Episode 7 : Senyuman

1.9K 99 1
                                    

5.00 AM

Parm sedang duduk di tempat tidurnya dan sepenuhnya terbangun. Dia bangun satu jam lebih awal dari jam wekernya karena dia sangat gugup dan juga cemas. P'Dean akan menjemputnya pada jam 7 pagi dan dia sangat khawatir dia akan tidur terlalu lama. Jadi dia memutuskan untuk bangun, menyelesaikan urusan pribadinya di kamar mandi dan menyiapkan sarapan sejak dia bangun pagi-pagi sekali.

Parm menemukan dadih darah babi dan kaldu babi di lemari es, jadi dia memutuskan untuk membuat sup ala Thailand dengan dadih darah babi juga. Dia menghangatkan kaldu babi dan menaruh sedikit akar lobak Cina putih dengan sedikit garam. Sup itu berbau sangat harum hingga tercium di seluruh dapur, lalu ia memasukkan sedikit daging babi giling ke dalam sup mendidih satu per satu. Di panci yang terpisah, ia merebus dadih darah babi dan mengeringkannya. Di wastafel, dia merendam dan membersihkan daun labu dan juga mengeringkannya. Jadi ketika semuanya sudah siap, ia memasukkan daun labu ke dalam dua mangkuk kecil untuk sup, lalu dadih darah babi yang hangat, dan sup bening dengan beberapa bola-bola babi dan lobak putih Cina yang dimasak dengan baik ke dalam mangkuk. Dua mangkuk sup disiapkan di atas meja makan kecil untuk dua orang di dapur.

Sebelumnya, Parm mencuci beras dan memasukkannya ke dalam penanak nasi dan sambil dia menunggu nasi masak, dia memutuskan berjalan keluar ke balkon di depan kamar apartemennya untuk mengambil nafas dalam-dalam. Dan ini adalah salah satu hal yang baik tentang apartemen ini karena jauh dari jalan utama dan warga sekitar, sehingga dia bisa menghirup udara segar setiap pagi tanpa adanya polusi.

"Apa...?!?!"

Parm melihat sebuah mobil di tempat parkir... Jadi dia berusaha melihat dari dekat.

Kenapa mobil ini terlihat tidak asing?

Sementara Parm berusaha berpikir, pemilik mobil keluar dari mobilnya untuk sedikit meregangkan badan. Si pengemudi memiliki warna kulit madu gelap dan itu sangat mengejutkan Parm. Dia berlari masuk ke kamarnya untuk melihat jam di arlojinya.

Ini jam 6:15 pagi! Serius? Dia terlalu pagi!?

Parm meraih kunci dan berlari turun untuk melihatnya di lantai pertama tanpa dia sadar bahwa dia masih menggunakan baju tidur, yang jenisnya b aju kaos dan celana pendek.

"P'Dean!!"

Parm berlari ke arah Dean yang berdiri tepat di sebelah mobilnya.

"(Terengah-engah) Kenapa... Kenapa kamu sepagi ini?... Apa aku punya waktu yang salah untuk bertemu denganmu?"

Dean menggelengkan kepalanya dan menggosok bagian belakang lehernya.

"Tidak... Akulah yang meninggalkan rumah terlalu pagi. Aku hanya tidak ingin terlambat."

Sebenarnya, dia sengaja meninggalkan rumah lebih awal. Dia tidak bisa menunggu sedetik pun untuk melihatnya, jadi dia memutuskan untuk pergi lebih awal. +

"Jangan khawatir. Tolong, gunakan saja waktumu. Aku bisa menunggu."

"Apa kamu bercanda? Itu artinya kamu harus menunggu satu jam lebih."

Sedikit Parm mencoba memikirkan apa yang harus dia lakukan dengannya dan itu terlihat di wajahnya, alisnya, bibirnya yang tipis, dan tangannya yang berkeringat. Semakin sering Parm memandangi Dean, dia semakin berkeringat.

"Yah... Karena kamu sudah di sini..."

Parm menatap mata indah Dean secara terang-terangan.

"Mau naik ke kamarku dan sarapan sekarang?"

Ya, dia tahu bahwa dia menggoda Dean. Dialah yang memberi Dean kesempatan untuk pergi ke kamarnya. Dan ya, Dean setuju dengan undangan itu. Jadi mereka naik ke kamar apartemen Parm. Dengan penuh rasa ingin tahu Dean memandang sekeliling kamar Parm dan ruangan itu seketika tampak kecil untuk dikunjungi oleh tamu yang besar dan tinggi saat berdiri di ruangan itu.

UNTIL WE MEET AGAIN THE SERIES - TRANSLITE INDONESIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang