24. Serius?

38.9K 1.3K 479
                                    

no vote. no komen. no lanjut.

aku akan sangat menghargai kalau kalian berkomentar tentang cerita ini, bukan cuma komen 'NEXT' atau 'LANJUT' aja

.

.

"Kita ke rumah lo?" tanya Hanan menatap Chacha yang ada di sebelahnya.

Mereka sedang dalam perjalanan menuju ke food festival yang tak jauh dari rumah Chacha. Dan karena kemarin gadis itu bilang bahwa dia merindukan ayahnya, maka Hanan berencana akan mengajak Chacha mampir dulu.

"Iya. Gue udah bilang sama mama. Kita disuruh kesana. Mampir dulu.." jawab Chacha.

Hanan mengangguk. Pemuda itu berbelok dan memasuki kompleks perumahan Chacha. Begitu sampai di rumah Chacha, Hanan memasukkan mobilnya. Setelahnya pemuda itu keluar dari mobil dan mengikuti Chacha yang sudah berlari memasuki rumahnya.

Hanan menggelengkan kepala pelan melihat Chacha yang sudah memeluk Om Bima di ruang tamu. Pemuda itu berjalan menghampiri Tante Renata dan mencium tangan mama mertuanya tersebut.

"Apa kabar Ma?" tanya Hanan menatap Tante Renata.

"Baik, kamu sama Chacha? Gak kabur-kaburan lagi kan? Gak berantem lagi kan?"

Hanan yang baru saja duduk seteah mencium tangan Om Bima menggeleng. "Enggak kok Ma,"

"Awas aja kalo sampe ada kejadian kabur-kaburan lagi. Kamu Hanan, Papa pukul. Chacha juga, gak Papa kasih kalo minta hadiah.." kata Om Bima menatap Hanan dan Chacha.

Chacha yang ada di samping pria itu mengerucutkan bibir. "Papa ih, enggak kok. Chacha gak gitu lagi."

"Yaudah, kalian mandi dulu. Kalo udah kita makan. Kalian nanti sore mau ke food festival kan?"

Chacha mengangguk. "Iya Ma, kata Hanan nanti Chacha bisa beli apa aja yang Chacha mau.." jawab Chacha.

Hanan yang mendengar itu menghela nafas pasrah. Om Bima yang mendengarnya menoleh. Pria itu menepuk bahu Hanan.

"Sabar ya, istri kamu kalo soal makanan emang gak bisa dikontrol. Makannya banyak,"

Hanan mengangguk. "Iya Pa, Hanan udah tau kok. Chacha emang makannya banyak.."

"Bagus deh kalo kamu udah ngerti. Yaudah sana mandi dulu kalian," kata Om Bima.

Hanan berdiri dan menoleh pada Chacha. "Mandi dulu Cha, jangan jorok. Tadi pagi lo belum mandi," kata Hanan.

Tante Renata langsung menoleh. "Chacha, kamu gak mandi?"

Chacha nyengir dan menggeleng. "Males Ma, lagian kan mending mandi disini..." jawabnya.

"Kamu tuh jorok banget sih, udah punya suami masih aja jorok. Dasar.."

Chacha mengerucutkan bibir sebal. "Ih Mama, gapapa kali. Hanan udah biasa. Yang penting kan Chacha cuci muka, gak bau iler.."

Tante Renata menggelengkan kepala pelan. "Dasar kamu, yaudah sana mandi."

Chacha mengangguk. Dia langsung menarik tangan Hanan dan naik ke kamarnya. Gadis itu menaruh tas kecilnya keatas meja dan lagsung menjatuhkan diri diatas kasur.

"Kangen banget sama kasur kesayangan gue..." kata Chacha mengusap-usap permukaan kasurnya sambil memejamkan mata.

Hanan melepas jaketnya dan menatap Chacha. "Mandi dulu Cha, jangan jorok." kata pemuda itu.

Ena 18+ | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang