pre(se)kuel

9.5K 518 15
                                    

"ya Baek?"

"Minho, bisakah kau menjemputku?"

Minho terdiam, mendengar suara bergetar Baekhyun seakan menjawab semua pertanyaannya.

.

"Apa yang terjadi?"

Baekhyun memandang kosong ke gelas minuman yang tak berkurang sedikitpun sejak 15 menit mereka duduk diam di cafe ini.

Baekhyun mengangkat kepalanya, menatap seseorang yang selalu ada untuknya "bagaimana China? Minie masih disana?"

"Dia akan kembali tak lama lagi" kata Minho sambil tersenyum tipis.

"Aku pergi hyung"

"Aku.aku.aku menyerahkan cintaku" Baekhyun terisak dengan kedua telapak tangan yang menutupi wajahnya yang menunduk.

Minho stagna, dia tau ini akan terjadi. Tapi kenapa secepat ini?

"Kita bisa pergi ke China Baek"

"Aku tidak tau" hiks

Minho beralih untuk memeluk namja mungil ini dan kini Baekhyun terisak dalam pelukannya.

"Tak apa, aku tau dia pasti akan menyesal cepat atau lambat"

Baekhyun terus terisak hingga tidak ada kata yang dapat dia suarakan.

"Tenanglah, kasian aegi dia pasti sedih jika kau juga sedih seperti ini"

Baekhyun membawa tangannya keperutnya yang mulai membuncit "maafkan appa sayang"

Setelah Baekhyun agak tenang, Minho melepaskan pelukannya "apa kau sudah membuat keputusan?"

"Aku akan menunggunya"

.

Baekhyun tau dia bodoh, sangat bodoh.

Setiap hari selama seminggu terakhir dia selalu kesini, ketempat kenangan mereka berdua. Diatas bukit dibelakang sekolahnya.

Menikmati sore dengan hembusan angin yang seakan membisikan rindu darinya untuk seseorang yang jauh disana.

"Aku merindukanmu"

Baekhyun tak lagi menangis, karena dia tau, tugasnya sekarang bukan itu. Dia hanya harus lebih bersabar dan lebih kuat bersama buah hatinya menanti seseorang yang sangat mereka cintai.

Dan Baekhyun percaya, apa yang sudah menjadi miliknya, kemanapun dia pergi akan kembali padanya.

.
.

Tanpa kehadiran malaikat mungilnya dia merasa hidupnya benar-benar hampa. Semuanya terasa kosong dan apa yang dia kerjakan seakan tidak berarti apa-apa.

Dia merasa ada yang kurang dalam jiwanya, dalam hatinya, dan dalam hari-harinya.

Dia merasa, alasan dia untuk bernapas tidak ada lagi, hingga dia selalu menghela napas banyak disetiap harinya.

Dadanya sesak dan kini hari-harinya hanya ada suara seseorang yang dia kira akan membawa hembusan kedamaian dalam hidupnya tapi ternyata dia merasa marah, kecewa, dan hidup tanpa jiwa.

Dia kehilangan semangatnya

"Chan, aku ingin masakan Italia"

Chanyeol mengalihkan tatapannya pada seseorang yang kini menemaninya, tapi kenapa dia merasa kesepian?

Chanyeol mengeluarkan kartu kreditnya tanpa suara berarti hingga wanita itu pergi dari hadapannya.

Chanyeol menatap kosong ke depan, dia memang banyak melamun akhir-akhir ini yang mana dalam setiap lamunannya akan ada seorang namja manis yang selalu mondar-mandir dihadapannya, seakan itu memang kebiasaan namja mungil itu.

BESIDE YOU (chanbaek)✔️ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang