4: Hujan, Oh Hujan!

8 1 0
                                    

"Kemal..!" panggil Pak Bas, mengabsen muridnya satu persatu pagi itu.

"Masuk Pak! U-huk...u-huk u-huk!" jawab Kemal dengan terbatuk-batuk.

Suara batuk dan bersin terdengar bersahut-sahutan di antara murid-muridnya yang lain. Wabah flu nampaknya mulai berjangkitan di antara mereka - tidak ketinggalan Wini dan Naomi. Keduanya jatuh sakit sejak kehujanan seusai pulang sekolah waktu itu. Akibatnya rencana mereka bersama Timi dan Niko ke Bukit Rindang ikut tertunda.

"Wah gawat jong! Hari ini mereka masih belum masuk juga ya, " bisik Timi ke Niko sambil melihat bangku yang biasa ditempati Wini dan Naomi kosong.

"Kamu sudah telpon Wini?" tanyanya lagi.

"Sudah sih... Sepertinya flunya memang lumayan berat," jelas Niko kawatir. "Mm, gimana ya? Apa kita minta ijin ke Pak Bas untuk perpanjang waktu pengumpulan tugasnya?"

"Winarti!" panggil Pak Bas ke Wini tiba-tiba.

"Wini nggak masuk Pak!" jawab Agil. Pak Bas pun berhenti sejenak sambil memandangi suasana kelas yang ternyata sepertiganya kosong - banyak yang absen rupanya hari ini.

"Ada yang tahu keadaan Wini dan Naomi? Sudah 2 hari mereka absen ya_" tanya Pak Bas ke kelas.

"Tadi malam saya telpon Wini Pak." Niko mengangkat tangannya,

"Eem...katanya, dia terkena flu berat karena Senin lalu kehujanan. Naomi juga Pak. Jadi hari ini mereka nggak masuk. Rencana sore ini untuk cari serangga juga batal..."

Pak Bas terdiam sejenak mendengar penjelasan Niko. Perasaannya mulai kawatir dengan kondisi murid-muridnya. Musim hujan ternyata tiba lebih cepat dari perkiraan. Dan seperti biasa, dengan tibanya musim hujan, wabah flu-pun muncul. Jadi bagaimana dengan kegiatan sekolah para muridnya? Apa boleh buat: Sebagai guru, Pak Bas harus mengajarkan kepada murid-muridnya, bagaimana mengatur waktu di sela-sela kegiatan sekolah, disamping harus menjaga kesehatan – hal-hal yang tidak mudah dilakukan, bahkan untuk orang-orang dewasa sekalipun!

"Sekarang ini penyakit flu memang sedang mewabah," kata Pak Bas memulai nasehatnya. "Jadi kalian harus benar-benar menjaga kesehatan tubuh, dan cukup istirahat. Ini sangat penting, apa lagi tugas kelompok insektarium kalian sudah harus dikumpulkan Senin depan!"

Niko terkejut mendengar penjelesan gurunya itu. "Tapi anggota kelompok kami, Wini dan Naomi masih sakit. Gimana pak?"

"Ya mereka harus membuat tugas susulan. Buat kalian berdua, harus tetap melanjutkan tugas dan mengumpulkannya di hari Senin depan. Nggak bisa kembali lagi ke jadwal sebelumnya!" jelas Pak Bas, menatap tajam ke arah Niko dan Timi.

"Ingat ya, nilai tugas Biologi kalian yang lalu sudah jelek. Maka kali ini kalian harus memperbaikinya! Sanggup?"

Memperbaiki nilai? Mencari serangga saja-pun belum mulai, apa lagi mengerjakan tugasnya. Dalam waktu beberapa hari lagi, apa yang bisa mereka perbuat? Siapa lagi yang harus mereka mintakan bantuan??

Spontan semua teman-teman sekelasnya menengok ke arah mereka berdua - termasuk Bela. Entah apa yang di dalam benak mereka. Namun yang pasti, tatapan teman-temannya itu ikut menambah tekanan terhadap Niko dan Timi!

"S-sanggup pak." jawab Niko dengan terpaksa, sambil menelan ludah. Tanpa sadar, siku Timi menyenggol Niko – seolah mengingatkan: Ada masalah, menanti di hadapan mereka!

                                                                                           *****

RAHASIA LASKAR DARAH PUTIHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang