The Untimed : Ilusi Hutan Pinus

1.6K 143 9
                                    

"Kita berpisah saja di sini," ujar Wei Wuxian.

Keempat pemuda tampan itu berencana untuk kembali ke rumah masing-masing dan menghentikan perjalananya menuju ke gunung Vatikan.

Lan Wangji dan Wei Wuxian sempat berbincang singkat mengenai seseorang di balik kekacauan ini. Keduanya 'kan menyusun strategi baru untuk menangkap orang tersebut, dan menyerang jika waktunya telah tiba.

"Hmm," jawab Lan Wangji, ia pun berbalik ke arah selatan, langkah kakinya berjalan dengan lambat. Ia 'kan kembali ke Lan Gusu begitupun dengan Wei Wuxian dia pergi ke arah timur, berjalan menuju ke kota Yun Meng bersama  dengan sodaranya yaitu Jiang Cheng.

Sedangkan Wen Ning bingung harus mengikuti siapa. Maniknya menatap serius kepada Wei Wuxian dan Lan Wangji yang  mulai menjauh dari pandangannya.

Ia memutuskan untuk kembali ke kota Wen, sampai Wei Wuxian memerintahkannya untuk membantu dia menyelesaikan masalah.

"Tuan Muda! Jika anda membutuhkan bantuanku panggil saja aku. Aku 'kan menunggu di kota Wen bersama kakakku." Wen Ning teriak dengan lantangnya kepada Wei Wuxian.

Saat Wei Wuxian mendengar teriakan dari Wen Ning ia pun memberikan jempol tangannya, lalu diangkat ke atas hingga tingginya menyamai kepalanya.

Jempol itu tanda bahwa ia menjawab dengan kata 'Baiklah'

***

Ketika Wei Wuxian serta Jiang Cheng sampai di hutan pinus keduanya merasakan ada kekuatan jahat yang sedang mengintai mereka.

"Berhati-hatilah, ada orang di sini selain kita," ucap Wei Wuxian.

Jiang Cheng mengangguk pelan dan terus memegang pedangnya dengan erat, dan kembali melanjutkan perjalanan dengan rasa yang tidak bisa digambarkan, pasalnya keduanya tidak mengetahui siapa yang sedang mengikuti mereka.

Setelah beberapa menit kemudian, suara cekikikan terdengar menggema di hutan itu. Wei Wuxian serta Jiang Cheng menghentikan langkahnya dan berhenti di depan sebuah pohon kembar.

Dua pohon besar yang dinamai  pohon kembar tersebut, terkenal 'kan kisahnya yang dijadikan tempat untuk seseorang mengakhiri hidupnya. Pohon itu memiliki akar panjang di atasnya sehingga memberikan kesan mistis ketika mata memandang. Terdapat pula tali-tali yang masih menggantung di pohon tersebut, bukan hanya itu tengkorak berserakan di mana-mana, darah segar masih menempel pada pohon kembar itu. Saat seseorang memutuskan untuk bunuh diri maka tubuh orang itu 'kan dimakan oleh burung gagak yang terbang di atas pohon kembar, siap untuk menyantap hidangan daging segar.

Namun, Wei Wuxian dan Jiang Cheng terperangah melihat pohon kembar itu, sebab jalan menuju kota Yun Meng tidak 'kan melewati pohon tersebut, lalu bagaimana mungkin keduanya justru berhenti tepat di depan pohon bunuh diri itu.

"Kita tersesat," ujar Jiang Cheng.

"Tidak, kita berjalan di jalan yang benar, hanya saja seseorang sedang memainkan matra ilusi mata," jawab Wei Wuxian.

"Lalu harus bagaimana?" tanya Jiang Cheng.

"Tidak ada."

Wei Wuxian mendaratkan tubuhnya di sebuah kayu besar yang telah ditebang. Ia duduk di sana seraya menyantap apel merah yang ia dapat dari Lan Wangji.

Jiang Cheng menatap tidak suka, karena Wei Wuxian terlihat begitu santai, menikmati apel merah tanpa berbagi dengannya.

"Wuxian! Kau malah asyik makan, bukannya memikirkan cara gimana kita bisa pulang,"

Wei Wuxian melemparkan satu apel merah kepada Jiang Cheng dan Jiang Cheng pun menangkap apel tersebut.

"Sudah jangan banyak bicara, makan saja, perut butuh makan agar energi kita tidak habis saat mayat-mayat hidup itu kembali muncul dari tanah," gumam Wei Wuxian yang membuat Jiang Cheng kebingungan.

Ia berjalan maju ke arah Wei Wuxian singgah, lalu duduk di sampingnya seraya memakan apel yang sama dengan yang Wei Wuxian makan.

"Mayat hidup?" tanya Jiang Cheng. Ia tidak mengerti maksud dari perkataanWei Wuxian.

Wei Wuxian pun menjelaskan tentang hutan pinus yang dipenuhi dengan ilusi, sebab ia teringat ketika ia masuk ke dalam   hutan ini bersama dengan Lan Wangji ia sempat bertemu dengan senior Xiao Xichen yang terluka akibat asap beracun hingga mengakibatkan rusaknya kornea mata.

"Yang sebenarnya terjadi, kita sedang dalam sihir ilusi, dan sudah pasti yang melakukan ini adalah orang yang sama, yang sedang membuat kekacauan di dunia."

Setelah mendengar penjelasan Wei Wuxian barulah Jiang Cheng mengerti kenapa sekarang ia terjebak di hutan angker yang tidak ada satu pun penghuni yang mampuh hidup di hutan pinus, bahkan nyamukpun tidak 'kan sanggup hidup lama di hutan tersebut.

"Aku mengerti, seperti yang terjadi di desa itu, mayat-mayat bangkit dari tanah karena gigitan kelelawar, tetapi yang sebenarnya mayat hidup itu dikendalikan oleh seseorang dan jika ada mayat hidup lagi di sini kemungkinan besar mayat yang sama yang dikendalikan oleh orang yang sama, begitukan?" tanya Jiang Cheng.

"Tepat sekali, tumben pinter."

"Hmm ... calon pewaris Yun Meng haruslah pintar." Jiang Cheng menjawab dengan penuh percaya diri, membuat Wei Wuxian terkekeh mendengarnya.

Bersambung.





The Untimed ( WangXian ) EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang