InTouch
mobil sedan hitam yang tidak asing lagi bergerak menjauh dari pagar kompleks apartemen, cowok kecil melambai dibelakangnya, tersenyum lebar. tapi sesaat kemudian memegang kepalanya yang pusing sampai harus berhenti berjalan dan bergumam sendiri 'apaan itu tadi'
apa phi suka salad ubur-ubur? Phaaaaammmmm apa lagi yang kamu lakukan!!!!
cowok kecil itu menangisi kebodohannya sendiri, meskipun tidak bisa mentertawakan dirinya sendiri. hari ini phi Dean membawanya ke akuarium. mengingatnya, pundaknya masih gemetar. cukup kesal saat mengingat ikan buntal, sangat gugup sampai tidak menyentuh makan malam gratis di restoran Thai di perjalanan pulang. tentu saja, menu gratisnya adalah salad ubur-ubur.
sangat benci ubur-ubur haaahhhhhhh
"oh" saat dia tersadar dari lamunannya, cowok itu tersenyum tipis dan mempersilahkan seseorang yang lebih tua yang membawa tas ke dalam elevator terlebih dahulu. lalu dia membelalakkan matanya saat pintu elevator hampir tertutup didepannya
"tunggu!!"
untungnya, orang yang didalam elevator mendengarnya dan menekan tombol tahan. Pham segera masuk dan menatap orang yang membantunya.
"terima kasih"
"nggak pa pa" suaranya ramah lalu tertawa
orang didepannya tinggi, terbuka, rambut sedikit bergelombang, berkumpul di belakang leher, mengenakan kacamata tanpa frame, mata besar dan hitam, dengan alis tipis. dia saat ini memakai kemeja hitam, celana denim gelap, tas punggung dan membawa sebuah tabung. aroma parfumnya lembut, Pham diam-diam menelan ludah karena phi ini punya penampilan yang menggoda.
"lantai berapa?" dia bertanya saat melihat cowok kecil ini hanya berdiri diam menatapnya
"oh, aku lantai paling atas, delapan" Pham menjawab sambil nyengir, dia merasa sikapnya buruk.
"aww lantai yang sama"
selama beberapa menit, tidak ada suara dari keduanya sampai ke lantai 8. kedua orang ini berjalan ke arah yang sama sampai mereka harus saling melirik. dan keduanya berteriak saat membuka kamar mereka, mereka kebetulan tinggal bersebelahan.
"kamar 801" Pham membuka mulutnya terkejut
"oh, kamar 802" pria muda itu tertawa dan merasa senang "kebetulan, aku minta maaf padamu kalau aku sering membanting pintu dengan keras"
Pham menggelengkan kepalanya "nggak pa pa. lagipula selama beberapa minggu terakhir sudah tidak ada suara keras lagi. terima kasih untuk snack nya"
"nggak pa pa. saat aku memarahi teman-temanku, mereka malah merampok kulkasku dan menghabiskan persediaan makananku" dia berkata sambil mengerlingkan matanya "namaku Sin (Art), umur 25, aku seorang arsitek. senang berkenalan denganmu" (*tulisannya "Silp" bacanya Sin, artinya Art atau seni)
Pham nyengir, dia senang mengenal orang yang tinggal di sebelah "aku Pham, 19 tahun, fakultas ekonomi universitas T, khrab"
Sin mengangkat alisnya kaget "hei, aku juga lulusan sana, adikku juga kuliah disana. aku akan mengenalkannya padamu lain kali"
mereka berdua ngobrol sebentar sebelum masuk ke kamar masing-masing. Pham menjatuhkan dirinya di sofa dan menenggelamkan wajahnya di bantal. dia tersenyum sendiri karena sangat senang. bisa jalan-jalan dengan Phi Dean dan kenal orang di kamar sebelah.
"oi" saat dia berbalik dan menatap langit-langit, dia tiba-tiba kaget saat ponsel didalam tasnya berbunyi.
"aku juga belum nge-cek ponselku" saat membuka ponselnya dia mengerutkan alisnya karena notifikasi di facebook sangatlah banyak "hei, apa-apaan ini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
UNTIL WE MEET AGAIN THE SERIES - TRANSLITE INDONESIA
RomanceTerjemahan bahasa indonesia Novel Red Threads oleh LazySheep yang segera diadaptasi menjadi series Until We Meet Again oleh P'New (wabi sabi studio). Mohon maaf jika ada kesalahan dalam pengetikan. Tokoh : • Fluke Pongsatorn Sripinta Parm [Reincarn...