Ena 18+ | END

27. Gimana?

no vote. no komen. no lanjut.

aku akan sangat menghargai kalau kalian berkomentar tentang cerita ini, bukan cuma komen 'NEXT' atau 'LANJUT' aja

.

.

.

.

.

Hanan mengerjabkan matanya beberapa kali. Pemuda itu menoleh dan mendapati Chacha yang masih tertidur di sampingnya.

Hanan melihat jam yang ada diatas nakas. Ah, jam 10. Sepertinya mereka tertidur terlalu lama.

"Cha, Chacha bangun..." kata Hanan sambil mengoyangkan lengan Chacha pelan.

"Tck, masih ngantuk." sahut Chacha menepis tangan Hanan dari lengannya.

"Lo gak laper? Udah siang ini," kata Hanan sambil memainkan pipi Chacha.

Chacha dengan malas membuka matanya. Gadis itu menatap Hanan.

"Masih pengen tidur," sahut Chacha.

Hanan menarik hidung Chacha pelan. "Gak mau makan? Gak mau mandi?"

Chacha menggeleng. "Entar aja,"

"Beneran?" tanya Hanan.

"Iyaaa Hanan.."

"Oke, kalo gitu gue mandi duluan."

"Yaudah sana," kata Chacha sambil mendorong dada Hanan.

"Morning kiss dong,"

Chacha berdecak, "Ish apaan. Enggak. Lo belum sikat gigi. Bau..."

"Lo juga belom sikat gigi, sama kan? Udah cepetan." kata Hanan memajukan bibirnya.

"Ish gak mau."

Hanan berdecak kesal. Pemuda itu langsung menahan kepala Chacha dan mencium bibirnya.

"Ih udah ah. Sana!" kata Chacha mendorong Hanan. Gadis itu langsung membalikkan badannya dan menarik selimut.

Hanan yang melihatnya menghela nafas. Pemuda itu bangun dan mengambil celana pendeknya yang tergeletak disamping ranjang. Hanan pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Setelahnya dia langsung ke dapur.

Pemuda itu membuat telur dadar untuk sarapan. Dia juga membuatkan susu untuk Chacha. Setelah semua selesai, Hanan kembali ke kamarnya. Pemuda itu menggeleng melihat Chacha yang masih bergelung di dalam selimut.

Hm, sepertinya Chacha kelelahan karena kegiatan mereka semalam.

"Cha bangun, udah siang. Ayo makan  dulu.." kata Hanan menepuk-nepuk pipi Chacha pelan.