17. Misi Bunuh Diri!

3 0 0
                                    

"Tembak terus! Jangan sampe lepas!" 

Zagoth terus menyemangati anak buahnya mengejar kedua kendaraan wiglo yang dikemudikan Ram dan Zeth.  Beberapa kali Niko, yang berada di satu kendaraan bersama Ram dan Kron menengok ke arah belakang, memperhatikan pasukan Zagoth yang semakin mendekat.

"Kron, mengapa kita tidak membalas serangan mereka?"

"Kita sudah kehabisan tenaga untuk membalas!" jelas Kron.

Tidak butuh waktu lama, satu tembakan akhirnya bersarang tepat di bagian belakang Wiglo yang dikendarai Zeth dan Tuto. Pesawat mereka pun terbakar hebat dan akhirnya jatuh!

"Tutooo!" teriak Timi histeris, menyaksikan kejadian tersebut. Melihat rekannya jatuh tertembak, Ram pun mulai kehilangan konstentrasi, tidak memperhatikan beberapa tembakan Virus lainnya yang mengarah ke kendaraannya.

B-A-A-N-G!!

Mereka pun akhirnya bernasib sama: Salah satu tembakan Virus menyerempet sisi lambung Wiglo hingga oleng, lalu akhirnya menabrak dinding pembuluh darah. Semua penumpang, termasuk anak-anak jatuh terpental! Posisi mereka pun terpencar. Kron jatuh di samping Ram, sedangkan Niko dan Timi berada di dekat pesawat Wiglo mereka yang jatuh.

Prajurit-prajurit Virus berteriak gembira melihat semua lawan-nya berhasil dijatuhkan. Mereka langsung menurunkan Jendral Zagoth dari keretanya, dekat lokasi jatuhnya Wiglo tersebut. Setelah turun dari keretanya, dilepasnya jubah ungunya, kemudian berjalan perlahan mendekati Kron yang tergolek lemah. Senyumnya yang licik, penuh kemenangan menghiasi wajahnya yang ceria.

Sampai di depan Kron, langkahnya pun berhenti. Tubuhnya yang pendek, berdiri dengan tegap, membiarkan Kron yang berbadan kekar itu terbaring tepat di hadapannya. Tubuhnya menggeliat, lalu berputar mengarah ke hadapan rivalnya, Jendral Zagoth.

"Zagoth_" sapa Kron lirih.

Zagoth tidak menjawab. Sambil melipat kedua tangannya ke belakang, diamatinya Kron - seolah menikmati pemandangan tersebut. Ya, sebuah pemandangan yang sangat tragis! Kemudian pandangannya dialihkan ke atas, seakan menerawang jauh.

"Hmm...Menarik. Pemandangan ini mengingatkanku lagi pada apa ya? Ayo Kron, bantu aku."

Ingatkah Kron? Ingatkah dia ketika kaki kecilnya pernah menjegal Virus kecil itu? Ah, Zagoth tidak butuh bantuan Kron untuk mengingatnya. Dia hanya butuh dendamnya yang terkubur lama itu terlampiaskan! Ini akan menjadi momen terindah bagi Jendral Zagoth.

"Ooh, kejadian itu... Hanya kali ini kita bertukar posisi ya. Maaf jika harus berakhir seperti ini," kata Zagoth puas.

"Selamat jalan Kron, ... Suh!"

Kron pun berusaha mengangkat tubuhnya yang lemah itu. Berlarikah dia seperti Zagoth dulu? Tidak! Sebaliknya dia bangkit, mengaktifkan topeng pelindungnya, lalu menghujamkan pedangnya ke arah Zagoth yang berada di hadapannya.

Namun hujaman pedang dari tangan Kron yang lemah itu ditangkap oleh tangan kiri Zagoth yang kecil itu dengan mudahnya, sedangkan tangan kanannya menghantam dada Kron hingga terpental jauh ke belakang. Pedangnya pun terlepas dari tangannya.

Dengan tawa penuh kemenangan, Zagoth kembali mendekati tubuh Kron yang terkulai lemah. "Zacunta bangkit! Zacunta bangkit!" teriak Zagoth penuh semangat sambil kembali menghujam pukulan mematikan ke arah Kron. Teriakan Zagoth disambut sorakan prajuritnya yang tidak kalah seru:

.

"ZACUNTA! DEMI ZACUNTA! DEMI ZACUNTAA! Mereka pun ikut menghajar Zeth dan Ram yang juga sudah terlulai lemah, kehabisan tenaga. Peperangan berjalan tidak seimbang!

RAHASIA LASKAR DARAH PUTIHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang