0.3

69 19 91
                                    

★彡

"Tuhan tuh nyiptain cogan buat apa, ya?"

Dua hari setelah kejadian acara penolakan Brandon Wijaya oleh Ammie Alatas, suasana SMP Global Perkasa kembali ke semula. Sudah tak ada lagi cuap orang-orang yang membisikkan nama Ammie atau Brandon dimana-mana.

Seolah-olah usai penampilan Band L.O.U.D kemarin tak ada yang dipermalukan. Yang diingat hanya fakta bahwa Rizki dan Ammie jadian.

Sebagai seorang sahabat yang baik, Chanaya langsung mengekspresikan kekecawannya terhadap sang gadis berhidung mancung tersebut kemarin. Ammie malah menganggap kritikan Chanaya enteng.

Katanya, "Sekali ini doang, Na, suer! Enggak lagi-lagi deh, janji. Inikan cuman buat Rizki."

Chanaya juga enggak bisa ngomelin Ammie dan bilang dia enggak bisa dimaafin karena--ya, disini kan bukan dia yang dirugikan.

Kini kedua pasang sahabat itu sedang menjalani rutinitas biasa mereka di jam istirahat pertama. Ammie yang sibuk melahap dua plastik gorengan, dan Chanaya yang asik membaca satu buku novel tebal tanpa makan apa-apa.

"Mm, Apa na?" tanya ulang Ammie, tadi pendengarannya siur. Matanya ia lepas dari layar instagram untuk menatap wajah chubby Chanaya dari samping.

"Cogan itu diciptain buat apa, sih? Cuman buat cewek-cewek jelek stress?"

Ammie sadar akan wajah Chanaya yang mengkerut seiring matanya membaca deretan kata di dalam buku. Pertanyaan Chanaya cukup lucu, jadi ia sedikit tertawa. "Enggak tau. Tanya aja, gih."

"Tanya siapa?"

"Tanya Kak Brandon yang paling ganteng sejagat raya."

Mendengar nama 'Brandon' dan 'ganteng' dalam satu kalimat, Chanaya sontak menutup novelnya dramatis. Ia menatap Ammie kesal. "Mi.."

"Iya-iyaa! Enggak!"

Chanaya mendengus. Novel yang tadi ia baca ia taruh ke kolong meja, lalu ia meraih botol minum berisi infus water dari dalam tas. Segera Chanaya menenggaknya.

"Enak apa?" komentar  Ammie. Ia memandang aneh timun dan potongan buah stroberi di dalam botol minum Chanaya. "Gue mana bisa minum begituan."

"Yaiya, lo mah enggak perlu."

"Hehe."

Demi turun dua puluh kilo dan glow up sebelum masuk SMA, Chanaya rela mempunyai pola makan berbeda dari siswa-siswi Global Perkasa pada umumnya. Capek banget, sih. Kadang ia iri dengan Ammie yang bisa makan ngasal tanpa memengaruhi berat badan sama sekali.

Mungkin Ammie udah ditakdirkan buat jadi sempurna dan dipuji dari tiap sisi. Mungkin Chanaya juga ditakdirkan sebagai the-less-attractive sidekick.

Entahlah, Chanaya pasrah aja.

BRAK

Romeo datang-datang menggebrak meja. Lamunan gadis yang rambutnya dikuncir kuda itu sontak buyar.

"ROM!"

Ia mencengir. "Halo, Na." Lalu, ia beralih ke Ammie, tersenyum tipis. "Mi."

Ammie membalas senyuman Romeo secara singkat. Malah, Ammie bangkit dari kursi.

"Gue dipanggil Rizki di depan. Bentar ya." Bohongnya.

Dengan langkah ceria Ammie meninggalkan Chanaya dan Romeo berdua di kelas. Entah bagaimana cara berjalan pikiran Ammie. Emang kerjaannya ngeceng Romeo dan Chanaya dari dulu, padahal ia tahu persis kapal yang ia harapkan itu tak akan berlayar.

WIJAYA - prettymuch series (DISCONTINUED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang