"HIDUP ZACUNTAA! HIDUP ZACUNTAA! ZACUNTA BANGKIIT!"
Yel-yel kemenangan terus berkumandang di lokasi peperangan. Dengan penuh semangat pasukan Virus berteriak-teriak memproklamirkan kemenangannya atas pasukan Neutrofil, sambil mengelu-elukan pimpinan tertinggi mereka, Jendral Zagoth!
Sang jendral berdiri di tengah-tengah, mengacungkan tangannya seolah men-dirigen alunan yel-yel pasukannya. "Inilah saat-saat yang dinantikan lebih dari ribuan tahun silam! Setiap dari kita di sini adalah saksi dari hari yang paling bersejarah, kebangkitan bangsa Jrogh! Pemersatu semesta mikrobaa!"
"Hidup Zacuntaa! Hidup Zacuntaa!" Prajurit-prajurit kembali meneriakkan yel-yel dengan penuh semangatnya. Mereka begitu larut dalam suasana hingga tidak mempedulikan lagi para lawannya yang sebentar lagi akan mereka eksekusi.Di mana Kron dan anak buahnya?
Mereka duduk melingkar, saling membelakangi dengan tangan terikat ke belakang. Wajah mereka pun terlihat lemas tidak berdaya, pasrah menunggu nasib. Kron yang berada di antara mereka bahkan terlihat tidak sadarkan diri. Wajahnya lebam, penuh dengan luka goresan. Entah sudah berapa lama tubuhnya habis dibantai Zagoth dan para prajuritnya. Zagoth sendiri sudah tidak memperhatikannya. Dirinya benar-benar tenggelam dalam perayaan kemenangan perang!
Di tengah luapan kegembiraan, tiba-tiba cahaya yang sangat terang berwarna-warni muncul mengelilingi mereka. Jendral Zagoth dan para prajuritnya pun terkejut dan heran memperhatikannya: Apakah ini bagian dari perayaan mereka? Kembang api-kah itu?
Jelas bukan!
Naluri Zagoth pun terusik: Ada sesuatu yang tidak beres. Ditengoknya pasukan Kron yang jadi tawanannya tadi: Mereka sudah menghilang! Ke mana mereka?
Para prajuritnya nampak bingung memandangi tali ikatan para prajurit Neutrofil tergeletak di hadapan mereka.
"Jangan diam saja! Cari merekaa!" teriak Zagoth mulai cemas.
"Kami di sini."
Zagoth dan anak buahnya langsung membalikkan badan: Kron dan para prajuritnya sudah berdiri dengan tegap di hadapannya. Energi cahaya berwarna-warni tadi nampak masuk ke dalam tubuh mereka.
"Bola Kristal Emas?" ujar Zagoth kaget.
Kron hanya tersenyum. Diangkatnya pedang yang tadi sempat terpental dari tangannya, tinggi-tinggi, memberi aba-aba pasukannya untuk menyerang balik: "Serbuuu!"
Ram, Zeth, dan prajurit Neurtrofil lainnya langsung menyerang balik prajurit-prajurit virus. Dengan bentuk fisiknya yang jauh lebih besar, anak buah Kron ini sudah membuat gentar para musuhnya. Apalagi sekarang mereka bergerak maju dengan kekuatan penuh! Pasukan virus pun dibuatnya lari berterbangan.
Tiba-tiba dari arah berlawanan, Gorth, prajurit makrofag, muncul menghadang dan langsung melahap mereka! Begitulah cara makrofag menumpas mangsa-mangsanya dengan ukuran mulutnya yang sedemikian besar. Sebagian Virus yang berhasil melarikan diri, langsung 'disambut' oleh prajurit makrofag lainnya. Energi dari bola kristal emas yang terpancar itu ternyata memberi kekuatan baru bagi pasukan darah putih lainnya - termasuk Makrofag.
"TIDAAAK!" Jendral Zagoth berteriak panic menyaksikan pasukannya kocar-kacir. Tubuhnya yang kecil mencoba melompat dan lari, menghindari Kron yang berada di hadapannya.
"Mau ke mana?" tangan Kron yang jauh lebih sigap, menangkap tubuhnya. Zagoth pun akhirnya terduduk lemas, menahan tubuh mungilnya yang kesakitan oleh remasan tangan Kron.
"Horee! Kita menaang! Kita berhasil!" teriak Tuto yang tiba di lokasi bersama Timi dan Niko. Mereka akhirnya kembali bergabung dengan Kron dan pasukannya. Ketiganya juga nampak sangat antusias mengetahui kekuatan Kron dan seluruh pasukannya kembali pulih. Panglima Kron pun nampak gembira melihat Niko dan Timi, beserta Tuto kembali.
"Kami segera menumpas habis semua sisa pasukan Virus, beserta generasi mereka yang sudah menjadi Virion di seluruh jaringan." jelasnya.
"Mantaaap!" teriak Timi spontan.
"Di mana Zagoth?" tanya Niko
"Sudah kita lumpuhkan." jawab Kron, menunjukkan tempat di mana tadi Zagoth berada. Namun dia sudah tidak berada di situ lagi.
"Ke mana dia?" tanya Zeth terkejut.
"Jangan lolos! Kejar dia!" perintah Kron.
Dari kejauhan Zagoth terlihat berhasil melarikan diri bersama sisa-sisa prajuritnya.
Belum pasukan Kron bergerak, sebuah tembakan mengenai mereka. Tembakan tunggal tesebut langsung merubah tubuh mereka jadi cairan berwarna putih. Tubuh mereka ternyata melebur jadi nanah! Tembakan jitu itu ternyata berasal dari laskar tentara Brago yang berhasil menembakkan immunoglobulin ke Jendral Zagoth dan pasukannya!
"Kita berhasil Kron!" Brago berdiri di belakang pasukannya, didampingi Toraz yang berada dibelakangnya. Prajurit Makrofag pun ikut bergabung.
"Hebat! Bagaimana kalian akhirnya bisa mengeluarkan immunoglobulin secepat itu?" tanya Kron heran.
"Kami (limfosit B) sudah mempelajari Zagoth dan pasukannya. Ternyata mereka belum bermutasi diri, sehingga kami masih bisa menggunakan senjata immunoglobulin yang sama dengan karakteristik lawan sebelumnya!"
"Bagus! Mulai sekarang Laskar Darah Putih kembali bertugas dengan kekuatan penuh!"
Perkataan Kron langsung disambut sorakan riuh rendah seluruh pasukan Darah Putih.
"Tapi bagaimana bola-bola Kristal emas itu akhirnya bisa kembali memancarkan energi?" tanya Kron melihat ke arah Tuto, Niko dan Timi.
"Ceritanya panjang. Kami akan jelaskan nanti," jawab Tuto sambil melirik ke Niko dan Timi. Mereka berdua hanya ikut tersenyum.
*****
KAMU SEDANG MEMBACA
RAHASIA LASKAR DARAH PUTIH
FantasiBenarkah COVID 19 merupakan aksi pembalasan dari Jendral Zagoth? Simak lagi kata-katanya! "Virion adalah batalion virus baru yang dihasilkan dari proses duplikasi tadi. Mereka siap meng-akuisisi jaringan lain di sekitarnya. Ayo, ikut aku!" ajak Jend...