0.0

198 29 142
                                    

WIJAYA merupakan bagian dari challenge #ngabuburead yang diselenggarakan oleh FanficIndonesia

WIJAYA update jam 16.00-17.00 WIB setiap hari. Selamat membaca!

Love, Adra.

.✫*゚・゚。.★.*。・゚✫*.

Ada banyak alasan untuk melepas Brandon Fathan Wijaya bagi seorang Nur Chanaya.

Seperti; lelaki jenis Brandon sangat sulit ditemukan di dunia. Cowok tegas, penuh tanggung jawab, sayang orangtua, berbakat di bidang seni, akademik, dan jasmani, ramah, murah senyum, penyayang--mulut Chanaya bisa berbusa jika daftar ini terus ia jabarkan. Bagi Chanaya, Brandon terlalu sempurna.

Saking terlalu sempurna, gadis berkulit sawo matang yang tubuhnya tak bisa dibilang ramping itu minder setengah mampus. Mindernya pun beralasan, kok. Setiap ia berjalan beriringan dengan orang yang ia sebut Mas Brandon, semua pasang mata tertuju padanya.

Dibanding Brandon, rupa Chanaya terbanting jauh. Kayak pince charming dipasangin sama Gus si tikus, enggak masuk akal, kan?

Dibilang kisah klise romantispun tak masuk akal bagi Chanaya. Jalan ceritanyanya dengan Brandon jauh dari cerita protaginis menye.

Dimana di kisah tipikal biasa--gadis yang tak populer dan cowok populer jadian, semua mulus-mulus aja. Pada akhirnya sang protagonis perempuan akhirnya dihargai, diakui kecantikannya oleh orang sekitar, lugu, dan diajak pacaran mau-mau aja. 

Duh, boro-boro dihargai. Diolok-olok sama fans-fans Mas Brandon mah iya.

Chanaya tahu persis ia tak cocok menjadi tokoh protagonis. Dia enggak cantik, kulitnya gelap, rambutnya keriting, dan kadang jidatnya beruntusan. Udah gitu sering dikatain lebih cocok jadi bibinya Brandon, pula.

Brandon sendiri juga berpikir Chanaya jauh dari tipikal sifat gadis yang diidam-idamkan laki-laki di Tanggerang Raya. Chanaya keras kepala, ngambekan, enggak percaya diri dan ngunci diri dari semua orang kalau merasa disakiti.

Tapi Brandon tak pernah keberatan. Dia enggak keberatan mengejar Chanaya sampai kakinya lecet sana-sini, hanya untuk gadis itu kembali ke pelukannya kembali. 

Bagi Brandon, Chanaya patut diperjuangkan--mau gadis itu berpikir bahwa ia tak pantas--Brandon tak peduli. 

Seperti saat ini.

Brandon berada di atas motor, mengendarainya dengan laju pelan untuk mengikuti langkah kaki Chanaya yang enggak berhenti-berhenti sedari tadi. Chanaya ngambek, enggak mau naik, padahal Brandon udah jauh-jauh kesini.

"Channel, ei! Masnya dicuekin loh.." bujuk Brandon. Kaca helmnya sedikit ia tahan ke atas agar Chanaya bisa melihat wajah memohonnya sepenuhnya. "Kasian kaki kamu pegel. Mau jalan nyampe indomaret? Nanti kamu kalo kurus enggak bisa dipeluk lagi, loh!"

"Bodoamat! Sana pulang sama Neta! Cocok tuh sama lo, sama-sama most wanted!" api Chanaya tak kunjung padam. Matanya berkaca-kaca, namun ia berusaha sebisa mungkin agar air matanya tak membasahi pipi.

Brandon menghela napas panjang. Tepat saat itu juga ia matikan motornya dan membuka helm, turun,  lalu mengejar langkah kaki puannya. Karena laju Chanaya cenderung lamban, Brandon punya cukup waktu untuk menghalangi jalan gadis tersebut.

"Gue mau pulang, Brandon."

"Loh, panggilan Masnya mana?"

"Kalo gue enggak manggil lo Mas, berarti gue lagi marah banget sama lo!"

WIJAYA - prettymuch series (DISCONTINUED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang