIN THE SERIES - TRANSLITE INDONESIA
RomanceTerjemahan bahasa indonesia Novel Red Threads oleh LazySheep yang segera diadaptasi menjadi series Until We Meet Again oleh P'New (wabi sabi studio). Mohon maaf jika ada kesalahan dalam pengetikan. Tokoh : • Fluke Pongsatorn Sripinta Parm [Reincarn...