2. Ruang Kesehatan

176K 2.6K 586
                                    

no vote. no komen. no lanjut.

aku akan sangat menghargai kalau kalian berkomentar tentang cerita ini, bukan cuma komen 'NEXT' atau 'LANJUT' aja




.

Suasana di pinggir lapangan basket hari ini terlihat sedikit berbeda dari biasanya. Terlihat lebih ramai dan ya, lebih banyak gadis-gadis disana.

Tidak heran semua itu terjadi. Tadi di lapangan baru saja ada pertandingan kecil antara Hanan dan teman-temannya. Jadi ya, jelas saja gadis-gadis banyak berkumpul disana. Mereka tidak akan melewatkan kesempatan untuk menonton pertandingan itu.

"Eh lusa liburan yuk," usul Raehan mengelap keringat yang ada di dahinya. Pemuda itu menoleh kearah Hanan dan yang lainnya.

"Boleh tuh, lumayan kan kita libur 2 minggu. Bisa buat refreshing, sumpek idup gue. Skripsi suruh revisi mulu.." sahut Rio.

Yohan tertawa. "Ye lo mah emang kagak serius Yo bikin skripsinya. Jelas lah ditolak terus, suruh revisi.." kata pemuda itu.

"Jadi gimana, liburan beneran nih kita?" tanya Juan.

"Ya kalo gue mah ya hayuk meluncur aja," jawab Deo.

"Nan gimana? Liburan nih kita?" tanya Rio menoleh pada Hanan.

Hanan yang sedang bermain game meletakkan ponselnya dan menoleh.

"Ya kalo gue mah ayo aja, asal tempatnya udah jelas.." jawab Hanan.

Juan langsung menoleh pada Rio. "Ke pantai aja, terus nginep di villa punya bapaknya si Rio.." usulnya.

Rio mendengus. "Gue lagi-gue lagi, emang ya lo pada.."

"Gapapa kali Yo. Kita bayar kok, setengah harga tapi. Sama temen lah. Lagian kan bapak lo pernah ngomong kalo kita boleh kesana kapan aja," sahut Raehan.

"Ye sorry gue kan gak sebaek bapak gue. Ya diskon 30% lah. Enak aja cuma bayar setengah harga. Bangkrut yang ada bapak gue entar," kata pemuda itu sewot.

Deo berdecak. "Elah Yo, villa bapak lo banyak. Gak bakal bangkrut lah.."

Rio menggeleng. "Diskon 30% atau gak sama sekali."

"Pelit dasar lo. Sama temen sendiri juga," kata Yohan.

"Bodo amat."

"Udah deh jangan kayak orang miskin. Tinggal bayar juga," sahut Juan.

Rio mengangguk. "Bener tuh,"

"Yaudah-yaudah. Kapan nih berangkat?" tanya Yohan.

"Lusa aja. Eh iya, ajak cewek-cewek juga biar makin rame.." usul Juan.

Raehan dan Rio langsung menoleh pada Hanan.

"Ajak Chacha juga Nan, biar dia ngajak temen-temennya..." kata Rio.

Hanan menoleh dan mengangguk.

Juan tiba-tiba berdiri. "Yaudah deh, ayang udah WA minta dianterin pulang. Gue duluan ya gaes," kata pemuda itu mengambil tasnya.

"Bucin dasar!" kata Yohan.

Juan menoleh sebentar. "JONES GAK LAKU DASAR!" balasnya dan kembali berjalan.

Rio dan yang lain langsung tertawa, sedangkan Yohan mendengus kesal.

"Eh Nan, itu kan Chacha. Sama Irvan tuh.." kata Rio menyenggol lengan Hanan. Menunjuk kearah koridor dimana Chacha tengah berjalan bersama Irvan.

Ena 18+ | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang